Bagian 54 Mungkin

38.6K 3.2K 663
                                    

Sampai rumah Salsa langsung terlelap, sedangkan Juna masih harus mengerjakan tugas kantornya. Sesekali Juna melihat wajah lelap istrinya yang begitu damai. Salsa lebih cantik di kala diam. Hehe, karena Juna juga lebih leluasa meraih bibir mungil istrinya itu tanpa perlawanan.

"Udah tua tapi masih menggiurkan. Dasar istri saya." Kesekian kalinya Juna mengecup bibir Salsa.

Suara pintu diketuk dari luar. "Papi, udah tidur kah?" Ternyata anak perempuannya. Suaranya kecil sekali, tak seperti biasanya. Mungkin takut mengganggu Papi Maminya.

Juna melangkah mendekati pintu dan membukanya tanpa memberi jawaban sebelumnya. "Ada apa, Sayang? Kok belum tidur?" Juna mengelus surai lembut Sasa.

"Lampu kamar Sasa mati. Sasa gak berani."

"Terus? Eh jangan bilang lo mau tidur sama kita ya? Udah gede juga" Juna terkekeh melihat anak perempuannya cemberut. "Sama Abang mu sana."

"Maunya sama Mami."

"Yaelah, nanti Papi sama Mami mau anu, Sa."

"Anu apa?"

"Plis gak usah sok polos."

"Oh anu." Sepertinya Sasa mengerti apa yang dimaksud Papinya.

"Ngerti kan?"

Tak sesuai harapan. Ternyata yang ditanya hanya menggeleng pasrah. Lah tadi bilang, "oh anu" itu maksudnya apa?

"Mau buat adek, Sa, ya Tuhan."

"Mau buat lagi? Emang perut Mami muat ya?"

Juna menghela napasnya pasrah. "Masuk." Tentu saja terpaksa. Sedangkan Sasa yang baru saja diizinkan masuk itu terlihat sangat girang. Gadis itu langsung merangkak naik dan tidur di sebelah Maminya.

"Lah Papi tidur mana, Sa?"

"Sofa. Makasih, Pi. Sasa sayang Papi 3000." Dengan entengnya Sasa menjawab 'sofa'.

"Malam ini aja ya, Sa."

"Iya, Pi. Besok benerin lampu ku makanya. Oh ya, jangan buat adek terus ya, Pi. Sumpah kasihan Mami, berat tau."

"Sa, kamu nih polos beneran apa emang bego sih, Sa? Udah SMA loh, masa gak tau?" Juna heran dengan anaknya yang satu ini.

"Hehehe pura-pura bego aja, Pi. Biar Papi pusing. Selamat malam, Papi."

Nah kan, terbukti sudah. Memang dari awal, kedua anaknya, terutama yang satu ini mempunyai cita-cita membuat Papinya sendiri geregetan.

[]

Bughh!

Gadis remaja itu meringis kesakitan, kala tubuhnya jatuh menimpa lantai. Begitu pas dengan mimpinya, dia bermimpi jatuh dari ketinggian. Dan ya, saat membuka mata, dia sudah tergeletak mengenaskan di bawah ranjang. Sedangkan matanya menatap tajam pada sepasang manusia yang masih lelap dia atas sana.

Tunggu, sejak kapan Arjuna Megantara ada di atas ranjang? Tadi malam hanya ada Salsa dan Sasa.

"PAPIIIIIIII!!!!!!"

"Astaga dragon!" Juna kaget dan langsung bangun dengan gelagapan. Tak lama, matanya menemukan putri cantiknya duduk di lantai. "Eh kamu ngapain duduk di sana?"

"NGAPAIN PAPI TIDUR DI SANA? IH PAPI NYEBELIN!"

"Aduh kenapa sih? Masih pagi loh ini, udah ribut aja. Kenapa nak, sayang?" Salsa jadi ikut terbangun.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora