Malam Canggung

118K 6.2K 371
                                    

Acara sebesar itu akhirnya selesai sekitar jam enam sore, karena memang acaranya dari pagi. Salsa begitu letih seharian harus menerima jabatan tangan orang lain yang hampir semua kata-katanya sama, "selamat menempuh hidup baru ya? Selamat ya? Semoga langgeng ya? Semoga cepat dikaruniai anak ya? Apalah itulah." Semuanya seperti itu.

Salsa duduk diam di mobil suami barunya yang membawanya pulang dari gedung pernikahan. Salsa tak biasa menggunakan gaun sepanjang dan seribet ini, alhasil mau tidur saja rasanya sumpek banget.

"Kamu kalau mau tidur, tidur aja. Aku tau kamu capek banget. Nanti kalau sudah sampai, aku gendong ke dalam." Ucap Juna sembari terfokus menyetir, walau sering kali melirik istrinya di sampingnya.

"Kamu pikir aku bisa tidur dengan gaun seribet ini? Panjang banget." Salsa lurus menatap ke depan.

"Kalau ribet, copot aja." Tukas Juna enteng.

Salsa mendelik tajam pada Juna yang kini senyum-senyum di sampingnya. "Awas copot itu mata." Sepertinya Juna tau Salsa sedang menatap tajam padanya, walau Juna tak melihatnya sekalipun.

[]

Salsa merasakan mobil yang dinaikinya sedang berhenti, dan dia terbangun dari tidurnya. Salsa tidak tau kapan dia mulai terlelap, intinya sekarang yang dia rasakan adalah bingung. Mobil ini terparkir di halaman depan rumah yang begitu asing baginya. Salsa berusaha mencari mata Juna, dan kebetulan mata itu menatapnya lebih dulu. "Sudah bangun ternyata. Nggak turun?"

"I-i..ini rumah siapa?" Salsa bertanya kebingungan.

"Ini rumah kita, Sayang. Mulai sekarang kita tinggal berdua di sini. Ayah ngasih ini untuk hadiah pernikahan kita. Semoga kita bisa membina rumah tangga dengan baik di sini ya?" Juna beralih mengecup kening Salsa yang masih kebingungan.

Juna menuntun Salsa masuk ke dalam rumah baru mereka. Saat pintu terbuka, semua sudah rapi, tertata dengan begitu elegan dan menyegarkan mata saat memandang.

"Aku yang desain rumah ini. Kamu suka?" Salsa mengangguk saat Juna bertanya pendapatnya.

"Kamar aku?" Salsa mendongak, melihat wajah Juna di sampingnya.

"Kamar kita, Sayang."

Oh iya Salsa lupa, kini dia tak hanya berteman bantal dan guling. Dia punya guling bernyawa yang akan merebahkan tubuhnya dan bangun bersamanya setiap pagi. Dia ini punya suami.

"Bisakah satu malam ini aku tidur sendiri dulu?" Tanya Salsa sedikit gugup.

"Kenapa begitu? Kita kan sudah sah menjadi pasangan suami dan istri?" Juna menatap Salsa dengan tatapan aneh. Apa Salsa masih belum siap?

"Aku anu... Aku–"

"Kalau kamu belum siap, aku gak akan nyentuh kamu kok, yang penting kita tetap satu kamar."

Sepertinya Juna mengerti betul apa yang ada dalam pikiran Salsa. Istrinya itu belum siap untuk ritual. Tapi Juna anti yang namanya pemaksaan, dia mau sesuatu dilandasi dengan ketulusan.

Juna menarik Salsa menuju kamar mereka yang ada di lantai atas. Kamar yang didominasi dengan warna putih itu begitu luas dan menarik. Terdapat satu kasur yang begitu luas di ruangan itu. Tapi tempat pertama yang menarik perhatian Salsa pertama kali adalah balkon. Salsa berlari dengan gaun panjangnya menuju balkon kamar, dan itu membuat Juna khawatir. Kalau jatuh bagaimana?

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang