Sekutu

63.8K 4.2K 812
                                    

Salsa sudah tak sadarkan diri sebelum sampai rumah sakit. Sesampainya di lobi, Juna berteriak meminta tolong. Sedangkan Dimas santai saja sembari mengabari teman-teman di grup Line.

"Bapak, mohon maaf, ini bukan sinetron. Dimana saat Bapak teriak-teriak kami diam saja. Tolong jangan teriak-teriak, Pak. Kami akan menangani istri Bapak." Ucap seorang perawat.

Tubuh Salsa dibawa ke ruangan untuk ditangani oleh dokter kandungan. Saat Juna ingin masuk menemani istrinya, perawat itu lagi-lagi melarangnya.

"Maaf, Pak, kali ini sinetron benar. Bapak memang tidak diizinkan masuk. Silahkan tunggu di luar. Kami akan memeriksa istri bapak."

Juna duduk di depan ruangan Salsa dengan hati yang tak tenang. Juna terpikir lagi oleh Clara, wanita itu benar-benar minta dimutilasi.

"Dim, pokoknya gue gak mau sampai dokter bilang, maaf, Pak, kami sudah melakukan yang terbaik." Ucap Juna gelisah, sedangkan Dimas masih saja santai seperti sebelumnya.

"Ini bukan sinetron, Pak." Jawab Dimas.

"Lo ngeselin banget cuk. Sama kayak perawat tadi. Kalau aja gue gak respect, udah gue sumpel mulut perawat itu."

[]

Juna sedikit lega ketika dokter keluar ruangan dan mengatakan bahwa istri dan calon anaknya baik-baik saja. Dan kabar baiknya lagi, sewaktu dokter memeriksa kandungan istrinya, dokter mengetahui bahwa Salsa sedang mengandung bayi kembar.

Juna memandang wajah istrinya yang masih belum sadar, dia usap perlahan sampai akhirnya Salsa membuka matanya. Juna khawatir dan was-was, apa kalimat pertama yang akan muncul dari mulut istrinya. Semoga tidak menohok hatinya.

Lama Juna menunggu kalimat pertama itu muncul, tapi Salsa belum juga memberi tanda-tanda bahwa dia akan bicara. "Kamu gak mau ngomong sesuatu, Yang?" Dan pada akhirnya, Juna lah yang harus membuka pembicaraan.

"Gak penting." Nyatanya Salsa masih marah padanya. Kenapa di saat-saat seperti ini, sifat labilnya tidak muncul? Harusnya Salsa labil sekarang, harusnya dia melupakan kejadian sebelumnya, dan bermanja-manja lagi padanya.

"Dia mantanku, Yang. Aku gak tau, tiba-tiba dia datang ke kantor dan ngajak aku makan. Entah kenapa pula, aku bisa aja mau diajak makan sama dia. Aku nyesel, Yang, ternyata dia datang dengan motif lain. Dia mau rusak hubungan kita. Aku gak mau, Yang. Dia itu gila, aku udah bilang kalau aku udah punya kamu, tapi dia malah rela aku jadiin madu. Tapi aku gak mau menduakan kamu." Juna menggenggam tangan Salsa dan mengelusnya lembut.

"Aku tetap gak bisa terima."

"Iya aku tau, Yang. Itu pasti sakit banget buat kamu. Kamu boleh marah sama aku setelah ini, aku rela, karena aku udah jelasin semuanya. Seenggaknya aku pikir kamu udah tau apa yang terjadi. Satu yang aku minta dari kamu, jangan pernah pergi."

"Aku mau kamu ke luar." Pinta salsa pelan sambil memalingkan wajahnya.

"Baik. Oh ya, perlu kamu tau, aku bahagia, kamu baik-baik saja. Dan lagi, betapa senangnya aku ketika tau bahwa mereka baik-baik juga di dalam sini." Juna mengelus lembut perut Salsa yang mulai membesar.

"Mereka?"

Juna mengangguk, "iya. Dokter bilang, anak kita kembar."

"Oh."

"Oh aja, Yang?"

"Ke luar!"

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Where stories live. Discover now