NWIS 25

4K 463 25
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)

Welcome readers baru hihi

***

Jimin merebahkan dirinya diatas ranjang empuknya, pikiran berkecamuk memikirkan banyak hal yang mengganggunya akhir-akhir ini.

Matanya menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang, mengacak-acak rambutnya hingga berantakan seperti sarang burung.

Jimin masih fokus menatap langit-langit kamar sebelum suara pintu terbuka mengalihkan atensinya.

Jimin menoleh menatap yoongi yang muncul dari balik pintu, muka matenya itu terlihat lucu dengan sepasang mata indahnya yang menatap polos.

"Memikirkan apa?" Yoongi mendekat kearah sang alpha, mendudukkan dirinya disamping jimin yang tiduran.

"Aku khawatir dengan yeonjun" jimin merubah posisinya menjadi duduk, mengangkat sang mate agar duduk dipangkuannya. Membuat posisi yoongi sedikit lebih tinggi dari nya.

Kedua tangannya memeluk pinggang matenya, membenamkan mukanya didada omeganya.

Yoongi tersenyum, matenya ini adalah orang yang perhatian terhadap orang-orang yang disayangnya. Meskipun jimin terkadang menyebalkan hingga membuat yoongi ingin melemparnya ke jurang.

Yoongi merapikan rambut jimin yang berantakan, menangkup muka sang mate, membuatnya mendongak menatapnya.

"Aku juga khawatir sama yeonjun, tapi aku tau, soobin gak akan biarin siapapun nyakitin matenya, jadi kamu tenang aja oke? Kalau ada apa-apa nanti kita bantu mereka"

"Hm" jimin berdehem menganggapi, dirinya sedang sibuk mendusal didada yoongi seraya menghirup aroma manis matenya.

Yoongi hanya membiarkan saja matenya itu, asalkan tidak membuatnya bergadang hingga pagi, yoongi tidak masalah.

Bukannya dirinya tidak ingin, hanya saja dirinya ada quis besok, tidak mungkin kan jika dirinya tidak masuk besok?

Yoongi menatap jam yang menunjukkan waktu makan malam, menepuk pipi jimin yang hampir tertidur didadanya, membuat alphanya itu terbangun dengan mata yang setengah terbuka.

"Ayo bangun, ini sudah waktunya makan malam"

Jimin mengangguk, menurunkan yoongi dari pangkuannya seraya bergerak turun dari ranjang.

Jimin berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci mukanya, dirinya sudah mandi tadi.

Keluar kamar mandi, mendapati yoongi yang menunggunya didepan pintu. Jimin berjalan kearah sang mate yang menunggunya, merangkul pinggang matenya seraya membuka pintu kamar.

"Ayo"

***

Jeno menatap jaemin yang tengah fokus mengerjakan tugasnya, bukannya dia tidak mau membantu matenya itu, hanya saja dirinya tidak mengerti dengan materi mahasiswa kedokteran.

Melihatnya saja membuat otak jeno panas, apalagi jika mengerjakannya, sejak dulu dirinya memang tidak menyukai pelajaran ipa dan antek-anteknya itu, terlalu rumit, jeno tidak suka sesuatu yang terlalu rumit.

Jeno memang menyukai matematika tapi tidak menyukai kimia, menurutnya metematika itu mudah sedang kimia itu membuatnya pusing.

Aneh memang

Jaemin merenggangkan tubuhnya, dirinya sudah menyelesaikan tugasnya, berbalik kebelakang, mendapi kondisi ranjang yang berantakan.

Sungguh pemandangan yang luar biasa, bantal beserakan dimana-mana, ada yang dibawah ada yang juga yang disudut kamar.

Belum lagi dengan gundukan selimut yang ada ditengah-tengah ranjang itu, jaemin rasanya ingin menendangnya, pasti akan menghasilkan suara yang besar.

Jaemin menatap datar jeno yang menyembulkan kepalanya dari gulungan selimut, ingin rasanya jaemin mencakar wajah matenya itu, dirinya sudah merapikannya tadi dan dengan santainya jeno mengacak-acaknya kembali.

Jika saja jeno bukan matenya, mungkin sudah dari dulu jaemin menyuntiknya dengan nitrogen cair dan menenggelamkannya ke sungai.

Jaemin mendekat kearah jeno, dengan santai menarik seprai membuat jeno yang ada didalamnya menggelinding jatuh kebawah.

Memgabaikan jeno yang menggerutu kesal, jaemin membereskan kekacauan yang dibuat jeno, memunguti bantal yang berserakan dilantai dan menyusunnya seperti sebelumnya.

Menyenderkan tubuhnya dikepala ranjang setelah selesai merapikannya, jaemin menoleh, menatap jeno yang membuang muka darinya. Oh matenya itu sedang kesal rupanya.

Jaemin tersenyum, matenya ini lucu sekali jika sedang kesal, berbeda dengan saat dia dalam mode biasa, matenya itu akan terlihat sangat tampan dengan raut muka datarnya itu.

"Nono~"

Jeno melirik jaemin dari sudut matanya, omeganya itu menatap polos dirinya dengan binar disepasang matanya. Tapi tidak, jeno tidak akan terpengaruh!

Jeno mencoba mengabaikan jaemin yang merangkak kearahnya itu, dirinya tidak akan mudah luluh, lihat saja.

Jaemin naik kepangkuan matenya yang masih mencoba mengabaikannya itu, tersenyum gemas dengan tingkah jeno yang lucu menurutnya.

Tangannya melingkar dileher jeno, menatap polos matenya itu.

"Nono, kesal heum?"

Jeno tidak menjawab, sudah dibilang dirinya tidak akan mudah luluh, tapi kenapa begitu susah!

"Nono~" jaemin menangkup muka jeno dengan tangannya, matanya berkaca-kaca menatap jeno yang menatapnya balik.

Jeno menghela nafas, dimana kamerannya? Jeno mau menyerah saja. Percuma, dirinya tidak akan bisa marah kepada matenya ini.

Jeno memeluk jaemin erat, mengecupi muka matenya gemas.

"Nono sudah gak kesal kok, jadi sekarang ayo tidur, ini sudah malam"

Jaemin mengangguk setujuh, membiarkan jeno mengubah posisi mereka menjadi tiduran dengan jaemin dipelukannya.

Tbc.

Hey yo guys

Aing kembali hehehe

Hati-hati di part selanjutnya oke:)

Sorry gor typo

See you next time:)

[ 1 ] Not What It Seems and Dominant Alpha - Yeonbin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang