NWIS 53

2.4K 390 27
                                    

Thanks buat yang udah baca, vote and comment
Semoga suka:)

Dua orang anak kecil berlarian di sebuah bangunan kosong dengan berpegangan tangan, salah satunya menoleh kebelakang, mendapati setidaknya lima orang dewasa berpakaian formal yang mengejar mereka.

Ia kembali menoleh ke depan, memperhatikan cela yang dapat di gunakan untuk melumpuhkan kelimanya.

Yang lebih tua memutar otak untuk menghindari kejaran orang-orang dewasa itu. Ia berdecak, ketika tidak menemukan cara untuk menghindari kejaran orang-orang itu.

Kepalanya menoleh kesamping, dimana sang adik tengah berlari bersamanya. Ia menatap sendu adiknya yang terlihat kelelahan, mereka sudah berlari sejak satu jam yang lalu.

Entah kemana para bodyguard yang di tugaskan daddynya saat ini, ia akan membunuh para bodyguard tidak berguna itu setelah berhasil lepas dari kejaran orang-orang ini.

Keduanya serempak menghindar begitu menyadari dua timah panas yang mengincar kepala mereka. Keduanya menatap ke atas gedung, dan menemukan adanya dua orang snipper yang mengincar mereka dari dari sana.

Yang lebih muda mengatur nafasnya yang tersengal, menatap sang kakak yang tengah mengerahkan pistolnya ke arah atas gedung.

Ia tersenyum senang ketika bidikan kakaknya tepat sasaran, memilih mengeluarkan empat pisau kecil miliknya yang dia simpan di dalam saku celananya.

Yang lebih muda melirik ke arah belakang, memperhatikan lima orang dewasa yang masih berlarian ke arah mereka.

Ia melemparkan dua pisaunya yang mengenai dada kedua orang dewasa itu, yang lebih muda tersenyum puas, bangga dengan lemparannya yang tepat sasaran.

"Yeah, adek tepat sasaran!" Soraknya dengan suara kecil, ingat jika keduanya masih dalam persembunyian mereka.

Yang lebih tua tersenyum, gemas dengan kelakuan sang adik yang begitu imut dimatanya.

Tangannya terangkat, mengusap kepala adiknya sayang dengan kedua netra segelap malamnya yang menatap teduh.

"Adek pintar, nanti kalau kita bisa kabur dari mereka, kakak teruti apa yang adek mau" yang lebih tua mencubit gemas pipi adiknya.

"Serius kak? Kalau gitu kita harus bisa kebur dari mereka, biar adek bisa minta apa yang adek mau dari kakak" yang lebih muda menatap semangat kakaknya yang hanya terkekeh pelan melihatnya.

"Kekeke~ kamu ini ya, mau morotin kakak ya?"

"Iya dong, lagian uang kakak juga gak abis-abis, makanya biar adek aja yang ngabisi, jangan orang lain hehehe..." yang tebih muda ikut tertawa, melupakan sejenak keadaan mereka. Setidaknya biarkan mereka melalui moment ini dengan perasaan senang.

"Dasar! Ya udah nanti kamu abisin deh uang kakak, kalau berhasil kakak kasih kamu mainan kesayangan kakak"

"Mainan kesayangan kakak?" Yang lebih muda menatap berbinar kakaknya, dengan sepasang mata tajamnya yang membulat lucu.

"Iya, kamu mau kan??" Yang lebih tua mengangguk mengiyakan.

"Adek mau! Mau banget malahan!"

"Ya udah, kalau gitu ayo kita berusaha sama-sama, janji jangan pernah tinggalin kakak!"

"Janji!"

"Kakak sayang adek"

"Adek juga sayang kakak!"











































[ 1 ] Not What It Seems and Dominant Alpha - Yeonbin [ END ]Where stories live. Discover now