NWIS 48

2.4K 413 162
                                    

Thanks buat yang udah baca, vote and comment
Semoga suka:)

Seorang cowok memainkan sebuah belatih di tangan kanannya, ia mengayun-ayunkan belatih dengan ukiran bunga mawar di bagian gagangnya dengan tenang, tanpa takut jika belatih itu dapat melukai dirinya.

Cowok itu tersenyum, menatap polos seorang omega manis yang tangan dan kakinya terantai di sana. Ia berjalan mendekat, memainkan belatihnya di tubuh bagian atas omega manis itu.

Cowok itu menekan sedikit belatih miliknya, menciptakan sebuah goresan di perut omega manis itu.

Omega manis itu meringis ketika perutnya digores perlahan dengan sesuatu yang tajam. Matanya ditutupi oleh sebuah kain sejak dirinya terbangun dari pingsannya, membuatnya tidak bisa mengetahui siapa orang yang telah menculiknya saat ini.

"Kamu siapa? Apa maumu sialan?!" Omega manis itu memberontak, berusaha melepaskan diri walaupun itu percuma.

Cowok itu terkekeh pelan, matanya menyipit ketika dirinya tertawa. Ia memainkan belatihnya di lengan omega manis di hadapannya, menekannya sedikit membuat kulit putih omega itu mengalirkan darah segar.

Cowok itu tersenyum puas, menikmati rintihan sakit omega didepannya. Ia menekan belatihnya sedikit lagi, membiarkan belatih itu sedikit mengoyak daging omega itu.

"Aku orang yang alphanya yang dulu ingin kamu rebut, han jisung" jisung terdiam. Suara itu, ia tau dengan jelas siapa pemilik suara itu. Hanya satu orang yang memiliki suara itu dan jisung mempunyai kenangan buruk dengannya.

"Itu bukan sepenuhnya salahku sialan! Itu juga salah matemu yang dengan bodohnya tidak segera menandaimu. Lagipula pada saat itu, kalian belum menjadi mate yang berarti dirinya masih belum menjadi hak milikmu!" Jisung berteriak, dia ingat masalah itu. Jisung akui itu juga salahnya, tapi bukan berarti semuanya adalah kesalahan jisung.

"Bukan sepenuhnya salahmu? Apa kamu bercanda jisung?" Cowok itu memainkan belatihnya di sekitar leher jisung, mengabaikan tubuh jisung yang menegang ditempat.

Jisung tau jika benda yang melukai dirinya saat ini adalah sebuah belatih tajam yang mampu menembus kulitnya hanya dengan diberi sedikit tekanan.

Cowok itu tersenyum miring, sepasang mata yang menatap polos itu digantikan dengan sepasang mata yang menatap tajam dengan kilatan membunuh.

Cowok itu terkekeh, membuat suara kekehannya menggema di ruangan tamara itu. Ia mendekat, membisikan sebuah kalimat yang membuat jisung terdiam ditempat.

"Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya jisung, tapi kamu saja yang memang bosan hidup. Jadi, terima saja hadiah kecil dariku ini, aku yakin kamu akan menyukainya"

***

Soobin menatap antusias layar monitor didepannya, ia melahap roti miliknya seraya meminum susu almondnya.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi soobin. Ia menoleh, mendapati beomgyu yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah. Adiknya itu terlihat begitu tampan saat ini.

"Aku tau kalau aku tampan. Jadi jangan memandangiku seperti itu kak, nanti matemu marah padaku"

Soobin berdecak, merutuki dirinya sendiri yang sempat lupa dengan tingkat kepercayaan diri beomgyu yang begitu tinggi. Ia menyesal sempat memuji beomgyu tampan tadi, beruntung dirinya tidak mengatakannya langsung didepan beomgyu. Bisa-bisa adiknya itu akan semakin percaya diri saja.

Memilih mengabaikan beomgyu, soobin kembali menatap layar monitor didepannya. Omega manis ini tersenyum senang ketika melihat matenya yang menusuk seorang musuh yang menyamar sebagai salah satu bodyguard milik yeonjun.

"Aku semakin mencintainya jika begini, kekeke..." Soobin terkekeh melihat yeonjun yang dengan antusiasnya menusuk dan merobek tubuh korbannya. Ia memperhatikan semua yang dilakukan oleh matenya itu dari sini, sepasang mata bulatnya berkilat ketika melihat matenya yang tengah melakukan operasi dadakan.

Mengeluarkan satu persatu organ dalam korbannya, lalu menariknya hingga putus atau memotong-motongnya menjadi bagian lebih kecil. Kemudian memasukannya kembali kedalam tubuh korbannya.

Soobin menjilat bibir bawahnya begitu melihat apa yang di pegang oleh yeonjun. Ia jadi ingin meremasnya juga, merasakan bagaimana aliran darah itu mengalir ditangannya ketika ia meremasnya. Pasti itu akan sangat menyenangkan.

Sayang sekali diri baru saja selesai melakukan kegiatannya bersama beomgyu tadi, soobin malas jika harus membersihkan diri lagi. Ia menoleh kesampingnya, mendapati beomgyu yang tengah fokus menatap taehyun yang hanya duduk diam ditempatnya.

Sebelah alisnya terangkat ketika melihat taehyun yang mendongak menatap tepat ke arah kamera, ia terkekeh ketika melihat tatapan kesal yang taehyun layangkan kepada mereka seraya mengucapkan sesuatu tanpa suara.

















"Kalian menyebalkan"
















Tbc.

Note :
Belum tentu yang terlihat itu adalah kenyataan, terkadang kenyataan yang tersembunyi itu lebih rumit dari pada yang terlihat.

Untuk peraturan tetap sama ya seperti di part 46.




Sorry for typo

See you next time

[ 1 ] Not What It Seems and Dominant Alpha - Yeonbin [ END ]Where stories live. Discover now