DA 27. Sanha's Soulmate

725 114 11
                                    

Seorang alpha berjalan tenang melewati beberapa bodyguard yang berjajar, menyambut kedatangannya.

Tubuhnya yang tinggi, terlihat begitu gagah dengan bahu yang lebar nan kokoh. Terlihat begitu menyatakan jika dirinya adalah seorang pemimpin. Belum lagi dengan kulit putih yang melapisi otot-otot terlatih yang tersembunyi di balik kain yang membungkus tubuhnya.

Total membuat para omega menjerit melihat seorang alpha yang begitu panas tersaji di depan mata.

Sang alpha berjalan begitu angkuh dengan aura dominan yang melekat begitu pekat pada sosoknya. Seolah menyuarakan pada dunia betapa dominannya dirinya.

Ia melangkah memasuki sebuah ruangan, dimana beberapa orang sudah menunggu kehadirannya sejak 5 menit yang lalu.

Tidak ada satupun yang berani membuka mulut untuk sekedar mengingatkan. Semuanya hanya diam di tempat dan mulai membuka mulut saat di persilahkan.

Tidak ingin mengambil resiko akan kehilangan kepala mereka untuk sekedar menyuarakan hal yang tidak perlu.

Pertemu selesai kala sang pemimpin beranjak pergi meninggalkan ruangan. Meninggalkan ketegangan yang tercipta kala dirinya memberi sedikit peringatan akan kerja mereka yang tidak memuaskan.

Ia membawa langkahnya menuju ruang pribadinya, yang berada di lantai tertinggi perusahaan. Berdiri begitu kokoh dengan setelah jas mahal yang melekat begitu pas di tubuhnya.

Sungguh, dirinya adalah ciptaan tuhan yang begitu menggoda. Merebut semua antensi dan memusatkannya pada dirinya seorang.

Tidak henti-hentinya tatapan memuja mengiringi langkah besarnya. Membawa dirinya memasuki ruang pribadinya yang tidak sembarang orang bisa masuk.

Hanya mereka yang memiliki akses yang bisa masuk.

Sang alpha mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya. Menatap sejenak ruangan yang tidak jauh berbeda dengan ruang kerjanya di rumah. Yang berbeda hanya luas ruangannya saja.

Ia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, menutup matanya sejenak guna mengistirahatkan tubuh yang telah lelah sebab tidak bisa tidur.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menggema di dalam ruangan yang sepi. Mengalihkan atensi sang alpha yang hampir terlelap di kursi kebesarannya.

"Tuan ini saya, sekertaris moon" ucap sang sekertaris dari luar ruangan, belum berani untuk membuka pintu kala sang tuan belum memberi izin.

Tidak ingin memgambil resiko yang akan mengancam keselamatannya. Ia hanya tidak ingin membuat sang tuan marah akan kelancangan dirinya.

"Masuk"

Suara dengan nada dingin itu terdengar memasuki indra pendengarannya. Mencoba ngatur nafas terlebih dahulu sebelum membuka pintu di depannya, yang akan menghantarkannya pada ruangan luas dengan peromon alpha dominan yang memenuhi ruangan.

Terasa begitu menyesakkan meski dirinya adalah seorang beta. Tangannya yang sedikit gemetar, menutup pintu dengan perlahan.

Membawa langkahnya mendekat ke arah pusat ruangan yang tengah duduk dengan begitu angkuh di tempatnya. Tampak tidak terganggu akan kehadirannya di dalam sana.

Ia mulai membuka mulutnya dan mulai menyuarakan apa saja yang harus ia sampaikan. Berjalan pergi meninggalkan ruangan setelah mendapat perintah dari sang tuan, dan meninggalkan ruangan yang penuh sesak itu.

Dadanya bergerak naik turun mengatur nafas yang terasa tersendat-sendat, sebab tidak tahan akan aura dominan sang tuan yang begitu kuat. Selalu membuat orang-orang di sekitarnya merasa terdominasi akan dirinya.

[ 1 ] Not What It Seems and Dominant Alpha - Yeonbin [ END ]Where stories live. Discover now