NWIS 41

3K 405 31
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)

Soobin hanya pasrah ketika yeonjun menarik tangannya memasuki rumah, dia bisa melihat beberapa bodyguardnya yang menjauh ketika yeonjun lewat.

Aura yeonjun saat ini memang tidak mengenakan, entah apa yang dipikirkan cowok itu saat ini.

Soobin menoleh, menatap beomgyu dan taehyun yang datang dari sayap kiri rumah dengan 1 cone es krim di tangan kanan mereka.

Soobin menatap memelas keduanya yang hanya melambaikan tangan mereka dengan raut muka senang seperti mendapatkan sesuatu.

Soobin berdecak kesal, sudah dia duga dua bocah itu tidak akan membantunya.

Dengan pasrah soobin mengikuti yeonjun yang berjalan kearah lift, rumahnya memang mempunyai lift yang hanya digunakan saat dirinya sedang terburuh-buruh atau ketika dia membawa barang.

Lift yang ada dirumah pun terbagi menjadi dua, satu lift khusus untuk soobin, beomgyu, taehyun dan yeonjun yang menggunakan sensor pemindah wajah yang hanya akan beroprasi jika wajah dikenali.

Berbeda dengan lift satunya yang bisa digunakan oleh para bodyguard, maid dan anggota keluarga lainnya.

Terdengar tidak adil memang, tapi mau bagaimana lagi, keluarga besarnya maupun keluarga taehyun juga tidak masalah dengan hal itu.

Lagipula, rumah itu kan milik soobin, jadi terserah soobin mau bagaimana.

Pintu lift terbuka, menampilkan yeonjun dan soobin dengan yeonjun yang masih menggenggam tangan soobin, yeonjun segera menarik soobin agar mengikutinya menuju kamar soobin.

Ya kamar soobin, karna belum bisa dikatakan sebagai kamarnya juga, walaupun dirinya sudah sering tidur di sana.

Lagipula dia kan belum pindah kesini, mungkin setelah mereka bertunangan nanti, kamar soobin baru bisa dikatakan sebagai kamar mereka.

Yeonjun dan soobin memang sepakat untuk tinggal di rumah ini saja, lagipula bukankah sayang jika rumah ini tidak mereka tinggali?

Beomgyu? Cowok itu akan ikut pindah jika soobin pindah, mana mau dia tinggal di rumah ini berdua dengan taehyun tanpa adanya soobin.

Yeonjun membuka pintu kamar, dengan segera menarik soobin masuk lalu menutup pintu dan menguncinya.

Yeonjun berbalik menatap soobin yang hanya diam ditempatnya berdiri, dia mendekat, mengendus bau soobin dengan raut muka tidak suka.

"Ganti pakaianmu sebelum aku merobeknya soobin"

Soobin mengangguk, dengan cepat pergi ke walk in closet meninggalkan yeonjun yang mendudukan dirinya di sofa.

Yeonjun duduk diam di sofa, menunggu soobin selesai mengganti pakaiannya.

Sepasang mata tajamnya menatap soobin yang baru selesai mengganti bajunya dengan piyama tidur berwarna pastel.

Soobin berdiri didepan yeonjun yang duduk dengan angkuh di sofa, dia menunduk tidak berani menatap sepasang mata tajam matenya.

"Jadi tuan choi soobin, apa kamu punya penjelasan untuk yang tadi siang?" Yeonjun menatap soobin yang menunduk sambil memilin ujung bajunya, omeganya itu menggigit bibir bawahnya pelan sebelum mendongak menatapanya.

"Itu...tadi siang aku memakai kaos hyunjin untuk menyamarkan aromaku, bukankah akan sia-sia jika dia menyadari aroma peromonku yang sudah bercampur dengan peromonmu?" Soobin menatap sepasang mata tajam matenya, dia mengatakan yang sebenarnya kok.

"Kamu yakin hanya memakai kaosnya? Kamu gak ngelakuin hal yang lain dengan bajingan itu kan, soobin?" Yeonjun menatap tajam soobin, ucapan cewek gila itu mengenai soobin dan hyunjin yang habis bercinta membuat kepalanya panas.

Dia ingin sekali merobek mulut sialan seoyeon yang dengan seenaknya mengatakan jika soobin habis bercinta dengan hyunjin, hanya karna peromon hyunjin yang melekat pada matenya itu.

"Enggak, aku gak ngelakuin hal yang lain sama dia yeonjun, kamu kenapa sih?" Soobin menatap yeonjun binggung, otaknya bekerja memikirkan kemungkinan yang sedang yeonjun pikirkan.

"Oh! Aku tau, pasti cewek gila itu bilang kalau aku habis bercinta dengan hyunjin kan?"

Yeonjun mendengus, memilih membuang muka dari soobin yang tersenyum kecil.

Soobin berjalan mendekat kearah yeonjun, mendudukan dirinya di atas pangkuan matenya yang masih tidak mau menatapnya.

"Astaga tuan kim, apa kamu terpengaruh dengan ucapannya? Bukankah kamu sudah tau, mana mungkin aku ngelakuin hal itu dengan alpha lain selain kamu" soobin menangkup kedua pipi yeonjun, sepasang mata bulatnya menatap yeonjun yang terlihat kesal.

"Apa kamu cemburu dengan hyunjin, tuan kim?" Soobin memainkan jari telunjuknya di dada bidang yeonjun, membuat pola abstrak disana.

"Menurutmu?" Yeonjun mengangkat sebelah alisnya, tangannya bergerak memeluk pinggang soobin.

Soobin mengalungkan kedua tangannya di leher yeonjun, mukanya terlihat berpikir mencari jawaban pertanyaan yeonjun.

"Hm, mungkin" soobin menggigit bibir bawahnya, menatap polos yeonjun dengan sepasang mata bulatnya.

Yeonjun menarik pinggang soobin mendekat kearahnya, matanya menatap soobin yang mengerjab dengan sepasang mata bulatnya yang menatap polos.

"Bagaimana jika kita cari jawabannya saja?"

"Tidak buruk, jadi dimana kita akan mencari jawabnya yeonjun?"

"Hmm bagaimana jika kita mencarinya di meja belajarmu? Kita belum pernah melakukannya disana bukan?"

"Terdengar bagus, baiklah ayo"

Soobin tersenyum ketika yeonjun mengangkat tubuhnya, membawa dirinya ke meja belajar miliknya yang berada di dekat jendela.

Soobin hanya diam membiarkan matenya melakukan apapun yang dia mau, mereka sudah sama-sama saling merindukan saat ini, jadi biarkan mereka mengabiskan malam panjang mereka.

Tbc.

Bersih hehehe🌚






Sorry for typo

See you next time

[ 1 ] Not What It Seems and Dominant Alpha - Yeonbin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang