NWIS 56

2.4K 378 57
                                    

Thanks buat yang udah baca, vote and comment
Semoga suka:)

Recommend lagu yang buat mood naik dong, terserah mau indo, inggris, ataupun korea.



Soobin membulatkan matanya terkejut, menatap seoyeon yang terbaring di lantai.

Tangannya terulur, menarik rambut seoyeon memaksa cewek itu untuk menatapnya.

"Apa maksudmu seoyeon? Davin sudah pergi jauh sejak 15 tahun yang lalu"

"T-tidak, kau salah Nat, Davin belum m-mati. 15 tahun yang lalu, setelah aku menembaknya, a-aku memerintahkan anak buahku untuk membawanya kerumah sakit dan menyelamatkan nyawanya, dia berhasil selamat namun dengan kehilangan ingatannya. A-aku yang waktu itu tidak tau mau melakukan apa padanya, akhirnya membawanya kepada choi hyunsuk dan choi ara untuk dirawat. Mereka menerimanya dan memberinya nama choi beomgyu, keduanya merawat Davin hingga ia berusia 9 tahun, tepat setelah 3 bulan Davin berulang tahun, mereka menelantarkan Davin hingga bocah itu tidak sengaja bertemu dengan kedua orang tuanya lagi" seoyeon terbatuk, berbicara sepanjang itu membuat dadanya sakit.

Soobin terdiam di tempat, air matanya jatuh bersamaan dengan dirinya membalikkan badan.

Disana beomgyu berdiri dengan sepasang mata tajamnya yang membulat.

"Davin... adek..."

Beomgyu memegangi kepalanya yang terasa sakit, perlahan, satu persatu ingatan muncul menghantam rasa sakit di kepalanya.

"Akh... sakit! Hentikan..." beomgyu mengerang, menjambak rambutnya yang untuk mengalihkan rasa sakit meski percuma.

Rasa sakit itu makin menjadi, ingatannya mulai kembali bersamaan dengan letusan timah panas yang bersarang di kepala seoyeon.

Beomgyu mulai kehilangan kesadarannya, tubuhnya limbung, hampir jatuh menghantam anak tangga jika saja taehyung tidak cepat menangkapnya.

Taehyun berlari mendekat, meminta taehyung mengikutinya ke atas, kamarnya dan beomgyu untuk membaringkan alpha itu di atas ranjang.

Soobin menatap jay, mengisyaratkan agar sahabatnya itu mendekat. Ia membisikan sesuatu kepada alpha itu yang di balas anggukan patuh jay.

Jay menoleh ke arah guanlin, membisikan sesuatu kepada cowok itu yang mengangguk paham dan segera menggeret tubuh tak bernyawa seoyeon ke bagian barat rumah bersama dengan jake dan sunghoon yang membawa changbin dan minho, sedangkan dua bodyguard yang tadi menjaga keduanya membawa felix dan jisung.

Empat lainnya mengikuti soobin yang berjalan naik ke lantai dua bersama yang lainnya.

Soobin hanya diam dengan sepasang mata bulatnya yang menatap sendu beomgyu yang terbaring di atas ranjangnya sendiri, dengan taehyun yang ada disampingnya memegang tangan kanan beomgyu.

Tersenyum sendu, soobin melangkahkan kakinya meninggalkan semua orang yang ada disana.

Ia butuh waktu, tubuhnya ingin merengkuh beomgyu, namun otaknya melarang. Ia hanya takut melukai beomgyu.

Dan disinilah dia sekarang, berdiri di balkon kamar seraya menatap sendu langit biru yang tampak menenangkan.

Memejamkan mata, merasakan semilir angin membelai mukanya.

Soobin merasa tenang, perlahan otaknya memutar semua kenangannya dari da kecil hingga sekarang.

Semua hal yang dia lalui hingga bisa sampai sekarang, semua penghianatan yang dia rasakan sejak kecil, dimulai dari kedua orang tuanya yang mencoba membunuhnya ketika dirinya berumur 7 tahun.

Soobin tau alasan kedua orang tuanya nekat melakukan hal itu, mereka hanya ingin sisi gelap soobin bangkit, sisi gelap yang dimiliki seluruh keturunan choi siwon, kakek soobin.

Mereka tau jika terjadi sesuatu pada sang adik, bisa membangkitkan sisi gelap soobin.

Karna itulah mereka menjalankan rencana mereka dengan memanfaatkan keluarga lee, dan menjadikan keluarga lee musuh dari keluarga choi.

Namun setelah kejadian hari itu, soobin berubah menjadi sosok yang menakutkan. Seluruh keluarga besar choi merasa terintimidasi olehnya sejak saat itu.

Soobin mereka yang menggemaskan sudah hilang, digantikan dengan sosok nathaniel choi penerus utama keluarga choi minhyuk.

Kedua orang tuanya merasa senang karna rencana mereka berhasil, mereka menjalani hidup tanpa tau apa yang ada di pikiran sang anak.

Mereka pikir soobin tidak tau apa yang telah mereka lakukan, tapi mereka salah, soobin tau semuanya sejak dua bulan setelah kejadian itu.

Ia diam bukan berarti dia menerima semuanya, soobin sudah merancanakan semuanya, memainkan perannya sesuai apa yang diinginkan oleh kedua orang tuanya.

Melakukan sandiwara selama 8 tahun lamanya adalah waktu yang lebih dari cukup bagi soobin untuk membuat hampir seluruh pengikut keluarganya tunduk padanya..

Mereka yang memiliki otak yang cerdas, akan memilih tunduk pada soobin dari pada mati dengan cara yang menyakitkan.

Soobin memberi pilihan pada mereka, mati atau tunduk.

Mereka yang memilih mati, akan diberi 3 pilihan oleh soobin.

Yang pertama, menjadi makanan dua ekor harimau jantan miliknya dalam keadaan hidup-hidup.

Kedua, di giling dalam mesin penggiling dari mulai kaki hingga kepala yang tentunya dalam keadaan hidup dengan kedua tangan dan kaki yang terikat.

Dan yang terakhir, menjadi objek bermain soobin yang baru.

Bagi mereka yang waras, tentunya akan memilih tunduk dari pada harus mati perlahan dengan cara menyakitkan seperti itu.

Mereka tau jika keturunan choi siwon memiliki jiwa psikopat dalam diri mereka masing-masing, namun soobin adalah yang paling parah.

Dia memilih otak yang jenius dan licik, pandai membuat rencana yang bahkan tidak terpikir oleh orang lain.

Soobin bisa mendapatkan apapun yang di mau dengan mudah, belum lagi dengan dirinya yang seorang omega dominan mambuat posisinya semakin meguntungkan.

Hanya orang bodoh yang akan menjadi musuh dari omega itu.

Kembali lagi pada masa sekarang.

Soobin membuka kedua kelopak matanya, menatap langit yang tampak gelap.

Sepasang netra segelap malam itu, menatap lurus kedepan. Ia berbalik, memilih melangkahkan kakinya meninggalakan tempat itu.

Seutas seringaian tipis terpantri di bibir ranumnya, ia ingin bermain-main sebentar, tidak perduli dengan para bodyguardnya yang mengikuti di belakangnya.

Melangkah tenang sampai kedua kaki jenjangnya berhenti di depan sebuah pintu baja.

Menoleh kebelakang menatap keempat bodyguardnya yang terdiam dengan keringat dingin, ia menatap polos kelimanya dengan senyum manis.





































"Mau ikut soobin bermain, heum?"



























Tbc.

Aku binggung, tetiba mau nulis tapi lesu hiks

Sorry for typo

See you next time

[ 1 ] Not What It Seems and Dominant Alpha - Yeonbin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang