EXTRA PART 2

25.7K 1.5K 93
                                    

BRUK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRUK!

"Cassie!"

Dua remaja laki-laki langsung berlari menghampiri gadis yang baru saja jatuh tersungkur, Cassie. Mata gadis itu sudah berkaca-kaca karena kedua lututnya perih.

"Sakit..." lirih Cassie. Air mata gadis itu lolos. Tak lama, isakan dari bibir Cassie terdengar.

"Wah, gawat," Cellus, kakak kembar Cassie menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menjawil lengan Cliff, kakak kembarnya.

"Cliff, gendong, gih," ucap Cellus. Cliff segera berjongkok, menyuruh Cassie naik ke atas punggungnya. Cellus membantu Cassie berdiri dan naik ke punggung Cliff.

"Jangan manja ih, Mbul," kata Cellus sembari menoel pipi Cassie, membuat Cliff menatapnya tajam. Mereka bertiga berjalan pulang ke rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter.

"Miiii! Mamiiiii!"

Bianca berlari kecil menghampiri ketiga anak kembarnya yang baru saja masuk. Raut wajahnya berubah panik saat melihat Cassie dengan kedua lutut berdarah.

"Astaga, Cassie? Kenapa, Sayang?" tanya Bianca. Ia menatap Cliff, anak tertuanya, meminta penjelasan.

"Jatuh, Mi. Bentar, Cliff ambilin kotak P3K dulu," Cliff segera beranjak menuju dapur. Sedangkan Cellus, ia memilih duduk tenang di sofa seberang tanpa melakukan apapun. Menurutnya, saat ini Cassie membutuhkan dirinya untuk tetap di sini— padahal tidak.

"Permisi Mi, Cliff obatin," ucap Cliff. Bianca segera bergeser dan duduk di samping Cellus. Detik selanjutnya, Cellus langsung bergelayut manja di lengan Bianca, menyaksikan Cliff membersihkan luka Cassie.

"Hiks... Pelan-pelan, Bang. Sakit," ucap Cassie.

Cliff meniup luka Cassie, lalu membersihkannya dengan hati-hati. "Tahan bentar, ya. Sakit sedikit."

TINNN!

"Wah, ngamuk nih si Ares," celetuk Cellus begitu mendengar klakson mobil Ares. Bianca memukul lengan Cellus, memperingati.

"Minggir dulu, Cellus. Mami mau bukain pintu," Cellus segera melepas rangkulannya, membiarkan Bianca pergi ke pintu utama. Ares yang baru saja turun dari mobil, langsung tersenyum saat melihat istri cantiknya.

"Tumben pulang cepet?" tanya Bianca. Ares mengecup kening Bianca singkat, lalu menyerahkan jasnya pada wanita yang berusia hampir kepala empat itu.

"Kangen kamu," balas Ares. Bianca hanya terkekeh, menyusul suaminya masuk ke dalam rumah.

"Ada apa ini? Cassie?" Ares segera menghampiri putri satu-satunya yang sedang menangis. Wajah Ares semakin panik saat melihat lutut Cassie yang terluka.

"Jatuh, Pi," balas Cellus. Melihat dahi Ares yang berkerut, Cellus kembali melanjutkan. "Eits, jangan marah-marah dulu. Dia sendiri yang nggak ati-ati."

"Kok bisa sih, Nak?" tanya Ares. Ia masih memperhatikan Cliff membersihkan luka Cassie. Begitu selesai, Cliff berdiri, mengembalikan kotak P3K ke tempatnya.

"Papiiiii..." Cassie segera memeluk Ares yang baru saja duduk di sebelahnya. Ares mengusap puncak kepala Cassie lembut, memberikan kecupan singkat di sana.

"Udah mau lima belas tahun, kok masih suka nangis?" tanya Ares lembut. "Kenapa bisa jatuh?"

"Kesandung kaki sendiri," balas Cassie.

"Kok bisa?" tanya Ares lagi.

"Ngelamun tuh, Pi. Mikirin cemewew," celetuk Cellus lagi. Cassie menatap Cellus tajam.

Ares mengernyit tak suka. "Kamu udah punya gebetan? Siapa?!"

Cassie menggeleng, menyangkal. Cellus memang hobi menyebarkan berita hoaks yang mampu membuat amarah Ares naik.

Ares menghela napas. "Cassie ganti baju, terus tidur. Istirahat biar kakinya cepet sembuh. Nanti Papi bangunin kalo udah waktunya makan malem," titahnya. Cassie mengangguk nurut. Ia merentangkan kedua tangannya ke arah Cliff.

"Bang, gendong," ucapnya serak. Tanpa berkata apa-apa, Cliff langsung menggendong Cassie menuju kamarnya.

"Mami, Cellus laper," ucap Cellus sembari memelas.

"Kan barusan makan sama saudara-saudara kamu?"

"Tadi tuh yang giliran bayar Cellus, Mi. Si Cliff kan makannya banyak, jadi Cellus makannya dikit biar nggak mahal-mahal. Terus Cellus mau makan di rumah lagi."

"Uang jajan yang Papi kasih kurang, Lus? Perasaan udah banyak. Kamu kemanain?" tanya Ares kesal. Cellus menyengir.

"Cellus beliin Amer," sedetik kemudian, Cellus langsung berlari terbirit-birit menuju kamarnya guna menghindari amukan Ares.

"CELLUS!!!" teriak Ares marah. Bianca hanya bisa geleng-geleng kepala karena tingkah Cellus.

Clifford, Cellus, dan Cassandra. Tiga anak kembar yang dikaruniakan Tuhan untuk Ares dan Bianca. Mereka menikah enam belas tahun yang lalu, di umur dua puluh empat tahun.

Clifford—anak sulung mereka yang biasa dipanggil Cliff, benar-benar mewarisi sifat Ares. Dingin, cuek, namun penyayang. Cassandra atau Cassie— si bungsu, benar-benar seperti Bianca waktu muda. Manja dan cengeng. Sedangkan Cellus? Ia adalah fotokopian Arsa. Jahil, dan memiliki keahlian membuat orang lain marah.

Setelah ketiga anaknya kembali ke kamar, Bianca beranjak menuju dapur, mencuci piring. Ia tersentak saat sepasang lengan kekar melingkar di perutnya.

"Mandi dulu, Ares," ucap Bianca. Ares menyembunyikan wajahnya di ceruk leher wanita itu, mengecupnya berkali-kali.

"I love you," ucap Ares. "Makasih udah mau nemenin aku sampe sekarang. Kita sama-sama sampe tua, ya?"

Bianca terkekeh kecil. Ia membalikkan badan, mengecup bibir Ares singkat.

"I love you too," balasnya. "Pasti."

Ares menarik tengkuk Bianca, mencium bibir wanita itu rakus. Mereka berdua larut dalam ciuman yang memabukkan, hingga sebuah suara menginterupsi.

"Pi, Mi, jangan di sini. Nanti dicontoh Cellus."

Bianca langsung melepaskan pagutan mereka. Ia menatap Cliff malu, sedangkan Ares menatap Cliff tajam.

"Ganggu aja!"












EP terakhir akhirnya up!
Jadi cerita Ares-Bianca bakal berhenti sampe sini ya guyss 😚😚

Tapi jangan khawatir, sequel Ares-Bianca bakal up soon! 🥰🥰🎉🎉

Yap, setelah mikir2, aku bakal buat dua2nya, cerita Reagan & sequel. Tapi aku buat sequel dulu, bareng sama Oliver. Baru setelah salah satunya kelar, aku up cerita Reagan.

Makasih bnyk yaa udah mau ngikutin cerita inii 🥺🥺🥺 Apalagi mau kasih vote & comments yang bikin makin semangat up. Love you all so muuuuchhh ❤️❤️

See you!!!

BETWEEN LOVE AND LIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang