BLL | 23

17.4K 1.7K 36
                                    

"Kalo ini, waktu kita lagi camping, kelas dua SMP

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalo ini, waktu kita lagi camping, kelas dua SMP. Waktu itu, aku, kamu, Brian satu kelompok jurit malam. Sama satu lagi, namanya Inge. Tapi nggak tau dia kemana sekarang, kayaknya pindah ke luar kota, deh. Waktu jurit malam, aku tiba-tiba jatuh. Kaki aku terkilir. Jadi kamu gendong aku sampe balik ke perkemahan," Bianca menunjuk dua foto di dalam album secara bergantian.

"Kalo ini— bentar bentar, aku keluarin dulu biar jelas," Bianca mengeluarkan satu foto yang sudah sedikit buram termakan usia. "Ini, waktu kita lagi di taman, sore-sore. Pak Fajar yang fotoin. Waktu itu, kamu nggak sengaja bikin aku jatuh pas main perosotan. Terus kamu merasa bersalah. Besoknya, kamu beliin aku es krim banyak banget. Kamu sampe pecahin celengan ayam kesukaan kamu."

"Yang ini, hahaha! Aduh, yang ini unforgettable banget. Kamu inget sesuatu, nggak?" Bianca menunjukkan foto lain pada Arsa. Laki-laki itu menggeleng, pandangannya terus terpaku pada Bianca. Bahkan sejak gadis itu mulai menjelaskan satu persatu foto dalam album, pandangannya tak lepas dari gadis itu. Wajah antusias Bianca jauh lebih menarik daripada foto-foto lama mereka.

"Waktu itu, ulang tahun si Brenda, adiknya Brian. Kita berdua lagi rebutan ayam tuh, gara-gara enak banget. Sampe akhirnya, kita diem-diem masukkin ayam ke plastik, terus kita bawa pulang buat makan di mobil! Hahaha! Kalo dibayangin sekarang, ma— Arsa, kamu daritadi dengerin aku nggak, sih?!"

Arsa terlihat gelagapan. Sebentar lagi, Bianca pasti akan ngambek karena Arsa tak mendengarkan penjelasannya.

Salahkan Bianca yang terlalu cantik.

"Arsa!"

"Hmm?" Arsa mencoba untuk bersikap biasa saja.

"Kamu dengerin aku, nggak?" Bianca menatap tajam Arsa yang sedang berbaring, dengan paha Bianca sebagai bantalan.

"Denger," sekarang. Tadi sih nggak.

"Aku tes sekarang!" Bianca mengambil dua foto saat mereka camping dulu. "Ini foto kita kelas berapa?!"

Arsa menatap dua foto itu lamat-lamat, memperkirakan usia mereka saat itu. Kelihatannya, foto itu tidak terlalu lama. Mungkin, saat mereka masih...

"Tiga SMP?"

"SALAH!" Bianca mulai kesal. Ia meletakkan foto itu di nakas, matanya sudah mulai berkaca-kaca. Arsa yang merasa Bianca akan menangis, langsung menegakkan duduknya.

"Hei, sorry. Jangan nangis, dong. Nanti maskernya ilang duluan lho," ucapnya. Bianca menatap Arsa, kesal bercampur kecewa. Tanpa bisa ia tahan lagi, setitik air mata mulai turun membasahi pipinya yang terlapisi masker.

"Aku terlalu maksa kamu, ya?" cicitnya. Arsa menarik Bianca kedalam pelukannya, tak peduli kaus putihnya ternodai masker dari wajah Bianca.

"Nggak, Sayang. Jangan nangis. Aku yang salah, aku yang nggak dengerin kamu," ucapnya. Ia ingin mencium puncak kepala Bianca, tapi wajahnya juga sedang dilapisi masker. Ia tak ingin Bianca semakin kesal karena rambutnya kotor.

BETWEEN LOVE AND LIES ✓Where stories live. Discover now