BLL | 38

14.3K 1.4K 49
                                    

"Met pagi calon istri," sapa Brian sembari menarik kursi di depan Nela yang masih kosong, duduk menghadap gadis itu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Met pagi calon istri," sapa Brian sembari menarik kursi di depan Nela yang masih kosong, duduk menghadap gadis itu.

Nela memutar matanya, malas menanggapi gilanya Brian. Ia memilih kembali menyalin PR milik Bianca, namun hanya diabaikan ternyata tak membuat Brian mundur.

"Sini sini, sun dulu," Brian memanyunkan bibirnya, menutup mata, lalu mengikis jarak wajahnya dengan wajah Nela. Namun bukan bibir Nela yang ia rasakan, melainkan buku paket Fisika enam ratus halaman yang digeplakkan Nela.

"Mamam noh buku!" ucap Nela puas. Peristiwa itu mengundang gelak tawa seisi kelas.

"Kapok lu! Anak orang main sosor-sosor aje," teriak Austin.

"Kok digeplak buku sih, Yang? Kan butuhnya bibir kamu, biar jadi penyemangat gitchuw. Morning kiss."

"Dih, sapa lu!" tolak Nela, meskipun sebenarnya, hatinya berkata lain.

"Calon suami," Brian mengerjap sok polos.

"Najis!"

"Ih, sama calon suami nggak boleh ngomong kasar, Sayang," Brian menepuk bibir Nela pelan, seperti suami yang menegur istrinya.

"Apaan sih!" Nela memalingkan mukanya yang sudah memerah karena dipanggil 'sayang' oleh Brian.

"Ciee cieee, mukanya merah. Aduh gumush pingin cepet-cepet nikahin," Brian mengepalkan kedua tangannya lalu menggoyang-goyangkannya, gemas.

"Dasar sinting lo mah. Udah sana deh, jangan ganggu gue! Bentar lagi bel, Brian! Gue belom kelar nyalin!"

"Ya udah, salin aja. Gue di sini ngeliatin," ucap Brian. Ia memandangi wajah cantik Nela sambil bertopang dagu.

Nela memilih tak menghiraukan Brian. Laki-laki itu keras kepala seperti batu, mau diusir bagaimana pun, tidak akan mau pergi. Jadi, Nela membiarkan Brian melakukan apapun yang ia mau, asal tak mengganggu kegiatannya.

Ya, meskipun mengganggu kesehatan jantung Nela, sih.

"Udah selesai, ya?" tanya Brian saat melihat Nela menutup bukunya. Gadis itu hanya melirik sinis, memalingkah wajah ke arah lain. Ke manapun lah, asal tidak melihat Brian.

Dengan otak sableng-nya, Brian berinisiatif mendekatkan bibirnya ke pipi Nela. Gadis itu masih tidak sadar, ia sedang mengobrol dengan Bianca.

"Nel, Nela!" Nanta— teman sekelas mereka yang berada di belakang Brian, sengaja memanggil. Otomatis Nela menoleh, dan saat itu juga, bibirnya dan bibir Brian.... menempel.

"BRIAN, VANELA! KE RUANG BK, SEKARANG!"

***

"Nela, udah dong marahnya. Aa kan nggak tahan didiemin terus."

BETWEEN LOVE AND LIES ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz