BLL | 28

17.7K 1.7K 27
                                    

BRAKKKKK

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BRAKKKKK

"I...ca..."

"Arsa, sakit..."

"Kaki I...ca... hiks... kaki Ica sakit..."

"Tolong..."

"Tolong... Arsa..."

"Ar...sa..."

"Kecelakaan tunggal terjadi pada Sabtu malam..."

"Dua korban ditemukan luka berat, dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat..."

"Maaf, korban tidak dapat diselamatkan..."

"Selamat tinggal, Ica..."

"Ica harus bahagia..."

"Arsa akan kirim malaikat untuk jaga Ica..."

"Arsa, jangan tinggalin Ica!"

"Arsa, hiks... jangan pergi..."

"ARSA!" kedua mata Bianca terbuka lebar, dadanya sesak, seolah ada batu besar yang menghimpit saluran pernapasannya. Air matanya entah sejak kapan mengalir, membasahi kedua pipinya tiada henti.

Mimpi itu datang lagi. Mimpi yang menghantuinya dua tahun lalu. Sudah tiga hari, mimpi itu kembali menghantui malam-malam Bianca.

"Ica nggak butuh malaikat, Arsa. Ica butuhnya Arsa..." Bianca mengusap air matanya kasar. Kalau sudah terbangun begini, akan sulit bagi Bianca untuk kembali tidur. Sama seperti malam-malam kemarin. Alhasil, kantung mata Bianca mulai terlihat menghitam. Bahkan masker mata pun tak bisa mengatasinya sama sekali.

"Arsa jahat banget ninggalin Ica nggak bilang-bilang," gumam Bianca serak. Memori kebersamaannya dengan Arsa mulai terlintas dibenaknya. Gadis itu mengambil ponselnya di nakas, berusaha mengalihkan pikiran.

172 missed calls dan 125 pesan dikirimkan oleh Arsa, namun tak ada satupun yang ia tanggapi. Tak hanya dari Arsa, tapi juga dari Brian, Mars, Reagan, bahkan Nela.

Dua tahun lalu, Bianca dihantui mimpi buruk yang sama. Dan setiap ia terbangun karena mimpi buruknya, ia pasti langsung melakukan panggilan video dengan Arsa.

"Mimpi buruk lagi?"

"Iya."

Arsa tersenyum, memiringkan tubuh sambil membetulkan letak bantalnya. "Ica taruh hapenya di nakas. Miringin, biar Arsa bisa lihat wajah Ica. Arsa nyanyiin biar Ica tidur lagi."

Bianca melakukan apa yang diperintahkan Arsa. Tak lama, suara merdu Arsa mulai terdengar. Seperti biasa, ia menyanyikan lagu kesukaannya akhir-akhir ini. Now and Forever by Richard Marx. Tak butuh waktu lama, hingga Bianca kembali berkelana di alam mimpi. 

BETWEEN LOVE AND LIES ✓Where stories live. Discover now