Bagian 11

23.8K 1.8K 9
                                    

Setelah mengatakan tentang perasaan hari itu, Dewa dan Araya mulai menjadi lebih dekat lagi daripada sebelumnya. Mereka menghabiskan waktu bersama sejak dari pagi hingga sebelum tidur. Dewa sama sekali tidak menutup-nutupi kedekatan mereka di depan teman-temannya.

Araya memang sudah bertemu dengan teman-teman Dewa ketika keduanya libur semester di rumah lelaki itu. Seperti yang dikatakan ayahnya, Dewa memang memiliki teman-teman yang cukup membawa pengaruh buruk. Di depan Araya sendiri mereka bahkan terang-terangan menawarkan rokok hingga mengajak Dewa ke klub malam.

Hal itu membuat Araya bertanya-tanya. Selain merokok, minum alkohol dan nyaris mengkonsumsi narkoba, apakah Dewa sudah melakukan sesuatu yang lebih jauh lagi? Sex bebas misalnya?

Tapi Araya tidak memiliki keberanian untuk bertanya karena takut mendengar jawaban Dewa yang mungkin saja tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Karena itu lah Araya menyimpannya saja di dalam hati. Dan rasanya dia ingin menangis membayangkan jawaban buruk untuk pertanyaannya ketika melihat interaksi Dewa dengan mantan kekasih lelaki itu.

Saat Araya dan Dewa sedang bersama teman-teman lelaki itu, satu mantan kekasih Dewa datang dan ikut bergabung dengan mereka. Melihat Nathalia yang sangat cantik membuat Araya menjadi tidak percaya diri. Jika mantan kekasih Dewa bisa secantik itu, mana mungkin Dewa bisa menyukai dirinya yang hanya biasa saja?

Tidak sulit menebak bahwa Nathalia masih mengharapkan Dewa. Tangan Araya mengepal kuat ketika gadis itu mencium sudut bibir Dewa begitu saja. Tapi ketika melihat Dewa tampak tak suka bahkan mendorongnya menjauh, setidaknya membuat perasaan Araya tidak terlalu buruk.

Entah Dewa benar-benar berubah sehingga menolak ajakan teman-temannya atau memang karena Araya ada di sana bersamanya. Araya tidak tahu dan tidak menanyakan alasan Dewa. Hanya saja terlalu banyak dugaan buruk Araya yang sempat dia pikirkan tentang Dewa walaupun semua tertutupi dengan perasaannya kepada lelaki itu.

Tapi tentunya ada hal yang membuat Araya merasa senang. Kepada teman-temannya Dewa memperkenalkan Araya sebagai kekasih, bukan sebagai sepupunya. Keduanya memang tidak berpacaran, lebih tepatnya belum. Saat menyatakan perasaannya, Dewa memang belum ingin tahu apakah Araya juga menyukainya atau tidak.

Menurut Dewa, Araya harus menyadari perasaannya terlebih dulu sebelum mengatakannya. Tidak! Lebih tepatnya lelaki itu meminta Araya untuk mengatakan jawaban saat Araya memang sudah sangat menyukainya. Tipe lelaki yang tidak mau mendapatkan apa yang tidak sesuai dengan keinginannya bukan?

Padahal Dewa mampu membuat Araya tergila-gila kepadanya. Dewa selalu menjadikan Araya sebagai prioritas utamanya sehingga membuat perasaan Araya semakin dalam.

Dian dan Juni pun seakan sudah mencium ada sesuatu di antara dua saudara sepupu itu. Sehingga tidak jarang keduanya menyinggung kedekatan antara Araya dan Dewa yang dianggap persis seperti pasangan kekasih. Walau mereka harus kecewa ketika Araya tidak mengatakan apapun.

***

“Kita bisa belajar bersama-sama.”

Ujian Nasional akan dilaksanakan tak lama lagi. Karena itu Araya dan teman-temannya sudah mulai mengerjakan soal-soal ujian tahun-tahun sebelumnya sebagai latihan dan juga untuk tugas di rumah. Dari hari senin hingga hari rabu, murid kelas dua belas juga sudah memulai jadwal kelas tambahan. Benar-benar hari yang sibuk.

“Oke,” ucap Juni senang. Ekspresi di wajahnya tiba-tiba berubah. “Try out kemarin nilai ku jelek sekali. Aku harus ekstra keras lagi.”

Sejujurnya Araya tidak terlalu fokus dengan Juni mengingat ada yang berbeda hari ini. Dewa masih belum datang ke kantin padahal sudah lebih lima menit lamanya dia dan Juni duduk di sini. Tidak seperti biasanya saja.

Tied in Love [Tamat]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant