Bagian 26

28.8K 2.1K 35
                                    

Apa penjelasan Dewa? Sama sekali belum ada. Dan Araya hanya bisa menahan diri untuk tidak menangis lagi karena rasa kecewa dihatinya. Melihat respon Dewa yang dia pikir bahwa pria itu tidak percaya dengan perkataannya, Araya hanya bisa tersenyum miris.

"Kamu yakin Nathalia yang mengatakan itu kepadamu?"

Araya tersentak. "Kamu pikir aku berbohong?" tanyanya tak percaya.

"Kamu tau bukan itu maksudku. Aku hanya ingin memastikan, Araya."

Sedekat itukah hubungan Dewa dengan Nathalia sehingga pria itu meragukan kalimatnya? Jika Araya mencoba mengingat kembali bagaimana interaksi keduanya seperti yang pernah dilihatnya dulu, Dewa dan Nathalia memang sangat dekat. Untuk ukuran orang yang pernah berpacaran, perpisahan mereka pun terjadi secara baik sehingga tetap dekat meskipun ada kata mantan pacar yang terselip diantara pertemanan mereka.

Tapi yang tidak Araya sangka, nyatanya Nathalia lebih dipercayai oleh Dewa dibandingkan dirinya. Kalimat tanya pria itu sudah bisa menegaskan dugaan Araya. Bahwa Dewa meragukan apa yang dia katakan karena ada Nathalia yang ikut terkait diantara mereka.

Araya hanya mengikuti Dewa setelah percakapan mereka yang penuh dengan suara keras dari Araya itu pada akhirnya harus terhenti karena kedatangan orang lain. Dewa memaksanya dengan sedikit ancaman agar Araya mengikutinya. Meskipun sedikit terpaksa, Araya pikir mereka lebih baik berbicara hari ini juga dan menyelesaikan semuanya.

Dewa membawanya ke tempat dimana pria itu akan menginap. Rumah Nenek mereka. Rumah itu sudah lama diperbaiki. Bahkan kini terlihat layaknya sebuah penginapan. Rumah yang terlihat nyaman hingga halaman yang dipenuhi dengan tanaman. Sengaja disepakati bersama oleh keluarga besar mereka sehingga setiap anggota keluarga yang akan pulang kampung, rumah itu menjadi tempat menginap.

Araya tidak tahu sudah berapa menit pastinya dia duduk sendirian di ruang tamu. Sementara Dewa yang tadi memintanya untuk menunggu sudah beranjak meninggalkannya. Entah apa yang dilakukan pria itu. Tapi menurut perkiraannya, belum lima menit lamanya dia bisa terlepas dari tatapan Dewa yang mampu membuatnya merasa tidak nyaman.

'Kakak baik-baik aja kan? Aku akan segera menyusul kesana.'

Araya tersenyum tipis membaca pesan itu. Dia memberi tahu keberadaannya bukan untuk membuat Ayasha cemas. Tapi respon adiknya itu terlalu berlebihan. Tangannya bergerak untuk menulis kalimat balasan.

'Enggak perlu. Aku baik-baik aja. Aku harus bicara dengan Kak Dewa, Dek. Nanti aku akan pulang setelah selesai.'

Tak butuh puluhan detik, pesan dari adiknya kembali masuk. 'Aku nggak yakin Kakak bisa pulang. Kak Dewa nggak bisa dipercaya.'

Araya mengernyit. Apa hubungannya?

Prank!!!

Araya terlonjak kaget hingga ponselnya jatuh ke lantai. Tubuhnya refleks berdiri. Kakinya tiba-tiba gemetar. Tangannya bergerak mengelus dadanya.

Tatapan Araya langsung tertuju ke arah belakang. Bunyi pecahan kaca terdengar hingga ke telinganya meskipun tidak terlalu keras. Tapi cukup mampu mengejutkan ditengah keheningan yang sempat dirasakannya selama beberapa menit ini.

Meskipun rumah ini terlihat lebih baik dibandingkan dulu, tapi Araya tidak bisa melupakan fakta bahwa rumah neneknya ini tidak ditinggali. Dan ketika pemikirannya beralih kepada sesuatu yang berbau mistis, dia langsung merutuki dirinya dengan kata 'bodoh'.

Jelas-jelas dia tidak hanya sendirian di rumah ini. Ada Dewa bersamanya meskipun pria itu masih belum kembali. Siapa lagi yang membuat suara itu jika bukan Dewa orangnya?

Tied in Love [Tamat]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt