13

17K 959 70
                                    

Sabar itu juga ada batasnya. Tanpa kamu minta aku pergi pun jika Tuhan sudah memutuskan aku akan pergi.

🥀🥀🥀

“Apa salah kalau gua cinta sama suami sendiri?” gumam Key. Dengan menyendiri didanau yang jauh dari pandangan orang Key mengeluarkan semua bebannya, Key lelah, kesal, marah, kecewa. Tapi Key bisa apa? Ia hanya mampu mengikuti garis takdirnya. Apa ia salah mencintai suaminya sendiri? Tapi kenapa rasa cintai itu menjadi bomerang baginya, menangis dibawah pohon rindang adalah pilihannya daripada harus keclub untuk melampiaskan bebannya. Sudah lama Key menenangkan diri dibawah pohon, Key memang sengaja bolos dan meng-nonaktifkan ponselnya.

Entah itu masalah rumah tangganya atau masalah keluarganya Key menjadi pusing memikirkannya, bayangannya menikah karena perjodohan akan berakhir bahagia tapi Key tidak merasakan itu. Ternyata memang benar kalau itu hanya ada didunia fiksi, dan sekerang Key ada didunia nyata. “Aku lelah Tuhan. Apa akan terus seperti ini hidupku?” mungkin dari sebagian orang menyangka Key terlahir dikeluarga kaya dan bahagia, memang faktanya Key terlahir dengan keluarga kaya tapi tidak dikeluarga bahagia. Ada rasa iri didalam dirinya kalau melihat sebuah keluarga sederhana tertawa lepas dengan semua anggota keluarga walaupun tidak kaya. Kalau boleh memilihpun Key mau terlahir dikeluarga sederhana tapi bahagia daripada keluarga berada tapi tidak bahagia, seperti sekarang.

Matahari sudah tenggelam, Key segara meninggalkan tempat itu dengan wajah lelah. Key mengendari mobilnya dengan kecepatan sedang, malam ini Key tidak ingin pulang dulu, Key memilih ke basecamp yang mungkin akan ada teman yang menghiburnya. Satu jam Key akhirnya sampai dirumah kedua. Dengan memasang senyum palsu untuk menutupi kesedihannya. Suara teriakan yang sangat Key hafal terdengar sampai luar. Key menggeleng pelan mungkin diwaktu tertentu ia akan merindukan kegaduhan di basecamp-nya ini.

“Apa sih ribut-ribut?” Dengan tidak berdosanya Key duduk diantara Nauval dan Delvin yang sedang melihat keributan yang dibuat Liora dan Rian. “KEYLAAAA!!!!” pekikan yang sangat merusak gendang telinga. Liora langsung memeluk Key dengan erat, Liora begitu khawatir karena sedari pagi Key tidak ada kabar.

“LO DARI MANA ONENG?! GUA CARIIN JUGA LO!!” Key menatap tajam Liora yang cengengesan.

“GAK USAH TERIAK BEGO!!!” kesal Delvin, tanpa sadar ia juga teriak.

“LO JUGA TERIAK JUBAEDAH!!!” Delvin menggaruk kepalanya. Yang lain menatap jengah dua sejoli yang katanya ada ‘something’ tapi selalu adu bacot kalau bertemu.

“Bisa diem dulu gak sih?! Kita butuh jawaban Key!!” Nauval menatap tajam dua sejoli yang menunjukan cengiran-nya.

“Jadi?” Key menghela nafas, tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnyakan. Key memang tidak pandai berbohong pada Nauval dan Liora. Tanpa menatap Nauval atau yang lain. “Gua nyari angin. Lagi bosen aja.”

“Angin kok dicari Bos? Kan disini juga banyak.” Sahut salah satu anggota STAR’S.

Yang lain menatap malas Bagas, Bagas memang jago kalau adu jotos. Tapi otaknya lemot pakai banget. Mereka mencoba sabar jika berhadapan dengan Bagas. Toyoran bolak balik diterima Bagas dari teman-temannya. “Gua capek, gua tidur ya. Good Night all.”

Key memang mempunyai satu kamar khusus untuknya di basecamp, karena dulu Key sering tidur di basecamp daripada tidur dirumahnya sendiri. Setelah selesai membersihkan badan Key duduk ditepi kasur, Key ingin tau apa Revan mencarinya saat ia hilang kabar. Key tersenyum miris, tidak ada satupun pesan atau telpon dari Revan untuknya. ‘Dia memang benar-benar tidak menganggapku.’ Key berfikir jika suatu hari nanti ia pergi jauh dari Revan, apa Revan dengan mudahnya melupakan dirinya?. Key terkekeh pelan, baginya itu suatu hal yang begitu impossible untuk Revan. Mungkin memang hanya Key saja yang mencoba mencintai Revan, tapi Revan tidak, Key terkekeh kali ini terkekeh untuk mentertawakan dirinya sendiri. Sungguh sangat miris hidupnya.

MY BAD HUSBAND ✓ (E N D)Where stories live. Discover now