07

16.8K 889 2
                                    

Aku seperti pemain cadangan, yang tidak dilihat oleh banyak orang.

🥀🥀🥀

Suara mobil terdengar memasuki halaman rumah minimalis tapi terlihat mewah. Key berdiri untuk membukakan pintu utama, Revan lansung masuk begitu saja tanpa melirik atau menyapa Key. Karena lapar Revan berjalan menuju meja makan. Revan sudah duduk manis dikursi, Key yang mau ikut duduk langsung berhenti bergerak.

“Ngapain lo iku duduk disini?”

Key hanya diam. Sedangkan Revan melirik sinis kearah istrinya itu. “Gua gak sudi semeja sama lo! Lo mending makan didapur, seorang babu gak pantes semeja dengan majikan!” Kata demi kata yang Revan ucapkan, bagaikan sebuah belati yang mengggores dalam hati Key.

Key mengambil piring dan mengambil makanannya, dan berjalan kedapur. Sedangkan Revan santai saja, seolah tidak terjadi apa-apa.

Kristal bening berjatuhan dipiring Key. Ia menangis, menangisi dirinya sendiri. Seorang istri yang hanya dianggap babu oleh suaminya sendiri. Saat Key kembali ke meja makan, Revan sudah tidak ada hanya tinggal piring kotor bekas Revan tadi. Key langsung membersihkannya.

Pagi yang cerah membuat Key semangat untuk berangkat sekolah. Key sudah menyiapkan sarapan untuk Revan. Seperti biasa Key selalu berangkat terlebih dulu dari Revan.

Walaupun anak motor kalau tentang sekolah Key sangat semangat. Dulu waktu masih disekolah lamanya Key selalu telat dan sering bolos. Tapi selama sekelas sepuluh dan sebelas Key selalu mendapat juara umum. Itu ia lakukan untuk Mama, Papanya.

Key hanya ingin perhatian kedua orang tuanya dengan prestasinya. Tapi yang Key dapat hanya satu kata ‘Selamat’ hanya itu. Itupun lewat sambungan telfon. Sudahlah Key tidak ingin mengingat betapa tidak berharga dirinya untuk orang tuanya.

Key memasuki kelasnya yang sudah ramai, Key langsung duduk dibangkunya. Key menggelengkan kepalanya, sahabatnya yang satu ini memang benar-benar hobi sekali dengan tidur. Key hanya diam dan membuka novel yang sempat ia beli.

Bel istirahat menggema diseluruh sekolah, Key dan Liora tergesa-gesa. Lebih tepatnya Liora yang tergesa-gesa dan menarik tangan Key. Seperti sudah tidak makan berbulan-bulan saja. Key dan Liora memilih duduk dipojok kantin dengan bakso dan es jerus yang ada dimeja mereka. Saat melihat kesekeliling kantin, matanya berhenti disatu titik yang membuat atinya berdenyut nyeri. Key tidak mengalihkan pandangannya dari arah pintu kantin. Ia melihat suaminya sedang bergadengan mesra dengan gadis lain.

Untuk beberapa saat pandangan mereka bertemu. Revan langsung membuang muka untuk menghindari tatapan mata Key. Sedangkan Key menghembuskan nafas pelan. Liora menyerit bingung.

“Ngapa lo buang napas berat amat?”

“Kepo lo! Udah abisin aja makanan lo tuh!” Key mencoba mengfokuskan makannya.

“Kaya punya masalah hidup aja lo!” ucap Liora. Key hanya tersenyum tidak mau menanggapi ucapan Liora.

Key kembali memandang Revan yang sedang bermesraan, bahkan Key bisa melihat kalau Revan sama sekali tidak risih dengan adannya gadis itu. Tapi tetap saja Revan tidak menunjukan senyum dan tawanya saat bersama gadis itu.

Yang Key akukan hanya tersenyum manis, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tapi peru kalian tau Key menangis didalam yang sangat memilukan. Tidak mendapat kasih sayang orang tuanya dan tidak diharapkan hadirnya dalam hidup suaminya.

🍰🍰🍰🍰


Bersambung.....

Kalau suka jangan lupa buat vote okey😍



20 November 2020

MY BAD HUSBAND ✓ (E N D)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang