27

19.5K 963 265
                                    

Ada yang masih nunggu notif 'MBH' gak nih???

Terima kasih buat last 26 kemarin yang udah bantu komen dan vote. Buat part ini ramaikan lagi.

S E L A M A T M E M B A C A <3

.

.

.

Revan menahan Key yang mau keluar, Revan menatap Key bersalah. Ia seharusnya tidak membawa Sarah kemarin, tapi kemarin Revan juga tidak bisa menolak karena Sarah sudah sangat menekuk wajahnya karena Revan tidak mengijinkan nya main kerumah. "Gua benar-benar minta maaf, Key. Gua gak maksud git--"

"Gak papa, Lo minta maaf terus ngulang lagi, gua tetap maafin." Karena sebentar lagi kita juga akan pisah jadi Lo bebas. Key tersenyum tipis, Key memandang Revan lembut seperti dulu. Tatapan yang selalu Revan rindukan beberapa bulan ini.

"Lo kasih ijin dia tinggal disini juga gak papa, ini rumah lo. Rumah pemberian orang tua Lo. Gua juga sadar diri disini gua cuma numpang." Ucap Key dengan tenang namun begitu menusuk Revan. Revan jadi semakin merasa bersalah. "Lo istri gua Key, ini juga rumah lo! Orang tua gua juga orang tua Lo!" Key tersenyum kecil. Ia begitu menikmati semua sikap Revan selama ini. Mungkin suatu saat ia merindukan momen seperti ini. Dulu saat tau sikap Revan yang tidak baik padanya harapan Key pupus untuk mendapatkan perhatian suaminya itu. Namun sekarang Key mendapatkan itu. Namun rasanya hambar, semua tidak seperti apa yang ia mimpikan.

"Udah ya? Gua mau pergi dulu, temen gua udah nunggu."

"Siapa? Nauval lagi?" Revan mengeraskan rahangnya, cih lelaki itu benar-benar sialan. Sudah diperingatkan masih ngeyel batin Revan jengkel.

"Bukan, gua mau pergi sama Liora." Revan menghembuskan nafas lega, hatinya bersorak senang saat tau Key tidak pergi lagi dengan lelaki sialan itu.

"Gua ikut boleh? Gua gak mau sendirian dirumah. Sepi." Key kembali tersenyum lembut, ia meraih tangan Revan. "Suruh pacar Lo kesini. Gak akan sepi, Lo gak akan sendiri." Key tersenyum kecut mengingat ia dulu sering kesepian dirumah ini, suasana sunyi dan hening selalu menjadi temannya apa lagi saat berhari-hari Revan tidak pulang.

Revan terdiam kaku, ia tidak percaya dengan perkataan Key. Apa perempuan berstatus istri nya itu tidak marah? Tidak cemburu?

.
.
.

"Apa lagi nih? Kaki gua pegel, Li! Duduk dulu kenapa sih? Traktir kek!" Dumel Key yang membuat kuping Liora panas. "Baru juga sebent--"

"Gak ada sebentar ya! Kita udah 2 jam muterin nih mall, Lo cuma keluar masuk toko gak jelas kaya mau maling, sampe kaki gua mau patah rasanya, Liora!!" Ucap Key geram, Liora nyengir lebar. "Emang udah 2 jam ya? Perasaan baru sebentar."

"Mata mu!" Liora mengerucutkan bibirnya sebal. "Jadi Lo sebenernya mau cari apa??!"

Liora menggaruk kepalanya salah tingkah. "Anu, itu. Em gua mau cari kado buat orang tua Delvin. Nanti malem mereka ngundang gua makan malem."

Key menipiskan bibirnya, ingin sekali menggaruk wajah Liora. "Bilang dong Liora sayang, kalau lo bilang kita gak akan muter-muter 2 jam kaya maling! Gak mau tau habis ini traktir gua Boba sama seblak!!"

"Iya-iya bawal Lo!"

Key menarik Liora ke toko tas bermerek. Key melihat-lihat tas yang cocok untuk dikasih ke orang tua. "Tuh ambil yang item, gak terlalu mewah tapi tetap glamor." Key menunjuk tas hitam yang ada dirak paling atas. Liora menyipitkan matanya, seperti nya cocok. "Fiks sih bakalan suka nih nyokap nya kambing onta! Kalau Mami gua juga bakal suka. Emang ya Lo tau banget selera emak-emak, pasti mertua Lo seneng sering Lo kasih kaya gini."

MY BAD HUSBAND ✓ (E N D)Where stories live. Discover now