30

23.1K 1K 247
                                    

Hai! Masih ada yang nungguin aku up gak nih?

Sebelum lanjut baca boleh dong kasih bintang nya dulu🥺

Yuk ramaikan part ini biar cepat next.

S E L A M A T M E M B A C A

.

.

"Dia istri aku, bukan pembantu. Dia lebih tinggi dibandingkan kamu dihidup aku Sarah. Jangan sekali-kali kamu kasarin dia. Aku gak suka, aku gak mau kalau kamu gitu sama Key. Aku lebih dulu kenal dia daripada kamu, jadi kalau kamu masih mau pacaran sama aku, kamu harus bisa jaga sikap sama Key. Ingat itu Sarah."

"Sekarang mendingan kamu pulang, aku gak mau kamu ribut dirumah ini." Revan melangkah memasuki rumah meninggalkan Sarah yang marah, Sarah mengepalkan tangannya.

"Anjing!"

"Gak ada yang bisa gantiin gua sebagai Nyonya Pamungkas, termasuk elo Key."

.
.
.

"Gak papa, Van. Udah bisa juga kan? Bahkan gua udah pernah dapet lebih dari sekedar tamparan." Ucap Key santai. Namun tidak untuk Revan, Revan sedikit tersenyum mendengar ucapan Key. Kenangan buruk tentang mereka dulu berputar dikepala Revan.

"G-gua minta maaf, Key."

"Udah gua maafin. Udah ya, gua mau keatas dulu. Gih panggil pacar Lo, mungkin dia udah capek nunggu diluar, kasihan." Revan menatap istrinya nanar, Key seperti sudah kebal tentang apa saja yang bersangkutan dengan nya dan Sarah, seolah itu adalah makanan sehari-hari. Andai dulu ia tidak bermain api, mungkin tidak akan jadi seperti ini.

"Gua bener-bener nyesel Key. Maafin gua. Gua memang gak becus jadi suami Lo."

.
.
.

Key mengusap air matanya, ia menangis tersedu-sedu. Bukan, bukan karena Revan atau Sarah. Key menangis karena melihat drakor yang endingnya sad. "Hiks, nyesel gua lihat ini. Awalnya bikin baper, tapi kenapa akhirnya bikin sakit sih. Siapa sih yang bikin alurnya, gua santet juga nih orang."

Key nutup laptopnya dengan hidung yang masih memerah, "Kan jadi mewek gua."

Key berguling-guling diatas tempat tidur, ia sedang mode mager.

Pukul 7 malam, Key turun terpaksa karena cacing-cacing diperutnya berdemo minta diberi makan. Saat sampai dianak tangga terakhir Key melihat suaminya sedang melamun, entah memikirkan apa. Tumben sekali Revan melamun, seperti bukan Revan saja.

Tapi jika diingat-ingat baju yang Revan kenakan masih seperti tadi pagi. Apa artinya Revan tidak pergi dari ruang tengah dari pagi?

"Van?" Key mendekati suaminya, "Iya?"

"Lo kenapa?" Key duduk didepan Revan sambil menatap suaminya intens. "Enggak kok. Gua enggak papa." Revan tersenyum tipis, Revan sedikit meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

"Jam berapa sih?" Key menyerit, lah Revan tidak sadar jika ini sudah malam? Atau jangan-jangan suaminya itu tidur dengan mata terbuka? Kok serem ya, batin Key bergidik ngeri.

"Jam 7. Gua laper mau makan. Lo laper gak?" Revan mengangguk, "Cari makan diluar yuk?"

Key dibuat bingung, ini benar-benar Revan, suaminya? Tapi kenapa berbeda? Tidak ada nada keras dalam ucapannya. Revan juga menatapnya begitu teduh. "Van? Lo kenapa sih, kalau ada apa-apa ngomong, jangan gini serem."

"Gak papa, Key. Ayo berangkat katanya laper, keburu malam." Key mengikuti Revan dari belakang, kepalanya masih bertanya-tanya ada apa dengan suaminya ini.

MY BAD HUSBAND ✓ (E N D)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن