🍹 Enam

315 67 7
                                    


Hari masih pagi, tapi Yunseong sudah harus menahan kesal setengah mati lantaran sebuah berita. Baru saja salah seorang kepercayaannya menelpon dan memberi kabar jika orang-orang yang tinggal di lokasi pembangunan gedung baru miliknya kembali menolak untuk direlokasi. Yunseong rasanya ingin memakan orang saat itu juga.

Lalu, saat ia sadar siapa orang yang mungkin menjadi biang kerok dibalik terjadinya kembali penolakan itu, rasa kesalnya semakin mengudara. Dalam hatinya ia berjanji benar-benar akan membuat si biang kerok Kang itu menyesal telah berani bermain-main dengannya seperti ini. Ingatkan bocah sialan itu jika orang yang tengah diajaknya untuk bermain-main sekarang adalah Hwang Yunseong--seseorang yang seharusnya ia hindari.

Tidak ingin menunggu untuk membuat perhitungan, pagi itu juga--setelah mendapat telpon dari orang kepercayaannya, Yunseong langsung pergi untuk menemui Minhee. Rasa kesalnya semakin bertambah saat ia sampai dan langsung menemukan pemandangan bocah itu yang tengah bersenandung riang sambil menyiram tanaman di depan rumah reyotnya. Bagaimana bisa bocah sialan itu berbahagia di atas semua kesusahannya?

Keluar dari mobil sambil menarik lengan jaketnya, Yunseong langsung melangkah cepat dan menarik pemilik marga Kang itu, hingga bocah itu menjatuhkan gayung kecil yang ia gunakan untuk menyiram tanamannya. Dapat ia lihat juga jika si Kang sialan itu sedikit kaget sebelum mendengus kecil dan menatapnya dengan senyuman yang Yunseong tahu pasti jika senyuman itu manis sekali--tapi terlihat sangat menyebalkan karena itu milik Minhee.

"Wah, ada gerangan ini nih pak bos besar datang pagi-pagi ke rumah sederhana gue? Mau selingkuh ya sama gue?"

"Gak usah sok gak tahu apa-apa ya, anjing!"

Yunseong terlanjur kesal, jadi jangan salahkan ia jika pembicaraan mereka akan penuh dengan umpatan. Lagi pula, tanpa bumbu rasa kesalpun, ia akan tetap mengumpati Minhee setiap mereka bertemu.

"Lah apaan? Gue emang gak tahu kenapa lo datang ke sini sepagi ini ya, sialan."

"Setelah semua yang lo lakuin, lo masih berani bilang begitu?!" Nada suara si Hwang itu naik. Lagipula, berbicara dengan Minhee tidak perlu baik-baik.

"Ya emang gue ngapain?"

Minhee masih bertingkah seakan ia memang tidak tahu apa-apa. Dan itu membuat darah si Hwang semakin mendidih. Harus ia apakan si Kang sialan ini agar berhenti membuatnya memupuk rasa benci yang tumbuh untuk bocah itu?

Mendengus pelan lagi, Yunseong lalu maju untuk mendekati bocah Kang itu. Mulutnya ia arahkan untuk ada tepat di samping telinga Minhee.

"Lo kan yang buat orang-orang sini nolak lagi buat direlokasi."

"Gue? Lo nuduh gue, Hwang Yunseong?! Sumpah, lo jahat banget!"

"Gak usah drama, sialan!I Itu emang lo. Kemarin gue sendiri liat lo lagi provokasi mereka dan gue masih ingat apa yang selalu lo bilang tentang tempat ini."

Yunseong selesai dengan ucapannya dan Minhee terlihat menatapnya dengan tatapan takjub. Demi apapun, ia benci situasi ini. Apa Minhee sengaja mempermainkannya?

"Wah, kamu hebat banget ya, sayang. Kamu tahu aku sampe segitunya."

"Gue gak main-main, Kang! Kalo lo masih terus bikin ulah biar orang-orang sini nolak buat direlokasi, gue pastiin lo bakal nyesel udah ngelakuin itu."

"Gue gak akan nyesel!" Yunseong tidak main-main dan ia juga dapat melihat jika si Kang sialan di depannya itu juga tidak main-main. "Tapi lo yang bakal nyesel kalo terus lanjutin proyek lo di sini. Selagi gue masih bisa ngusir lo baik-baik mending lo pergi."

Tapi ingatakan Minhee juga jika Yunseong bukan tandingannya.

Lelaki Hwang itu tertawa kecil setelah mendengar ucapan si manis. Ia mundur selangkah dan kembali tertawa saat menatap wajah manis yang kini sudah menatapnya dengan tatapan datar.

"Lo ngomong apa? Gak salah lo ngomong kayak gitu sama gue?"

"Kenapa?"

"Emang lo punya apa sampe bisa bikin gue nyesel kalo tetap lanjutin proyek ini? Lo punya apa, hah?"

"Lo gak tahu siapa gue. Lo bahkan gak tahu kalo gue bisa punya pengaruh lebih besar dari lo."

Kali ini Yunseong benar-benar tertawa keras. Ia sungguh tidak paham dengan apa yang bocah sialan ini katakan padanya. Memangnya punya apa bocah brandalan tidak jelas sepertinya sampai punya pengaruh yang lebih besar darinya?

"Minhee?"

Yunseong tiba-tiba menghentikan tawanya saat sebuah suara yang tak asing terdengar di belakangnya. Apa ia tidak salah dengar?

Menoleh dengan cepat, Yunseong tidak dapat menahan semakin banyaknya tanda tanya yang muncul di kepalanya saat melihat Junho yang datang ke tempat itu. Lalu, saat ia kembali menoleh untuk menatap Minhee, bocah sialan itu nampak tersenyum--yang jelas berbeda dengan senyum yang si Kang itu berikan padanya tadi.

"Kok udah datang aja? Katanya mau agak siangan."

"Kebetulan jadwal gue dibatalin, jadi gue ke sini aja. Sekalian mau bicara sesuatu sama lo."

Minhee terlihat mengangguk sebelum melemparkan tatapannya pada Yunseong. Bocah itu tetap tersenyum sebelum mengajak Junho untuk masuk ke dalam rumah reyot itu.

Junho yang lewat di sampingnya juga nampak tak peduli dan melangkah dengan santai seakan mereka tak saling kenal.

Sialan. Apa yang terjadi di sini?

 Apa yang terjadi di sini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




















Thank you...

THE ANTAGONIST || HwangMini - discontinueWhere stories live. Discover now