🍹 Delapan

304 62 11
                                    



Yunseong hampir saja merobek kertas yang baru saja ia terima ketika ia sudah selesai membaca apa yang ada di sana. Ia tidak tahu apa yang sudah dilakukan si Kang sialan itu, tapi secara tiba-tiba ia mendapat surat penolakan lagi setelah sehari sebelumnya orang-orang sudah membuat penolakan secara langsung.

Lelucon macam apa ini?

Apa mereka sengaja mempermainkannya?

Padahal baru seminggu yang lalu orang-orang itu setuju untuk direlokasi. Beberapa bahkan sudah pergi untuk melihat tempat tinggal baru mereka dan terlihat sangat puas dengan hal itu. Lalu, apa yang mereka lakukan sekarang?

Bahkan saat alat berat diturunkan, semua masih baik-baik saja?

Bagaimana bisa Kang sialan Minhee merusak semuanya dalam waktu beberapa hari?

"Kenapa bisa kayak gini?" Lelaki Hwang itu lalu mengajukan pertanyaan tidak terima itu pada orang kepercayaannya yang tadi datang membawa surat penolakan yang ada di tangannya saat ini. "Itu tanah udah gue beli, kenapa bisa jadi kayak gini?!"

"Saya minta maaf, tuan, tapi orang-orang di sana menolak dan mengatakan bahwa pemilik tanah itu sendiri yang mengatakan jika tanah di sana tidak pernah dijual ke siapapun, termasuk pada anda."

"Gak pernah dijual? Maksudnya apa? Gue udah ngeluarin banyak uang buat itu. Dan apa bukti kalo itu gak pernah dijual? Sertifikatnya bahkan udah ada di gue."

"Mereka bilang, mereka bisa memastikan jika sertifikat yang ada pada anda adalah sertifikat palsu. Mereka juga mengatakan jika tahu orang yang memiliki sertifikat asli tanah itu dan mereka sudah melihatnya."

"Siapa yang punya tuh sertifikat?"

"Kang Minhee."

"Kang Minhee?!"

Yunseong jelas murka. Bagaimana bisa hal ini bisa terjadi?

"Ya, tuan. Saya sudah mendatangkan seorang dari kantor pertanahan untuk memastikan jika sertifikat yang ada di tangan Kang Minhee adalah asli. Sertifikat itu memang asli dan ini," orang di depan Yunseong itu lalu meletakan selembar kartu kecil ke atas meja, "ini adalah kartu nama pegawai dari kantor pertanahan yang saya mintai untuk memeriksa sertifikat itu. Ia mengatakan bahwa anda bisa menghubunginya jika merasa tidak puas dengan apa yang saya sampaikan."

Yunseong menatap bergantian orang kepercayaannya di depannya itu dan kartu nama yang diletakan di atas mejanya. Jika apa yang dikatakan orang di depannya ini benar, bukankah itu berarti ia sudah dibohongi tunangannya sendiri. Ingatkan jika semua tentang tanah itu ia dapatkan dari pemuda bermarga Lee itu.

Lalu apa yang terjadi saat ini?










Lalu apa yang terjadi saat ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.













"Welcome to the jungle, Hwang Yunseong. Lo gak akan dapatin keuntungan luar biasa dari proyek itu dan bonusnya hubungan lo sama si Lee sialan itu juga bakal hancur. Itu hadiah karna lo udah berani masuk dalam urusan gue sama si Lee itu dan macam-macam juga. Gue bakal hancurin lo berdua."

Tersenyum sinis, Minhee lalu berbalik dan melangkah menjauh dari sebuah bangunan besar yang diketahui sebagai gedung utama TH company--perusahaan milik Yunseong. Tidak lupa ia bersenandung kecil ketika kakinya melangkah dengan riang untuk pergi. Ia tengah sangat senang, rasanya seperti baru memenangkan lotre--entah untuk apa.

"Kang Minhee?"

Saat sudah semakin jauh dari gedung kantor Yunseong, Minhee terpaksa menghentikan langkahnya saat sebuah suara asing terdengar memanggil namanya. Ia tidak kenal suara itu, tapi panggilan tadi benar untuknya bukan? Jadi, untuk memastikan itu, ia lalu menoleh ke sumber suara dan menemukan dua orang yang jelas asing di matanya. Ia hanya mengenal salah satu dari mereka sebagai teman Yunseong--kalau ia tidak salah ingat, namanya Ha Yoonbin.

"Ternyata emang benar Kang Minhee."

Orang yang Minhee kenali sebagai Yoonbin itu melangkah mendekatinya--tentunya bersama dengan orang yang tak ia kenali tadi.

"Lo manggil gue?"

"Gue cuma tahu satu orang yang namanya Kang Minhee dan itu elo."

"Mau apa?"

Pertanyaan itu diajukan jelas bukan tanpa alasan. Minhee masih ingat tentang Junho yang datang padanya untuk mencari tahu sesuatu--yang berhubungan dengan Yunseong. Ia jelas patut curiga pada lelaki di depannya ini.

"Gak ada sih. Gue cuma heran aja ngeliat lo ada di sini. Lo ngapain? Habis bikin masalah apa sama Yunseong?"

Sudah Minhee duga.

Mengulas senyum malas, pemilik marga Kang itu lalu menjawab pertanyaan Yoonbin dengan acuh.

"Bukan urusan lo."

Yoonbin tertawa kecil saat mendengar jawaban Minhee. Si manis sendiri tidak tahu apa yang lelaki di depannya itu pikirkan, tapi ia juga tidak akan peduli. Urusannya hanya dengan Hwang Yunseong.

"Oke, emang bukan urusan gue. Gue juga gak mau ikut campur sih. Cuma mau bilang, kalo lo butuh bantuan, datang aja ke gue. Gue juga pengen ngeliat gimana temen sombong gue itu kalang kabut ngehadapin lo."

Tidak ada jawaban langsung yang Minhee berikan. Seperti biasa, ia masih menatap orang di depannya ini untuk memperkirakan apa yang orang itu inginkan darinya. Lalu, saat maniknya tidak sengaja menatap orang di sebelah Yoonbin, ia jadi menggeleng begitu saja.

"Gak, makasih."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



























Thank you...

THE ANTAGONIST || HwangMini - discontinueWhere stories live. Discover now