🍹 Dua Puluh

225 49 5
                                    


“HWANG YUNSEONG!!! LEPASIN GUE, ANJING!”

Yunseong menyeringai malas saat teriakan Minhee terdengar begitu saja. Ia baru saja memarkirkan mobilnya di halaman rumah mewahnya, tapi bocah Kang itu sudah bergerak lebih dulu untuk keluar. Hasilnya tentu saja para pengawal yang langsung menangkapnya sehingga teriakan itu bisa memecah keheningan rumah mewah Yunseong.

Setelah melepas sabuk pengamannya, lelaki Hwang itu baru keluar dari mobil. Dan setelahnya baru ia bisa melihat si manis yang tengah merontah minta dilepaskan karena ditahan oleh dua pengawalnya.

“Lo ngapain, anjing?!” Si Kang itu bertanya tidak senang saat tatapan mereka bertemu.

“Ya menurut lo?”

“LEPASIN GUE, JINGAN! GUE MAU PULANG.”

Kali ini Yunseong memutar bola matanya malas. Selanjutnya memberikan isyarat pada para pengawalnya untuk membawa Minhee—masuk ke dalam rumah. Karena ia juga sudah siap berbalik untuk masuk ke rumah juga.

“Enak aja lo main pulang aja.” Lelaki Hwang itu berucap saat ia sudah mulai melangkah dan pengawalnya mulai menyeret Minhee untuk ikut masuk. “Gak bisa segampang itu ya setelah apa yang udah lo lakuin ke gue.”

“Gue ngapain, sialan?” Tanya Minhee yang masih berusaha untuk melepas diri dari genggaman para pengawal Yunseong. “Gue cuma kempesin ban mobil lo, gak ngerugiin lo apapun. Lagian lo kan kaya raya, gak usah sok susah. Ngisi angin ban mobil gak bikin lo miskin mendadak. YUNSEONG!”

Yunseong menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, membuat para pengawal itu berhenti dan Minhee juga ikut berhenti. Mendengus malas, lelaki Hwang itu lalu berbalik dan menatap si manis dengan tatapan malas. Minhee sendiri masih setia dengan tatapan tajamnya—seakan ia memang tidak bisa menatap Yunseong tanpa kebencian.

“Udah bacotnya?” Pertanyaan itu ia ajukan dan sukses membuat Minhee mengangkat kakinya, berniat menendang. Namun, salah satu pengawal bergerak lebih cepat untuk menghalangi sehingga hanya umpatan kasar si manis yang terdengar.

“Jadi, udah apa belum?”

“Gue gak akan berhenti sebelum dilepasin.”

Jawaban Minhee membuat Yunseong mengangguk acuh di tempatnya—bersikap tak peduli seakan ia sama sekali tidak terganggu dengan tatapan tajam Minhee.

Padahal ya...

Mengambil satu langkah maju untuk lebih dekat si manis, tangan kanan lelaki itu lalu terulur untuk meraih kiri Minhee dan menggenggamnya. “Lepasin!” Lalu, mengucapkan perintah itu untuk para pengawalnya.

Saat para pengawal itu sudah melepas pegangan mereka pada Minhee, sedang bocah itu masih sibuk memproses apa yang terjadi, Yunseong sudah menarik pemilik marga Kang itu untuk masuk lebih dalam ke rumah itu. Minhee belum melakukan apapun—bahkan sebuah protes sekalipun—hingga mereka selesai menapak anak tangga dan kini sudah ada di lantai tiga. Baru ketika mereka berhenti di depan pintu sebuah kamar di sudut lantai itu, bocah itu berusaha untuk melepas genggaman tangan Yunseong pada tangannya.

“Mau ngapain lo?”

Pertanyaan itu terujar oleh yang lebih muda, dengan usaha untuk melepaskan diri yang masih dilakukannya. Tapi, bukan Yunseong namanya jika ia akan peduli. Nyatanya, lelaki Hwang itu malah menguatkan genggaman tangannya—yang sudah berubah menjadi cengkraman—sedang tangan yang lain sibuk membuka pintu kamar itu.

Pintu kamar terbuka dan tanpa menunggu, Yunseong menarik si manis masuk. Minhee masih berusaha untuk melepaskan diri. Kali ini, Yunseong mau melepaskannya—tapi setelah lelaki itu mengunci pintu kamar.

“Lo mau ngapain, anjing?!” Pertanyaan serupa kembali Minhee ajukan setelah terlepas dari Yunseong. Jangan lupakan tatapan super tajam yang akan selalu ia berikan pada yang lebih tua.

“Emang tadi gue bilang apa sama lo pas mau bawa lo ke sini?”

“Jangan main-main deh!”

“Gue keliatan main-mainkah, bocah?”

Satu pertanyaan yang Yunseong ajukan itu sukses membuat Minhee menatapnya lagi. Kali ini tidak ada jawaban langsung yang bocah itu berikan—entah apa yang sedang ia pikirkan sehingga ia diam lebih lama.

“Lo jangan ngira kalo lo bisa bebas setelah gue nyabut tuntutan gue.” Diamnya Minhee membuat Yunseong kembali berucap, kini lebih serius. “Gue gak akan ngebarian lo bebas gitu aja, Kang. Lo akan tetap di sini dan gak akan bisa ngapa-ngapain, sampe gue tahu apa yang udah lo lakuin sebenernya.”

“Gue ngapain, bajingan?!” Lanjutan ucapan Yunseong mengundang reaksi tidak terima. Manik indah itu bahkan sudah kembali tajam saat menatap Yunseong.

“Gak usah bertingkah seakan lo gak tahu apa-apa!”

Apa yang Yunseong katakan kali ini membuat Minhee mendengus. Bocah itu melempar tatapannya ke sembarang arah sebelum kembali menatap lelaki Hwang itu.

“Gue emang gak tahu apa-apa, sialan. Soal pembunuhan itu dan soal apapun tentang pembelian tanah itu. Mending lo tanya aja deh sama tunangan lo. Karna sejak awal, urusan lo sama dia, bukan sama gue. Gue ada dan masuk dalam omong kosong gak jelas kalian cuma buat mertahanin hak gue.”

Iya kan, Hwang? Itu memang tidak salah. Yang salah adalah...

 Yang salah adalah

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.














Thank you...

THE ANTAGONIST || HwangMini - discontinueUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum