🍹 Empat Puluh Satu

125 21 6
                                    

Di ruangan itu ada Minhee dan Yunseong. Keduanya duduk berhadapan dan hanya dipisahkan oleh sebuah meja kaca dengan empat cangkir teh di atasnya. Tapi, keduanya bahkan tidak saling menatap dan hanya fokus dengan pikiran masing-masing. Selain mereka, ada Yoshi dan Jihoon juga di sana. Oh ya, mereka sekarang sedang berada di ruang kerja Yunseong—yang ada di rumah lelaki Hwang itu.

Tadinya hanya Minhee dan Yunseong yang akan duduk di sana. Tapi Yoshi yang menolak pulang karena merasa ada hal menarik dari masalah Yunseong—yang memang selama ini ikut ia urusi—jadinya memilih ikut dengan sang teman. Hal tak beda dari Jihoon yang rasa penasarannya sudah meledak-ledak mendengar semua yang terjadi.

Sehingga, di sinilah mereka berempat saat ini.

Yunseong dan Minhee masih diam. Tapi Jihoon sudah menendang-nendang kaki Yoshi yang memang duduk di sisinya. Mereka sama-sama menempati sebuah sofa panjang pada sisi meja yang lain. Dan gerakan kaki Jihoon membuat Yoshi mendelik tajam padanya.

“Kalo gue perhatiin, si Minhee posesif banget ya sama Yunseong.” Lalu, tanpa peduli dengan tatapan Yoshi—juga orang-orang yang namanya baru saja ia sebut—Jihoon berucap santai tanpa beban.

Yoshi semakin mendelik, sempat melirik pada Yunseong dan Minhee—yang untungnya tetap acuh seakan tak mendengar apapun. Tapi Jihoon juga sama tak pedulinya dengan dua orang yang namanya baru saja ia sebut—walau ia juga sempat melirik mereka bergantian.

“Gue beneran loh, Chi.” Jihoon berucap lagi. “Dan gue bisa buktiin ucapan gue.”

“Tutup mulut lo!”

Jihoon merengut, semakin tidak peduli dengan perintah sang teman. “Gak mau.” Jawabnya kemudian. “Dari awal, Minhee udah tahu kalo Yunseong tuh yang harusnya ditunangin sama dia. Dan dari sekian banyak masalah yang dibuat Hyeop sama keluarganya, dia lebih milih buat ngerusak hubungan Yunseong sama Hyeop lebih dulu—dengan kata lain ngambil balik tunangannya itu. Terus tadi juga dia bilang, si Hyeop bisa ambil semua punya dia, tapi gak bisa ngambil Yunseong dari dia. Posesip kan dia?”

“Ji...”

“Padahal kan mereka gak jadi tunangan dulu.”

“Ji...”

“Yunseong punya gue.” Saat Jihoon akan menjawab ucapan Yoshi, suara Minhee lebih dulu terdengar untuk menyelanya. Sukses membuat tidak hanya Jihoon, tapi Yoshi dan Yunseong juga menatapnya. “Dari awal emang kayak gitu. Dan lo kalo ke sini cuma mau ngomentarin gue, mending lo pulang.”

“Lo ngusir gue?” Tanya Jihoon—terlihat sedikit tidak terima dengan apa yang baru saja Minhee katakan.

“Iya.” Dan jawaban santai itu Minhee berikan tanpa beban.

“Ji, udah!” Yoshi lagi-lagi bersuara untuk menahan Jihoon—apalagi ia melihat tidak ada tanda-tanda Yunseong akan melakukan hal itu. “Mending lo juga mikir gimana caranya Yunseong masuk ke ruang rahasia di rumah Hyeop itu.”

“Gue gak mau!”

“Ya udah, lo pulang aja kalo gitu.”

“Iya ih.” Jihoon menjawab kesal—masih melirik tajam pada Minhee yang kini terlihat tak peduli. “Tapi gimana bisa coba? Yunseong kan udah putus sama Hyeop. Susah kalo nyuruh Yunseong masuk ke sana gitu aja.”

“Ya gue juga tahu itu. Makanya gue suruh lo mikir.”

“Ya lagian? Bukannya ngasih tuh bukti dulu baru buat putus, ini malah dibuat putus dulu baru ngasih bukti. Ngotak gak sih?”

Selanjutnya, apa yang Jihoon katakan—dengan maksud sengaja menyindir apa yang Minhee lakukan—membuat Yunseong menatapnya kembali. Tapi, si manis Park itu terlihat acuh. Ia tetap pada tempatnya dengan ekspresi tidak senang yang sama.

“Gue lebih bersyukur dibuat putus dulu dari pada kejebak terus sama dia.”

Lalu, komentar Yunseong itu membuat Jihoon mendengus.

“Terus sekarang lo bisa apa?” Tanya si Park itu kemudian.

Jihoon bukan tidak senang temannya akhirnya bisa keluar dari jebakan Hyeop yang sungguh merugikan. Hanya saja, ia merasa apa yang Minhee lakukan justru semakin menyusahkan. Si Kang itu punya bukti sejak awal tapi membuat semuanya jadi lebih sulit karena tak menggunakannya dengan baik sejak awal.

“Lo putus sama Hyeop, terus langsung putusin kerja sama sama perusahaan keluarganya juga. Mau pake alasan apa kalo lo mau ke rumahnya? Kalo lo mau bikin keributan besar sih lo bisa ke sana gitu aja sambil bawa Minhee. Gue gak bisa nebak apa yang bakal terjadi kalo kayak gitu.”

“Boleh.” / “Gue setuju.”

Jihoon melotot, lalu menatap dua orang di depannya itu dengan tatapan tidak percaya. Apa kata mereka? Mereka baru saja menyetujui omong kosongnya untuk pergi ke rumah Hyeop begitu saja dengan membawa serta Minhee? Yang benar saja? Jangankan mendapatkan bukti untuk kejahatan orang-orang itu, untuk masuk ke dalam rumah saja Jihoon tidak yakin mereka bisa.

 Apa kata mereka? Mereka baru saja menyetujui omong kosongnya untuk pergi ke rumah Hyeop begitu saja dengan membawa serta Minhee? Yang benar saja? Jangankan mendapatkan bukti untuk kejahatan orang-orang itu, untuk masuk ke dalam rumah saja Jihoon ...

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.














Haiiii, kalian...

Gimana kabar kalian??

Ini udah lama banget ya sejak terakhir aku up book ini dan selanjutnya memutuskan buat ngasih status "discontinue". Aku kemarin periksa, ternyata terakhir aku update tuh tanggal 20 November 2022, beneran setahun yang lalu.

Oh ya, sebelum lanjut, aku mau bacot ini. Kalo kalian gak mau baca, gak apa-apa, abaikan saja author note ku kali ini yang bakal panjang.

Jadi balik lagi ya, udah lama banget aku tinggalin book ini. Terus kenapa sekarang tiba-tiba update lagi? Karna sebenernya aku udah ngedraf part ini dari lama, tapi gak pernah dipublish-publish dan sekarang aku pengen aja publishnya. Terus kangen juga.

Terus lagi, apakah ini cerita mau aku selesaiin? Iya, rencananya mau aku selesaiin. Sama Pejuang Tugas Akhir juga kalo bisa. Tapi gak yang mau diselesaiin dalam waktu deket ini. Nanti aku nulisnya pelan-pelan aja, yang penting sampe selesai gitu. Karna ya gitu kan, sekarang mah sibuk. Bisa update seminggu sekali aja aku udah seneng, kalo enggak ya udah.

Jadi, aku nitip part ini dulu ya. Lanjutannya nanti setelah aku selesai baca ulang book ini juga. Karna jujur nih aku udah lupa jalan ceritanya dari awal😭😭 Kalian yang mau baca juga bisa baca ulang dulu.

Btw, nih per kata tiap partnya gak sampe 1k ya, nanti part lanjutannya aku bikin lebih panjang ya. Biar lama updatenya dibayar lebih pantas sama panjangnya cerita juga. Biar lebih cepet selesai juga.

Terus apa lagi ya? Kayaknya udah deh. Dan emang udah cukup juga, nih udah lumayan panjang.

Jadi, makasih banyak ya buat kalian yang mau menyempatkan diri buat baca author note ini. Terima kasih juga karna masih ada yang mau baca dan ingat cerita ini. Aku sayang banget sama kalian, maaf ya baru update lagi.

Sekali lagi maaf dan terima kasih, ya. Sampe ketemu di part selanjutnya...

Thank you...

THE ANTAGONIST || HwangMini - discontinueOnde histórias criam vida. Descubra agora