🍹 Tiga Belas

330 68 2
                                    




Mendengus malas, Yunseong jadi melempar tatapannya ke sembarang arah sebelum melirik lagi ke arah Hyeop yang sejak mereka pulang dari kantor polisi terus mengomel. Entah pertengkaran macam apa yang sedang mereka lakukan saat ini.

Yunseong tidak mengerti.

Seharusnya, ia merasa bersalah dan mewajibkan dirinya untuk membuat Hyeop berhenti marah dan mengomel terkait apa yang terjadi di depan rumah Minhee tadi. Tapi, sejak tunangannya itu mulai bicara, yang ia lakukan hanya diam—menatap si Lee itu dengan tatapan malasnya tanpa ada niat untuk menjelaskan apapun.

Ia juga seakan tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Otaknya sama sekali tidak bekerja untuk memikirkan hasil perbuatannya tadi yang jelas menyakiti Hyeop.

Dan sialannya, ia malah memikirkan Minhee.

Bagaimana si bocah sialan itu menatap hingga menciumnya tadi benar-benar membuat ia merasa bahwa ia pasti sudah gila.

Bagaimana bisa semuanya jadi seperti ini?

Sialan!

“YUNSEONG!!”

“APA?!”

Katakan jika Yunseong muak. Semua yang Hyeop katakan dengan emosi yang semakin bertambah—juga nada suaranya yang semakin naik sukses mengundang kekesalan Yunseong juga.

Tidak, tidak seharusnya ia marah. Tapi, Yunseong memang benar-benar muak. Ia tidak bisa diperlakukan seperti ini. Yang terjadi tadi, sepenuhnya bukan salahnya. Itu salah Minhee.

Ya, seharusnya bocah sialan itu yang disalahkan.

“Kamu bentak aku?!”

Hyeop terlihat menatapnya dengan tatapan nanar. Jangan lupakan air mata yang juga sudah mengenangi kedua matanya. Si Lee itu sepertinya akan menangis dalam waktu dekat. Dan Yunseong menyadari itu.

Tapi yang menjadi menyebalkan, lelaki Hwang itu kini mempertanyakan di mana rasa pedulinya. Kenapa tatapan itu tidak mampu membuatnya menemukan rasa peduli yang seharusnya sudah ada sejak tadi?

Mengusap wajahnya antara malas dan frustasi, Yunseong lantas beranjak dari duduknya. Ia maju hendak mendekati Hyeop, tapi si Lee itu segera mundur—bersamaan dengan air matanya yang akhirnya jatuh juga.

Demi apapun, seharusnya Yunseong merasa menjadi orang paling bersalah karena untuk pertama kalinya sejak mereka berhubungan, Hyeop menangis karena perbuatan bodohnya.

Tapi, kenapa seperti ini?

Sungguh, air mata itu juga tidak bisa menggerakan hatinya bahkan untuk mengiba.

Ada apa dengan dirinya?

“Hyeop, maafin...”

“Jangan minta maaf kalau kamu bahkan gak mau jelasin apa-apa ke aku!” Berucap cepat bahkan sebelum Yunseong menyelesaikan ucapannya, si Lee itu kembali mundur untuk menjauh dari Yunseong. “Kenapa kamu kayak gini, Seong?”

Pertanyaan—yang sebenarnya sudah diajukan sejak tadi—kembali diajukan. Reaksi yang Yunseong berikan sukses membuat Hyeop menggeleng tidak terima dengan air mata yang semakin jatuh.

“Kenapa gak jawab lagi?! Kamu selama ini ada apaan sama Minhee?!” Lagi-lagi, itu asumsi tidak mendasar, tapi Yunseong tidak tahu bagaimana menjawabnya. “Kamu beneran kan ada apa-apa sama dia?! Kamu khianatin aku selama ini?! YUNSEONG?!”

Tidak lagi.

Yunseong tidak lagi memberikan jawaban. Ia juga tidak tahu kenapa. Dan hal itu sukses membuat tunangannya itu terus mengambil langkah mundur.

THE ANTAGONIST || HwangMini - discontinueWhere stories live. Discover now