Boss 32 (1)

25.7K 3.9K 440
                                    

Suasana rumah sakit yang tenang berubah berisik karena kedatangan rombongan orang-orang yang membawa Mark, belum lagi terlihat banyak sekali orang-orang berbaju hitam yang tidak lain adalah para anak buah mereka menyusul dibelakang.

"Dokter! Suster! Tolong putraku!" teriak Jaehyun yang bergerak cepat memindahkan tubuh Mark keatas ranjang dorong.

"Hyung, kau harus bertahan. Aku tau kau kuat" ucap Jeno yang mendorong ranjang yang membawa Mark bersama Jaehyun sementara yang lain menyusul mereka.

"Ada apa ini? Jaehyun?" tanya seseorang berpakaian dokter yang terlihat kaget melihat betapa berantakannya raut rombongan besar didepannya itu.

"Taehyung. Tolong putraku, dia kehilangan banyak darah" ucap Jaehyun pada salah satu temannya itu yang membuat sang dokter yang dia panggil Taehyung sedikit kaget dan memilih langsung bergerak cepat.

"Cepat bawa keruang operasi! Aku sendiri yang akan menanganinya" teriak Taehyung pada beberapa orang tenaga medis.

"Baik direktur Kim" jawab mereka seraya membantu membawa Mark langsung menuju ruang operasi yang biasanya di khususkan untuk orang-orang penting.

Presiden dan pejabat negara contohnya.

"Tunggu disini Jae. Aku berjanji akan melakukan yang terbaik" janji Taehyung sebelum masuk keruang operasi meninggalkan semua orang yang terlihat hanya bisa pasrah dan merapalkan doa untuk keselamatan Mark.

"J-jae" panggil Taeyong dengan nada lirih yang membuat Jaehyun sedikit tersentak dan kembali berdiri tegak untuk suami mungilnya.

"Jae, putraku. Dia baik-baik saja kan?" tanya Taeyong yang sekarang terisak didalam pelukan sang dominan yang hanya bisa memeluknya erat.

"Mark itu kuat sayang. Putra kita akan baik-baik saja" ucap Jaehyun berusaha menenangkan Taeyong yang malah semakin menjadi.

Jeno bahkan hanya bisa duduk dengan kepala ditundukkan saat ini. Tentu saja dia sangat mengkhawatirkan keadaan sang kakak, bahkan napasnya saja terasa berat karena seolah hendak dicabut paksa.

Saat mengatur napas, Jeno terlihat mengedarkan pandangannya kesekeliling.

Sama.

Semua orang terlihat sama terpukulnya. Haechan bahkan sudah terkulai lemas dalam pelukan Renjun tidak jauh dari tempat Jaehyun dan Taeyong berdiri.

Mereka terlihat sama berantakannya menunggu untuk kabar baik dari Mark yang sedang berjuang didalam sana.

Jika boleh meminta, Jeno lebih memilih dirinya yang menerima peluru itu dibandingkan saudaranya.

Jeno yakin kalau dia lebih kuat dan tahan dengan rasa sakit.

Saat kembali menatap sekeliling seketika itu juga Jeno tersadar akan sesuatu yang dilupakan semua orang hingga membuatnya sontak berdiri.

"Jeno ada apa?" tanya Jaemin heran menatap Jeno yang terlihat menatap kesana-kemari seolah mencari sesuatu.

"Ada yang melihat SungChan?" tanya Jeno yang kembali membuat semua orang seketika terdiam dan tersadar.

"Sepertinya kita melupakan dia" gumam Chenle hati-hati yang membuat Jeno langsung berlari pergi.

Sementara itu, sosok yang tengah dicari oleh mereka saat ini justru terlihat berjalan angkuh seraya menyeret sebuah katana panjang milik Mark melewati lorong-lorong gelap menuju suatu tempat.

Yeah. Sebuah tempat yang dulu pernah dijelaskan oleh Jaehyun pada Mark dan Jeno.

Penjara bawah tanah yang menjadi tempat persinggahan terakhir orang-orang sebelum dikirim ke neraka.

Entah bagaimana caranya dia bisa sampai disini. Jeno sudah bilang bukan? SungChan bahkan bisa pulang sendiri tanpa dijemput.

"Boss kecil? Apa yang anda lakukan disini?" tanya salah seorang dari beberapa penjaga yang dilewati oleh SungChan.

Namun SungChan hanya diam dan tetap melangkah kearah tempat yang dia tuju.

"Boss kecil. Disini cukup gelap dan kotor, jangan bermain disini" ucap penjaga lainnya seraya berdiri menghalangi jalan SungChan yang langsung melayangkan tatapan datar pada orang didepannya itu.

"Menyingkir" ucapnya terdengar dingin yang membuat para penjaga itu sedikit kaget.

"Mari Boss kecil, saya antarkan pada Boss besar. Boss kecil harusnya tidak disini" ucap salah seorang lagi bermaksud membujuk SungChan untuk meninggalkan tempat terkutuk itu.

Tapi seketika itu juga tubuhnya gemetar takut saat ujung dari katana yang tadi diseret SungChan kini berada dibawah lehernya, belum lagi saat melihat raut wajah dingin dari bocah yang akan menginjak usia 8 tahun didepannya itu.

"Aku sudah bilang menyingkir dari jalanku" ucap SungChan yang melayang tatapan tajam kearah para penjaga yang tengah membujuknya.

"Halangi aku. Maka kalian juga akan mati"

Adeknya Morkli sama LiJen ganteng(っ˘̩╭╮˘̩)っMumumu~ >

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adeknya Morkli sama LiJen ganteng
(っ˘̩╭╮˘̩)っ
Mumumu~ >.<

.
.
.
.
.
Mrs.Oh

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now