Bagian 12

121K 17.7K 2.6K
                                    


Happy reading guys!

Love u

_____

Setelah pelayan manaruh semua pesanan di meja. Yang pertama kali Seyra lakukan adalah mengaduk minumannya kemudian menyedotnya sampai tersisa setengah. Tenggorakannya benar-benar kering, ini pasti akibat dari menertawakan Bimo dan Gara. Astaga, mengingat kejadian tadi rasanya Seyra ingin kembali tertawa. Wajah-wajah bodoh mereka membuat moodnya naik seketika.

"Haus banget ya, Sey."

Mendengar suara itu sontak membuat Seyra mengadah kemudian meringis tidak enak. Ah, ia hampir melupakan Adam yang ada di depannya. "Lumayan sih," jawab Seyra, mengangkat kembali minumannya lalu meneguknya lagi hingga tandas.

Adam hanya tersenyum melihat Seyra yang sepertinya benar-benar kehausan. "Mau pesen lagi?" Tawar Adam ketika melirik gelas kosong Seyra.

Seyra mengangguk, "Boleh deh, dua gelas lagi, ya." pinta Seyra sambil nyengir tanpa malu-malu.

Adam terkekeh kemudian memanggil pelayan untuk memesan dua gelas minuman lagi sesuai permintaan Seyra. Setelah pelayan itu pergi, Adam kembali menatap gadis yang duduk di hadapannya. Seyra sedang makan dengan lahap dan cara gadis itu menatap makanannya menurut Adam sangat lucu. Tatapan Seyra pada makanan-makanan itu persis seperti siswa yang sedang mengikuti ujian, sangat fokus, seolah makanan itu kertas ujian yang harus dilihat dengan teliti agar tidak ada kesalahannya.

"Ehem." Adam berdeham pelan. "Tadi kalau nggak salah, gue ngelihat Gara sama Bimo di rumah lo," ucap Adam kembali memulai obrolan.

Seyra menyuap spagetinya sebelum mengangguk. "Hm. Iya, ngejemput Mentari." Seyra menjawab santai.

Mendengar balasan Seyra yang terdengar santai membuat Adam mengernyit. "Lo...Nggak papa?" tanya Adam hati-hati.

Perihal Seyra menyukai Gara memang sudah menjadi rahasia umum di sekolah mereka, bahkan siswa dari sekolah luar pun banyak yang mengetahui fakta itu. Adam salah satu orang yang mengetahui bagaimana gilanya Seyra terhadap Gara. Apa lagi dia seringkali melihat Seyra membully cewek manapun yang berusaha mendekat atau hanya berada di sekeliling Gara. Ketika mendengar respon Seyra yang kelewat santai setelah mengetahui Gara semakin dekat dengan Mentari mau tak mau membuat Adam heran.

Seyra mendongak kemudian tersenyum kecil. "Menurut lo gimana?" tanya Seyra balik seraya mengangkat sebelah alisnya dengan mata yang menatap lekat Adam.

Seyra menahan senyum geli melihat Adam malah menggaruk belakang kepalanya dengan semburat merah di wajahnya. Cowok itu benar-benar lucu dan gampang sekali salah tingkah khas remaja baru tumbuh. Sejujurnya jalan berdua seperti ini dengan Adam tidak ada dalam rencananya. Tawaran nonton saat di kantin pun sudah Seyra batalkan karena tidak mau memanfaatkan Adam terlalu banyak. Tapi kemarin sore setelah pulang sekolah, entah mempunyai keberanian dari mana tiba-tiba Adam datang menghampirinya. Dengan wajah merah dan gugup cowok itu meminta bantuannya membeli kado untuk keponakannya yang akan berulang tahun.

Seyra tentu kaget, di dalam novel hanya diketahui Adam menyukai Seyra, tapi cowok itu tidak pernah berani memulai pergerakan selain surat yang tidak sempat Seyra baca. Maka dari itu, awalnya Seyra ingin sekali menolak ajakan Adam, tapi melihat wajah soft Adam yang terlihat sekali penuh harapan dan takut ditolak itu pada akhirnya membuat Seyra tidak tega. Membeli kado untuk sepupu? Hm, Seyra sangat tahu itu hanya modus Adam untuk jalan berdua dengannya, Seyra sangat tahu itu. Tapi tidak masalah, ini juga untuk balasan Adam karena mau saja ia manfaatkan saat melawan Raven.

"Sorry gue, em.." Adam tidak melanjutkan kata-katanya saking salah tingkahnya ditatap seperti itu oleh Seyra.

Akhirnya tawa kecil muncul di bibir Seyra. "Adam, Adam, santai aja kali gue nggak makan orang." ucap Seyra setelah mengucapkan terimakasih pada pelayan yang mengantarkan minumannya. "Omong-omong keponakan lo cewek atau cowok?" tanya Seyra mencoba membuat Adam sedikit santai.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Where stories live. Discover now