Bagian 33

91K 14.5K 10.9K
                                    

Aaaa aku seneng banget cerita ini dapet rank 1 di fantasi😭

Bodo amat kalian mau bilang aku lebay atau gimana, yang pasti aku seneng banget dong😭 tapi semua ini berkat kalian guys! makasih banyak banyak pokoknya! Sayang kalian huhu, luv😭♥♥♥♥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bodo amat kalian mau bilang aku lebay atau gimana, yang pasti aku seneng banget dong😭 tapi semua ini berkat kalian guys! makasih banyak banyak pokoknya! Sayang kalian huhu, luv😭♥♥♥♥

Btw komenan di part kemarin bisa-bisanya sampe 4k😱 Makin terharu sumpah😭 aku kan yang tadinya mau up habis UTS jadi nggak enak sama kalian yang udh antusias kaya gini😍 ish makasih lagi lohhhh♡♡♡♡




Part ini lumayan panjang, kalian bacanya pelan-pelan aja ya.

Bisa lagi yuk, komennya 4k hehe😂

~Happy reading~

___

"LO APA-APAAN SEYRA!"

Seyra menoleh dan tatapannya langsung bertemu dengan mata tajam Gara yang sedang berdiri di ambang pintu toilet bersama teman-temannya.

Kemudian matanya beralih pada lelaki berambut abu-abu yang meneriakinya tadi, Brian. Cowok itu menatap tajam Seyra yang masih berdiri tanpa rasa bersalah sedikit pun, padahal gadis itu baru saja melakukan tindakan biadab pada adiknya sendiri.

"Seyra, lo manusia bukan sih! Tega banget lo perlakuin dia sampai kaya gitu. Mentari adik lo, Sey. Punya otak nggak lo!" sentak Brian, dia benar-benar tak habis pikir dengan tingkah Seyra. Dia pikir gadis itu sudah berubah. Nyatanya, malah semakin menjadi.

Seyra mendengkus, "Jelas gue punya otak, nggak tolol kaya lo!" sahut gadis itu sinis.

Wajah Brian memerah kesal. "Ngaku punya otak, tapi tingkah lo lebih-lebih dari pasien RSJ, nggak waras!"

Bimo yang berdiri di samping Brian, menepuk-nepuk pundak sahabatnya yang mulai emosi. "Sabar Bro," ucap cowok itu. Dia menatap Seyra sebelum menghela napas pelan. "Tapi kali ini lo emang udah keterlaluan, Sey. Kalau lo terus ngebully dia kaya gini, bisa-bisa mental Mentari rusak gara-gara lo," kata Bimo, nada suara cowok itu lebih rendah dibanding Brian tadi.

Namun, Seyra malah memutar bola mata malas. "Emang mentalnya udah rusak," cetus gadis itu dengan ekspresi datar.

"Astaga!" Bimo mendesah prustasi menghadapi gadis itu.

Mendengar setiap ucapan yang dikeluarkan Seyra membuat siapapun yang ada di sini semakin ingin memusnahkan gadis itu. Sampai saat ini, wajah Seyra masih tidak terlihat merasa bersalah seperti psikopat sesudah membunuh korbannya.

Di sisi lain, Gara hanya diam membisu dengan mata tajamnya yang terus mengawasi gadis itu.

Brian manarik napas kuat untuk meredakan kekesalannya pada manusia setengah iblis ini. "Bahkan sedikit pun lo nggak ngerasa bersalah setelah ngelakuin ini? Lo emang nggak punya hati, Sey!" Dia menggeleng miris.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Where stories live. Discover now