Bagian 23

107K 15.1K 4K
                                    

Jangan lupa vote dan komennya guys!

~Happy reading~

____

"Bisa-bisanya lo peluk cowok itu, Sey, di tengah lapangan lagi, gila! Sebenarnya ada hubungan apa lo sama dia, Seyra? Lo kenal dia dimana? Terus namanya siapa? Kenapa lo nggak ngenalin cowok seganteng itu sama gue. Astaga!"

Seyra mendesah lirih mendengar segala rentetan pertanyaan dari Maddy. Tadi ketika Seyra kembali ke tribun setelah memeluk cowok yang sangat mirip dengan Shaka, Maddy memang tidak bertanya apa-apa karena pertandingan basket baru saja dimulai dan suasana di lapangan pun sangat ramai dan bising. Namun, setelah pertandingan baru saja selesai dan mereka menuruni tribun penonton semua pertanyaan dan kekepoan Maddy yang sedaritadi gadis itu tahan akhirnya keluar seperti petasan, sangat berisik.

"Gue juga nggak tahu Maddy," kata Seyra terdengar prustasi mendengar cercaan pertanyaan Maddy yang ia sendiri pun kebingungan dengan pristiwa tadi.

"Masa lo nggak tahu sih, gimana bisa lo nggak tahu siapa yang lo peluk Seyra," ucap Maddy tak habis pikir.

"Tadinya gue tahu, tapi tiba-tiba jadi nggak tahu," gumam Seyra lirih.

Maddy mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Maksud lo? Belibet banget anjir bahasa lo."

Seyra menghela napas panjang. Tidak mungkinkan ia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Maddy, bisa-bisa gadis itu terkena serangan jantung mendadak.

"Udah lah nggak usah dibahas lagi, anggap aja tadi gue lagi sial," pungkas Seyra lelah dan pusing.

"Dih sial apanya, Nong. Kalau sialnya meluk cogan gitu, gue juga mau sial tiap hari," cibir Maddy.

Dia kemudian menghela napas ketika melihat Seyra benar-benar terlihat kusut entah kelelahan atau apa, tetapi sepertinya Seyra benar-benar tidak ingin memberi informasi apapun perihal cowok yang dipeluknya tadi.

"Yaudah, nggak usah dipikirin, lupain aja," kata Maddy tidak ingin memaksa Seyra. Walaupun dia masih penasaran setengah mampus dengan cowok tu, namun jika Seyra tidak ingin memberitahunya tidak apa-apa. Toh, bila sudah ingin Seyra akan cerita dengan sendirinya. "Oh iya, Sey. Kita langsung pulang aja ya. Soalnya, Mama chat gue suruh buru-buru balik, nggak tahu deh kenapa."

Pertandingan Basket baru saja selesai dan tentunya dimenangkan oleh Tim Basket sekolahnya dan juara dua diraih oleh Tim Basket Antariksa. Dari awal Seyra sudah yakin Tim Adam pasti akan memenangkan pertandingan ini, karena di novel sudah dijelaskan bahwa Adam adalah Kapten Basket Gemilang yang paling diakuin kehebatannya. Jadi, sangat tidak diragukan jika Adam akan memenangkan pertandingan kali ini juga.

"Hm, gue juga udah cape banget pengin balik."

Hari juga sudah mulai menjelang malam dan sepertinya tidak ada yang harus mereka lakukan lagi di sekolah. Seyra juga sudah mulai merasa lelah dan lapar. Jadi yang paling baik adalah pulang ke rumah.

"Seyra,"

Seyra dan Maddy menoleh melihat Adam berlari kecil ke arah mereka. Adam dengan rambut basah dan handuk kecil yang dikalungkan dilehernya datang sambil tersenyum lebar.

"Kalian belum pulang?" tanya Adam ketika sudah berdiri di hadapan mereka.

"Belum, Dam. Ini baru mau pulang,"

Adam mengangguk lalu berkata, "Ngomong-ngomong makasih ya kalian udah mau nyempetin datang hari ini," kata Adam dengan mata berbinar. Rona wajah cowok itu terlihat cerah mungkin karena masih menikmati euporia kemenangan Tim-nya. "Terutama buat lo, Seyra. Makasih ya." Adam menatap Seyra lembut.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Where stories live. Discover now