Bagian 37

84.7K 14.8K 7.8K
                                    

Absen dulu yuk siapa yang udh nunggu cerita ini, cung!

Oh iya aku cuman mau ngingetin, tolong kalau aku ngasih visual untuk cerita ini jangan sampai kalian bawa2 ke dunia nyata ya. Jadi readers yang bijak gengs, yang bisa bedain mana khayalan aku semata dan mana dunia nyata visualnya, oke😚




Ini hampir 5000 kata guys, gk mau tau pokoknya vote dan komen yang banyak😭😭

Tandai typo juga ya!

_____

'Jiwa itu sudah melebur, menghilang sesaat setelah kemunculan bunga indah yang menjadi penyatu bagi apa yang sudah hancur untuk menemukan kembali titik temu.'

Seyra membuka matanya tiba-tiba diiringi dengan napasnya yang memburu kencang. Jantungnya berdetak tidak normal, ia melihat ke atas dengan mata bergetar. Bisikan apa tadi? Lalu apa yang baru saja ia mimpikan? Bagaimana bisa di mimpi itu ia melihat dirinya sendiri tersedot kabut putih sebelum menghilang tak berjejak.

Dan juga mengapa hatinya berdenyut sakit.

Seyra menarik napas kuat sebelum kembali memejamkan mata untuk mengendalikan perasaannya yang tiba-tiba campur aduk. Beberapa saat kemudian Seyra kembali membuka mata lalu melihat sekitarnya dan menyadari bahwa saat ini ia berada di rumah sakit.

Terdengar suara langkah kaki mendekat membuat tatapan Seyra bergulir. Keningnya mengernyit samar ketika melihat seorang gadis yang entah sejak kapan ada di ruangan ini, gadis itu terlihat berjalan ke arahnya dengan langkah ragu.

"Engh, kak Seyra udah siuman?" tanya gadis itu terlihat gugup. Melihat tatapan Seyra, gadis itu berdehem pelan lalu berkata. "Ka-kalau gitu aku panggil dokter dulu," katanya sambil berbalik badan.

"Tunggu!" cegah Seyra yang membuat langkah gadis itu terhenti. "Gue udah nggak papa, nanti aja panggil dokternya ... lo siapa?" Seyra menatap punggung gadis itu.

Gadis itu membuang napas sebelum berbalik dan kembali melangkah mendekati Seyra dengan kepala tertunduk. Seyra manautkan alisnya menatap lekat gadis itu. Wajahnya terlihat tidak asing, tapi ia lupa dimana pernah melihat wajah itu.

"Lo siapa ... sebelumnya kita pernah ketemu, kan?" tanya Seyra lagi ketika gadis itu masih belum mengeluarkan suara.

Gadis itu mengangguk masih dengan kepala tertunduk, "Iya, Kak." jawabnya kikuk. Perlahan dia mengangkat kepalanya lalu kembali bersuara. "A-Aku Karina." Setelah mengatakan itu dia kembali menunduk.

Karina? Nama itu juga terdengar tidak asing di telinganya. Seyra terdiam sejenak berusaha mengingat. Sesaat kemudian, matanya sedikit melebar ketika sekilas ingatan tentang seorang gadis yang bersembunyi di bawah pohon manggis.

Ya, dia orang yang sama dengan gadis yang ada di hadapannya ini.

Seyra kembali menatap gadis yang bernama Karina itu. "Lo adiknya Jeno, kan? Yang ngumpet di bawah pohon manggis itu," ucap Seyra memastikan.

Mendengar itu Karina meringis sambil membenarkan kacamatanya dengan tangan yang terasa dingin. "Iya, Kak, aku Karina ... adiknya Bang Jeno," ucapnya gugup.

Sebelah alis Seyra terangkat, "Jadi, lo yang nolong gue?" tanya Seyra dengan mata menyipit.

Sejujurnya Seyra ragu dengan itu, sebelum tidak sadarkan diri ia jelas mendengar suara orang yang menolongnya dan itu suara seorang laki-laki yang terdengar tidak asing di telinganya. Meskipun tidak melihat wajah, tapi Seyra sangat mengenali suara itu. Namun, mengapa saat ini malah Karina yang ada di sini.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora