Bagian 3

129K 18.9K 2.2K
                                    


Hope Not - Blackpink

Happy reading guys

Love u

_____________

Kylena Mentari. Sesuai dengan bayangannya mengenai tokoh utama. Mentari gadis cantik dengan struktur wajah halus, anggun dan lemah lembut. Sekali melihat saja orang pasti tahu siapa tokoh utamanya, Mentari adalah gambaran wanita sempurna yang rapuh dan lengket seperti magnet membuat siapapun tergerak ingin melindungi ketika melihatnya.

Gadis itu mendekat dengan mata berkaca-kaca, wajahnya yang putih bersih memerah menahan tangis. "Maafin aku.." Suaranya pelan namun penuh kepiluan. "Gara-gara aku ka Seyra kaya gini, maafin aku ka. Aku..aku salah. " Mentari menunduk, air matanya bercucuran.

Maddy mendengus sebal, bukan iba dia malah muak. sudah dia bilangkan tadi Maddy membenci wajah-wajah polos seperti ini, kerjaannya kalo tidak meminta perlindungan yah menangis menyebalkan.

Tiba-tiba dua orang memasuki ruangan, Maddy tahu mereka adalah Damian Papi Seyra dan Ratih Ibu kandung Mentari. Sepasang suami istri itu kaget melihat Mentari menangis.

Damian dengan rahang mengeras menghampiri mereka. "Seyra, kamu ngelakuin apalagi sama Mentari?" Suara Damian tersirat emosi.

"Mas.." Ratih disampingnya berusaha menenangkan.

Kana mengernyit kemudian mendengus. Ah, Kana belum bilangkan diantara seluruh karakter dalam novel ini ia sangat tidak menyukai karakter dua orang ini manusia-manusia egois yang mengatasnamakan segalanya demi cinta.

Sejujurnya setelah membaca kisah orang tua Seyra, Kana sangat memaklumi mengapa Seyra bisa sebenci itu kepada mereka, bahkan saat ini Kana bisa merasakan kebencian Seyra di dalam dirinya.

"Kamu keterlaluan Seyra! kamu yang salah kenapa kamu malah membuat Mentari jadi seperti ini, Papi sudah lihat semuanya lewat CCTV. Papi kecewa, kenapa kamu bisa berprilaku seperti binatang yang nggak punya akal." Ucapan kemarahan yang keluar dari mulut lelaki paruh baya itu membuat Kana meringis dan sedikit tidak terima, dikehidupannya sebagai Kana ia tidak pernah dibentak atau diteriaki kasar seperti ini oleh keluarganya.

Berani-beraninya orang tua ini membentaknya!

Maddy yang sedari tadi diam mengepal tangannya tidak terima. Seyra jelas-jelas diam sejak kehadiran Mentari tidak mengucapkan sepatah katapun, gadis itu yang tiba-tiba datang lalu menangis seolah habis dianiaya dan sekarang Om Damian malah menyalahkan Seyra karna membuat Mentari menangis.

"Om ini bukan salah Seyra, Mentari yang tiba-tiba datang terus nangis buk--"

Damian memotong ucapan Maddy. "Maddy, om tahu kamu berusaha melindungi Seyra, tapi anak itu sudah keterlaluan. Kamu sebaiknya pulang, lagipula ini urusan keluarga om sebaiknya kamu tidak ikut campur." Damian menatap tegas sahabat putrinya.

Maddy ingin mengeluarkan suara tapi bibirnya terkatup lagi ketika melihat gelengan samar dari Seyra. Dengan berat hati Maddy keluar ruangan dengan raut wajah masam, sebelum keluar Maddy melirik sinis Mentari yang setia menunduk. Dalam hati Maddy menyumpahi kepala gadis sok polos itu tidak bisa tegak kembali.

"Papi, yang ka Maddy bilang benar. aku bukan nangis karna ka Seyra tapi--" Mentari mengangkat kepalanya melihat Damian denga mata yang berkaca-kaca. "Aku ngerasa bersalah..gara-gara..a..ku.." Ucapan Mentari tersedat karna isakkan.

Raut wajah tegas Damian melembut melihat kesedihan putrinya. Seyra memang sudah keterlaluan. "Bukan salah kamu, kamu nggak salah. Papa yang salah karna tidak becus mendidik anak." Damian melirik Seyra yang terbaring dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Where stories live. Discover now