Bagian 38

81.8K 14.1K 9.1K
                                    

🎵 Permission to Dance - BTS

Hallo apa kabar?

Jangan lupa tolong tandain typo ya!

____

Mentari mendongak menatap Seyra lalu berkata dengan suara bergetar. "Gina ... dia sakit hati karna nganggap hubungan dia sama kak Jeno selesai gara-gara kak Seyra," lontar Mentari dengan jari meramas. "Maka dari itu, dia buat rencana untuk ngejebak kakak sebagai bentuk pembalasan. Aku udah berusaha keras buat nolak dan berkali-kali ngejelasin kalau semua itu bukan salah kak Seyra. Tapi Gina nggak terima, dia malah terus ancam dan bahkan sampai ngelakuin kekerasan sama aku,"

Mentari terisak saat mengatakan itu, dia menatap Seyra dengan air mata bercucuran sama sekali tidak memperdulikan ekspresi shock dan tidak percaya sahabatnya. "To-Tolong maafin aku, Kak. Saat itu aku nggak tau harus ngelakuin apa ... aku, aku nggak punya pilihan selain nurutin semua kemauan Gina," jelas Mentari dengan suara tersendat karna isakan.

Semua orang terkejut mendengar penuturan Mentari, sontak mereka semua langsung beralih menatap Gina penuh cemoohan.

Sementara Gina, terdiam membeku terlihat linglung dan kebingungan. "Mentari lo ...," Suaranya tercekat, dia menatap Mentari berkaca-kaca.

Mentari menoleh pada Gina, ekspresi wajahnya terlihat sedih dan putus asa. "Gina aku mohon ... tolong kamu bilang yang sejujurnya sama kak Seyra, aku nggak mau dia semakin benci sama aku, Gin." ucapnya lirih.

Gina termangu mendengar itu, tanpa bisa dicegah perlahan setitik air mata jatuh menyusuri pipinya yang kotor.

Belum cukup sampai di situ, Mentari kembali berkata penuh kesedihan. "Selama ini aku selalu anggap kamu sebagai sahabat terbaik aku, Gin. Tapi kenapa kamu ngelakuin ini sama aku? Kamu buat kak Seyra dan semua orang semakin benci sama aku. Sebenarnya apa salah aku, Gina." Mentari menunduk sambil sesekali mengusap air matanya.

"Gila! Lo jahat banget, Gin. Tega banget lo sama sahabat sendiri!" seru salah satu siswa yang ada di kerumunan.

Dan seruan dari salah satu siswa itu memicu seruan dan hinaan lain kepada Gina yang masih terlihat seolah tengah kehilangan nyawa.

"Sumpah, lo parah banget, Gin! Padahal selama ini Mentari baik banget sama lo," celetuk salah satu teman sekelas Gina dan Mentari yang kebetulan ikut menyaksikan keributan di sini.

Urat-urat di wajah Gina menegang, gadis itu menggelengkan kepalanya cepat. Dia menatap Mentari penuh kekecewaan. "Gue---kenapa lo bilang kaya gitu, Tar? Gue nggak pernah maksa lo ngelakuin itu, kita sama-sama mau pas waktu itu buat rencana jebak kak Seyra," terang Gina dengan mata memerah.

Tangan Mentari mengepal, sekilas tatapannya terlihat tajam. Namun, secepat kilat berubah kembali seperti semula. Dia berkata lirih,"Gina, apa kamu sebenci itu sama aku. Bahkan, dalam keadaan kaya gini kamu masih bisa nuduh dan limpahin kesalahan kamu sama aku. Sedikit aja, apa kamu pernah nganggap persahabatan kita ini berarti, Gin?" tanya Mentari dengan bahu terkulai lemas.

Seyra menarik sudut bibirnya ke atas saat menyaksikan drama persahabatan itu. Dia melirik Gina yang terlihat masih termangu saat mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut Mentari. "Miris," gumamnya.

"Jadi, selama ini gue dibohongin," gumam Gina tertawa miris, dia mendongak lalu tawanya semakin kencang diiringi dengan air mata yang ikut mengalir deras. "Gue selama ini belain lo mati-matian, tapi ini balasannya," ucapnya pedih. Sakit sekali, bahkan ini lebih sakit dari pada saat Jeno memutuskan hubungan mereka.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Where stories live. Discover now