Bagian 28

100K 15.4K 6.3K
                                    


Hallo guys apa kabar?

Gimana lebaran kalian, ada yang pulang kampung, jalan-jalan, atau di rumah aja kaya aku😭?

Ini kurang lebih 3000 kata gengs, bacanya pelan2 aja biar gk bosan.

~Happy reading~



Tandai typo ya!

Jangan lupa vote dan komennya guys!


-------


------

Sebuah gedung besar yang berada di salah satu bangunan hotel berbintang sudah dipenuhi oleh hiasan dekorasi mewah yang di dominasi oleh warna putih, terlihat tamu-tamu undangan juga sudah mulai berdatangan mengisi gedung ini. Pesta ini memang benar-benar hanya diperuntukan untuk kaum borjuis dan semua itu bisa dilihat dari semua tamu yang menghadiri pesta ini yang sekali dilihat kita bisa tahu bahwa mereka dari kalangan atas dan bukan orang-orang sembarangan.

"Mentari, kamu ingat pesan Mama tadi siang 'kan?"

Mentari menoleh pada Mamanya yang berdiri anggun di sampingnya, gadis itu mengangguk samar. "Aku pasti akan ngelakuin yang terbaik, Mama tenang aja."

Ratih memakai gaun bewarna putih yang sangat elegant dan terlihat cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi. Wanita itu mengusap rambut putrinya pelan agar tidak merusak hiasan rambut di kepala Mentari. "Mama percaya sama kamu ... ini kesempatan kita dan sepertinya dia juga nggak akan datang."

Sebuah senyuman lembut terbit di wajah cantik gadis itu, pandangan matanya lurus memperhatikan tamu undangan yang tengah menikmati berbagai hidangan pesta. "Hm, aku nggak akan ngelewatin kesempatan ini," katanya tanpa merubah ekspresi wajahnya.

Mentari sangat cantik, tidak ada yang bisa membantah itu. Apalagi malam ini dia memakai white fairy dress elegant off shoulder dengan rambut lurus yang digerai indah kemudian sedikit ditaruh aksesoris jepitan rambut kupu-kupu yang menghiasi rambutnya. Semua itu memberi kesan anggun dan lembut di saat bersamaan. Siapapun yang melihat Mentari saat ini, tentu saja akan dapat merasakan aura protagonis yang menguar sangat kuat pada diri gadis itu.

"Mereka sudah datang," bisik Ratih pelan.

Ibu dan anak itu menatap Damian yang datang dari arah pintu masuk dengan seorang pria paruh baya yang berjalan di samping Damian. Pria paruh baya itu memiliki postur tubuh sedikit bungkuk mungkin karena faktor usia renta dan dia juga menggunakan tongkat ketika berjalan untuk membantu langkahnya.

"Mas ...," Ratih menyapa suaminya yang dibalas usapan lembut di bahu oleh Damian. Kemudian dia melangkah mendekati ayah mertuanya. "Yah ... Ayah apa kabar? Sudah lama sekali Ayah tidak main ke rumah." Ratih tersenyum cerah dan ingin memeluk Ayah mertuanya sebagai bentuk sapaan, tapi Ayah mertuanya itu malah memundurkan langkahnya menolak sapaan itu.

Ratih berusaha mempertahankan senyumnya ketika mendapat penolakan itu. Damian menatap iba istrinya yang sudah sering kali diperlakukan seperti ini oleh Ayahnya, selama pernikahan mereka Ayahnya memang sangat tidak menyukai istrinya dan sampai sekarang sepertinya tidak merestui pernikahan mereka.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang