Bagian 17

113K 18.3K 2.7K
                                    

Happy Reading Guys!

Love u

Teman-teman jangan pelit vote yaa, yang baca sama yang vote jomplang banget😭

_____

Seyra keluar kelas dengan langkah berat. Wajah kusut dengan mata sedikit memerah menggambarkan betapa berantakannya keadaannya saat ini. Ini di akibatkan kerena ia tadi tidak sengaja tertidur di kelas saat pelajaran Seni Budaya hingga ketika pelajaran itu berakhir Maddy secara paksa membangunkannya karena jam pelajaran telah berganti menjadi pelajaran Penjaskes.

Pelajaran yang sangat tidak ia sukai!

Jika kebanyakan siswa lain membenci pelajaran Matematika atau pelajaran berbau hitungan lainnya, berbeda dengan Seyra, ia sangat tidak menyukai pelajaran Penjas. Alasannya karena pelajaran itu terlalu melelahkan fisiknya yang mageran. Seyra lebih suka menyelesaikan deretan angka atau disuruh menghafal dan membaca buku asalkan tetap membuatnya duduk diam dan tentunya tidak membuat dirinya kelelahan. Selain itu, Seyra selalu tidak tahan terlalu lama berdiri dibawah terik matahari, ia akan merasa pusing dan lemas.

Bahkan dikehidupannya dulu ketika masih sekolah, ia sering sekali bolos pelajaran Penjas dengan berpura-pura sakit atau alasan lainnya yang membuanya tidak perlu mengikuti pelajaran itu. Saking seringnya ia membolos, ia sampai dipaksa oleh wali kelas dan orang tuanya untuk mengikuti eskul basket agar membiasakan diri dan meningkatkan stamina tubuhnya. walau pada akhirnya itu hanya bertahan dua bulan dengan pola latihan yang bolong-bolong.

"Seyra Anastasya! Kenapa masih diam di situ. Cepat ikut baris!"

Panggilan Mr. Beni membuat Seyra semakin cemberut. Ia menghela napas panjang, kemudian melangkah paksa ikut berbaris bersama teman-temannya yang lain.

"Ayo, siapa yang mau memimpin pemanasan?" Mr. Beni menatap murid-muridnya menunggu siapa yang akan mengajukan diri, tapi sayangnya setelah beberapa menit tidak ada yang mengangkat tangan malah anak-anak itu saling lirik satu sama lain. Guru penjas itu menggelengkan kepalanya. "Baik! Karena tidak ada yang mau maju berarti saya yang tunjuk. Kamu, Samuel Tanitra, kedepan pimpin pemanasan." Tunjuk Mr. Beni pada cowok berkacamata di barisan paling belakang.

Samuel maju dengan langkah setengah hati. Dengan badan kaku bak robot dia mulai menggerakan tubuhnya melakukan pemanasan yang dia ketahui, teman-temannya di belakang mengikuti termasuk Seyra yang melakukan semua gerakan itu dengan malas. Baru pemanasan saja ia sudah merasa kelelahan, bulir-bulir keringat di dahinya bahkan sudah mulai bermunculan.

Setelah melakukan pemanasan, Mr Beni kembali mempusatkan perhatiannya pada murid-muridnya. "Pada hari ini, kita telah memasuki materi Bab 7 tentang permainan Bola Voli. Di materi ini kalian akan mempelajari taktik dan strategi serta beberapa peraturan dalam permainan bola voli." Mr. Beni mengangkat Bola Voli yang ada di tangannya. "Coba, Brian kamu pegang ini, lalu berdiri di sana." Perintah Mr. Beni pada Brian yang tengah berdiri melamun entah mengkhayalkan apa.

Brian dengan sigap berlari menuju guru olah raganya lalu mengambil bola voli yang diberikan Mr. Beni, kemudian langsung berdiri di tempat yang ditunjukan gurunya itu.

"Sekarang perhatikan teman kalian yang akan memberi contoh umpan yang baik dalam permainan Bola Voli. Brian, sebagai anggota Voli kamu tahu cara melakukan umpan 'kan? Coba kamu perlihatkan kepada teman-teman kamu." Perintah Mr. Beni.

"Siap, sir!!" saut Brian penuh semangat. Dia mengedarkan pandangan pada teman sekelasnya yang tengah memperhatikannya, kemudian dia mengeluarkan seringaian genit. "Biasa aja kali lihatnya! Gue belum mulai aja kalian udah terpesona." ujar Brian kepedean sehingga disambut surakan oleh teman-temannya.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang