Bagian 1

159K 19.2K 753
                                    


Ayo, ayo, jangan lupa vote dan komennya yaa!

~Happy reading~

Love u

____

Kana memaksakan matanya yang terasa berat untuk terbuka. Perlahan ia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang mulai masuk menusuk di sela-sela matanya.

Setelah pandangannya sedikit jernih, Kana malah merasakan sakit menyerang kepalanya, pusing seperti ditusuk ribuan jarum disana. Belum lagi tenggorokannya yang entah mengapa terasa kering seperti tidak diberi cairan bertahun-tahun.

Kana meringis tidak suka ketika mencium bau obat-obatan yang sangat pekat dari tempatnya. Ah, ia benar-benar benci sekali dengan aroma ini, membuat mual saja.

Ia mendesah lemas dan kemudian tertegun seolah baru menyadari sesuatu. Ia dimana? Kana mengedarkan matanya menatap sekeliling. Keningnya mengerut samar, ini bukan kamarnya, tetapi ... Rumah sakit.

Lalu matanya bergulir ke bawah dan terkejut melihat tangannya yang sangat lemas ternyata terbalut jarum infus. Hah, kenapa ia bisa sampai seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi.

Kana berusaha mengingat apa yang menyebabkan dirinya menjadi seperti ini. Kenapa ia bisa sampai berada di Rumah sakit dengan keadaan tubuh yang seperti habis dikroyok orang sekampung, terasa sangat sakit dan ngilu.

Kecelakaan

Ingatan ketika mobilnya ditabrak tiba-tiba memasuki kepalanya, saat itu seharusnya ia pergi menuju rumah Kinar untuk mendiskusikan tentang novel yang dibuat oleh sahabatnya itu. Namun, di perjalanan tiba-tiba ada sebuah mobil yang sepertinya kehilangan kendali sehingga menabrak mobilnya.

Kana meringis, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang mengingat kejadian mengerikan yang menimpannya itu. Ia memegang kepalanya yang semakin terasa pusing lalu kembali menatap sekeliling berharap ada seseorang yang bisa membantunya untuk mengambil air dan sialnya tidak ada siapapun di sini.

Kana menghela napas panjang. Sejujurnya ia masih tidak percaya bahwa dirinya masih bisa hidup setelah mengalami kecelakaan yang begitu parah. Saat itu, sebelum ia memejamkan mata Kana merasa jiwanya seperti tertarik hingga terasa sangat menyakitkan dan dalam keadaan seperti itu tidak ada yang ia pikirkan selain keluarga dan kematiannya yang ternyata datang begitu cepat.

Tapi sekarang, Kana merasa sangat lega dan bersyukur ternyata Tuhan masih memberikannya kesempatan.

Omong-omong mengenai keluarganya, Kana tidak bisa membayangkan bagaimana situasi rumit dan kacau yang dialami mereka setelah mendengar dirinya mengalami kecelakaan, mungkin setelah ini Kana tidak diijinkan mengendarai mobil sendiri lagi.

"Non Seyra! Ya Tuhan ... Non sudah bangun?"

Kana tersentak mendengar teriakan itu. Ia mengedip beberapa kali mencoba mengenali siapa wanita yang tiba-tiba datang lalu berteriak heboh seperti itu.

"Sebentar Non, saya panggilkan dokter dulu."

Wanita itu berlari keluar dengan tergesa lalu tidak lama setelah itu muncul lagi dengan seorang dokter dan suster yang berjalan di belakangnya.

Dokter dan suster itu menghampirinya lalu mengecek keadaannya. Setelah itu, dokter langsung memberi beberapa pertanyaan untuknya.

"Seyra, apa yang kamu rasakan?"

Kana mengerjap, Seyra? Siapa Seyra yang dokter ini maksud. Kana ingin bertanya tapi tenggorokannya kering. "A-air ... " Hanya kata itu yang berhasil ia ucapkan karena ia benar-benar sangat haus.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Where stories live. Discover now