Bagian 16

114K 17.2K 1.8K
                                    


Happy reading guys!

Love u

_____


____

"Itu si Adam kaya nya ngelihatin lo mulu, Sey."

Seyra yang asik menyedot susu kotak rasa pisangnya menolehkan kepalanya ke arah lapangan di mana Adam sedang latihan basket. Kemudian ia berdecak kagum melihat ketampan Adam yang sangat tidak manusiawi. Sejujurnya semua tokoh di novel ini tidak ada yang manusiawi dari pemeran utama sampai pemeran pendukungnya pun visualnya diatas rata-rata. Bahkan Raven yang ia sebut mirip tukang begal pun sebenarnya sangat tampan, kalau tidak tampan mana mungkin Maddy mau berpacaran dengan cowok itu.

Maddy itu salah satu pecinta cowok tampan, menurutnya dari mata baru turun ke hati.

"Sejak kejadian di kantin, pas lo ngajak dia nonton, tuh cowok jadi sering merhatiin lo. Padahal bukannya lo nggak jadi pergi sama dia, ya." ucap Maddy lagi sambil matanya mengarah pada Adam yang tengah mencuri pandang kepada Seyra.

Seyra mangangkat bahu. "Pesona cewek cakep emang susah buat dilewatin." Seyra mengibaskan rambutnya kemudian nyengir lebar ketika Maddy menatapnya sinis.

"Percaya diri sekali anda, najis!" Maddy memasang ekspresi pura-pura muntah.

Seyra terkekeh, ia memang tidak memberi tahu Maddy perihal jalan berdua beberapa hari lalu dengan Adam, entahlah Seyra hanya tidak ingin Maddy tahu karena sahabatnya itu pasti akan heboh.

Seyra kembali menoleh kelapangan dan kebetulan menangkap basah Adam yang lagi-lagi tengah menatapnya. Saat Seyra membalas tatapan cowok itu tiba-tiba Adam memalingkan wajah sambil menggaruk belakang kepalanya, salah tingkah. Melihat itu, sudut bibir Seyra berkedut manahan senyum geli.

Tangan Seyra terkepal ke atas memberi semangat ketika Adam kembali manatapnya. Seyra tersenyum lebar, mulutnya tanpa suara bergerak berkata menyemangati cowok itu.

Di sana Adam sedikit tercengang, hingga bola basket yang dipegangnya tergelincir jatuh ke bawah.

"Adam!"

"Ya?" Adam menoleh kaget pada temannya.

"Gue bilang over, kok malah lo buang sih."

Adam manatap tangan kosongnya yang tadi memegang bola, kemudian meringis pelan. "Sorry, sorry, gue kurang fokus." ucap Adam sambil mengusap dahinya.

Teman Adam hanya mengangguk singkat lalu kembali bermain.

Adam menggigit bibirnya menahan senyum. Dia menoleh lagi pada Seyra dan kali ini gadis itu melambaikan tangan padanya sambil tersenyum lebar memperlihatkan gummy smile-nya yang membuat jantung Adam berdebar hangat.

"Lucu banget." gumam Adam dengan penuh kekaguman. Dia menarik napas pelan berusaha fokus untuk kembali melanjutkan latihan basketnya.

Sementara di ujung lapangan lainnya ada Gara, Brian, Bimo dan Kevin yang melihat interaksi manis antara Adam dan Seyra. Mata Brian menyipit jeli seperti wartawan yang tengah mencari informasi skandal untuk dijadikan berita panas.

"Wah, kayanya sekarang Seyra beneran sama si Adam." celetuk Brian ketika melihat interaksi menyaratkan kedekatan antara Adam dan Seyra.

Bimo menepuk-nepuk pundak Gara. "Selamat Bro, akhirnya sekarang lo bebas." ucap Bimo. Dia rasa satu-satunya orang yang akan sangat bahagia melihat kedekatan Seyra dan Adam adalah Gara, karena dengan itu Seyra tidak akan mengganggu sahabatnya lagi.

Gara melirik tajam tangan Bimo yang bertengger di pundaknya. "Singkirin tangan lo, sebelum gue bikin nggak bisa berfungsi lagi." ucap Gara dengan nada dingin.

Bimo menelan ludah lalu mengangkat tangannya cepat dari pundak Gara. Sejak kemarin aura cowok itu sangat menakutkan, seperti senggol dikit bacok. Brian yang berada di sampingnya pun langsung merapatkan bibirnya takut kecoplosan bicara macam-macam yang akan menyinggung emosi Gara.

Gara jika sudah marah sulit dihadapi.

Tapi, berbeda dengan Kevin seperti tidak terpengaruh dengan aura menyeramkan yang dikeluarkan sahabatnya. Dia memandang Seyra sekilas sebelum mengalihkannya pada Gara. "Gimana rasanya, Gar. Setelah bertahun-tahun akhirnya bukan lo lagi yang jadi pusat dunianya." ujar Kevin sambil menyeringai samar.

"Lo tahu jawabannya." Gara menatap lurus ke depan tanpa sedikitpun menoleh pada Kevin.

Kevin mengangguk pelan, lalu membungkuk mengambil daun kering yang jatuh. "Hm. Gue rasa lo cukup senang, itu hal yang lo tunggu-tunggu 'kan." Kevin menegakkan tubuh lalu mengikuti arah tatapan Gara. "Pada akhirnya, sekuat apapun itu, nggak akan ada yang bertahan kalau dihancurkan berkali-kali." Dia meremas daun keringnya sambil tersenyum tipis.

Gara terdiam mendengar ucapan Kevin, tanpa sadar sorot matanya berubah.

_____

Jangan lupa vote dan komen!

Gimana part ini menurut kalian?

Sejauh ini kalian pengikut kapal mana?

Seygar

Seydam

Atau Mentari-Gara

Lanjut bagian 17, Yes or no?

Terimakasih untuk para pembaca yang masih nunggu ceritaku, makasih juga yang udah nyempetin vote dan komen😘

Spam next yang banyak disini!

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Where stories live. Discover now