Bagian 30

103K 15K 5.4K
                                    

Hallo apa kabar guys?

Absen dulu yuk! Siapa yang udah nunggu cerita ini, cung!

Oh, iya sebelum baca jangan lupa tekan bintang ya! Masa yang baca dan komen banyak tapi yang votenya dikit banget😭




Warning! Banyak mengandung kata-kata kasar.

Ini 3000 kata lebih, bacanya pelan2 aja biar gk bosen.

Tolong tandain typo ya!

____

Di pagi yang cerah Seyra berjalan santai menyusuri koridor sekolah dengan satu tangan memegang roti dan tangannya yang lain memegang susu kotak rasa cokelat. Ia memakan roti dan menyedot susu kotak-nya bergantian. Kedua telinga gadis itu disumpel airpods dengan volume cukup tinggi sehingga suara ramai di sekitarnya tidak terlalu terdengar jelas.

Hari ini Seyra menguncir satu rambutnya asal sehingga anak-anak rambut di sekitar pelipisnya mencuat keluar, lalu ia memakai switear merah yang menutupi atasan seragamnya dan sepatu sneakers putih dengan kaos kaki semata kaki. Tampilan gadis itu seperti biasa sangat cantik dan tentunya ... mahal, dari atas sampai bawah semuanya terlihat bermerek.

"Seyra!"

"Eh?" Seyra tersentak kaget ketika merasakan bahunya ditepuk kencang dari samping kanannya. Hampir saja ia tersedak karena roti yang sedang dikunyahnya. Ia kemudian langsung menoleh kesal dan mendapati seorang cowok tengah nyengir konyol menatapnya. "Jeno? Ngapain sih, ngagetin gue aja lo!" ucap Seyra sedikit ketus.

Cowok itu meringis sambil menggaruk alisnya, "Sorry, sorry, Sey. Abisnya lo dari tadi gue panggil nggak nengok-nengok."

Seyra berdecak pelan kemudian melepas airpods-nya. "Ada perlu apa lo manggil gue? Kalau nggak penting awas aja!" ancam Seyra dengan mata menghunus tajam.

Jeno menatap gadis itu sedikit ngeri, kalau bukan karena terpaksa ogah sekali dia berurusan dengan Seyra. "Ehem, kalau boleh tau lo perwakilan peserta Olimpiade Ekonomi tahun kemarin 'kan, Sey?" tanya cowok itu.

"Hm," sahut Seyra singkat.

Cowok itu meringis mendengar tanggapan sangat cuek itu, "Jadi gini Sey. Adik gue yang namanya Karina tahun ini kan dia yang kepilih buat ikut olimpiade Ekonomi, nah, dia disuruh sama guru bimbingan olimpiade-nya buat minta contoh soal dan panduan buku belajar sama lo, jadi ...," Cowok itu kembali berdehem gugup saat melihat Seyra sedang menatapnya sangat lekat, "Boleh nggak, Sey. Itu, anu, gue minta contoh soal sama buku panduan belajar lo?" pinta Jeno dengan tatapan mata penuh permohonan.

Seyra melipat tangan di dada. Ia menatap cowok di hadapannya ini dengan mata menyipit. Jenoris Alfarizi. Selain wajah dan nama sejujurnya ia tidak terlalu mengenal cowok ini. Jeno adalah salah satu anggota basket yang namanya sering disebutkan saat upacara untuk menerima piagam penghargaan ketika mereka memenangkan pertandingan. Dan ya, cowok ini juga berada di kelas yang sama dengan Adam.

Menghela napas pelan Seyra lalu berkata. "Adik lo mana? Kenapa bukan dia aja yang minta langsung sama gue."

Jeno gelagapan saat Seyra menanyakan adiknya. "Engh ... bukannya sama aja, ya. Gue 'kan kakaknya," jawab Jeno sambil tersenyum kaku.

"Jelas bedalah," sanggah Seyra. "Dia yang butuh 'kan, harusnya dia yang minta secara langsung sama gue bukan diwakilin kaya gini."

Mendengar itu Jeno semakin meringis, gestur tubuh cowok itu tiba-tiba menjadi gelisah. "Anu, Sey. Tapi lo jangan marah ya?" ucap cowok itu gugup. Seyra mengangkat alisnya curiga. Jeno kembali berkata, "S-Sebenarnya alasan adik gue nggak minta langsung sama lo karena dia, itu ... takut sama lo, Sey." jelas cowok itu sembari memperhatikan ekspresi Seyra was-was.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang