#1 Khitbah Bryan

8.6K 396 12
                                    

Aliya Salwa Al Gofari, gadis cantik yang sudah menginjak umur 25 tapi masih saja belum berumahtangga. 

Kesibukan dirinya sekarang adalah membantu mengajar di pesantren milik abinya, karena memang abi dan uminya sudah sepuh dan tidak bisa mengajar berlama lama. 

Aya itulah sapaan yang kerap dilontarkan oleh orang orang sekitarnya. 

Aya memiliki kegemaran pada anak kecil.  Oleh sebab itulah ia sangat menyayangi Nabilla keponakannya, namun tak jarang ia juga sering menjahili sang keponakan hingga berakhir dimarahi oleh sang kakak ipar atau kakaknya. 

Seperti sekarang ini, Nabilla tengah menangis karena dahinya terbentur meja yang ada diruang keluarga.  Dan semua itu terjadi karena kelalaian Aya.

"Aduh kakak Billa kenapa kok nangiss?" tanya Aya seraya memeluknya. 

Bocah tiga tahun itu tak menjawab, melainkan menunjuk dahinya yang sudah tercetak sebuah benjolan dengan tangisan yang kian memecah. 

Aya membulatkan matanya begitu melihat benjolan dikepala sang keponakan,  refleks ia langsung menyalahkan dirinya kenapa terlalu asik membaca novel sampai melupakan keponakannya yang gesit ini.

"Aduh alamat dimarahin Mas Alvian nih," gumam Aya.

"Udah Kak jangan nangis lagi, kalau kakak nangis nanti tante Aya nangis juga loh." Aya mencoba merayu Nabilla agar tidak menangis lagi,  namun tetap saya Nabilla menangis.

"Lagian kamu kenapa sih nakal banget jadi anak cewek!" desis Aya. 

Nabilla tetap saja menangis kencang, tak menghiraukan apapun yang diucapkan oleh sang Tante. 

Karena sangking kencangnya tangisan Nabilla, membuat Rosita sang nenek menghampirinya.

"Kakak Billa kok nangis sih kenapa?" tanya Rosita - sang nenek.

"Astagfirullah  hal adzim, kamu apakan ponakanmu Aya!,  aduh aduh sampai benjol begini, mana warnanya biru lagi!  Pantesan aja Nabilla nangisnya kenceng banget!"

"Alvian, Indi, sinii anakmu dianiaya sama adikmu ini!"

Seketika rumah menjadi heboh karena Umi Rosita, sementara Aya hanya memutar bola mata saja menyaksikan kealayan sang umi. 

Memang tak jarang uminya itu berperilaku seperti itu disaat sang cucu kesayangan terluka, dan Aya terkadang merasa teranak tirikan karena kehadiran si bocil.  Namun meskipun begitu tak pernah sekalipun Aya mengurangi rasa sayangnya terhadap Nabilla. 

Karena teriakan sang umi.  Akhirnya Alvian, Indi, dan juga Hardi - sang abi. Menghampiri mereka diruang keluarga. 

"Astagfirullah nak kamu kenapa? " tanya Indi pada sang buah hati. 

Nabilla pun langsung saja menuju sang ibu dan memeluknya erat seraya menumpahkan tangisannya didada sang ibu. 

"Kamu apain lagi sih keponakanmu itu Ay?" tanya Alvian geram pada sang adik.

"Gak Aya apa apain mas, Nabillanya aja yang nakal makanya kepentok meja," jawab Aya seraya menunduk.

"Karena Nabillanya nakal makanya kamu harus ekstra ngejagainnya Ay, kalau gini berarti kamu yang lalai!," timpal Abi Hardi pada sang putri. 

"Benar kata abi kalau kamu gak lalai, ponakanmu gak akan sampai benjol biru gitu, kasihan loh Ay cucu umi," ujar Umi Rosita seraya mengelus puncak kepala Nabilla yang berada digendongan Indi. 

"Kamu novel terus sampai gak ingat waktu, ngajar suka telat, anak mas terjatuh,  mas gak pernah ngelarang kamu membaca novel tapi kamu juga harus tahu waktu dan kamu tidak mengesampingkan tugasmu disaat itu!"

Alvian mengatakan kata kata itu dengan tenang namun terdengar menusuk disetiap katanya. 

"Udah mas, Aya kamu kekamarmu gih," suruh Indi.

"Apa ini  dik?, kamu selalu saja ngebela Aya makanya dia ngelunjak!"

"Udah ini semua salah Aya, Aya minta maaf, udah mas jangan marahin mbak." ucap Aya lalu berlalu menuju kamarnya dilantai atas. 

Semua yang ada disana membubarkan diri menuju kekamar masing masing. 

*****
Sore hari telah tiba, kini tawa Nabilla sudah kembali meskipun dahinya tetap tercetak benjolan berwarna biru keunguan. 

Nabilla tengah asik bermain bersama nenek,umi, dan tantenya. 

Saat tengah seru serunya bermain, tiba tiba suara salam terdengar dari arah pintu depan.

"Assalamualaikum."

"Umi biar Aya aja yang lihat kedepan, umi sama mbak Indi disini aja jagain Kakak Billa."

Setelah mengatakan itu, Aya pun segera beranjak untuk membukakan pintu untuk sang tamu. 

"Waalaikumsalam."

"Maaf ada perlu sama siapa ya?" tanya Aya dengan sopan.

"Kyai Hardi ada?"

"Ada, mari masuk."

Aya mempersilahkan ketiga orang yang ingin bertemu abinya itu untuk memasuki rumahnya. 

Saat Aya ingin memanggil abinya, tiba tiba Abi hardi dan Alvian menghampirinya. 

"Siapa Ay?" tanya Abi Hardi pada sang putri.

"Gak tahu bi, tapi tadi nanyain abi." jelas Aya.

"Yaudah kamu buatin minum gih buat tamunya," titah abi Hardi.

Aya langsung saja beranjak untuk membuatkan minuman untuk sang tamu. Kira kira sekitar lima menit minuman itu sudah tersaji. 

Saat Aya ingin menghantarkan minuman ke meja ruang tamu, ternyata disana sudah ada umi dan juga kakak iparnya. 

Aya ingin beranjak dari sana setelah selesai menyajikan minuman kepada semua tamu. 

Tapi tangan sang kakak mendadak mencegah pergerakannya. 

"Duduklah Ay, dia ada perlu sama kamu!" titah Alvian. 

Aya menuruti perintah sang kakak, dengan segera mengambil duduk didekat sang umi. 

"Nak Bryan ini Aya putri kedua saya,  dan Aya ini Nak Bryan ada perlu sama kamu. " Abi Hardi mulai memperkenalkan keduanya. 

"Aya,  salam kenal saya Bryan.  Mungkin kita sebelumnya belum pernah kenal ataupun bertemu,  tapi sejak saya melihatmu dimasjid waktu kajian minggu lalu, sejak itulah saya mulai mengagumimu. Saya pikir itu hanya kagum sesaat, namun dugaan saya salah karena rasa itu tetap berlanjut sampai saat ini.  Maka dari itu, saya ingin mengkhitbahmu didepan orang tua dan keluargamu,  bagaimana Ay apakah kamu mau menerima khitbahku? " 

Ucapan panjang itu terucap dari bibir anak muda yang bernama Bryan itu.

Sedangkan Aya masih diam membisu, jujur ia sangat kaget mendengar penuturan Bryan yang ternyata mengaguminya dan sekarang ingin mengkhitbahnya. 

Lantas jawaban apa yang harus dilontarkan Aya?, sedangkan dirinya tidak pernah kenal dan bertemu dengan Bryan?

Haruskah dirinya menjawab iya? Ataukah tidak?

******

Assalamualaikum Sahabat Pena Musdalifafaifa ❤

Alhamdulillah setelah sekian lama hiatus dari dunia perwattpadan, akhirnya bisa kembali dan update cerita baru lagi:)

Ada yang kangen cerita yang aku buat gak?

Gimana ceritanya seru gak?

Follow :
IG : Faifaatjh_

Jangan lupa vote dan komen yaa🤗

Lumajang, 1 Maret 2021

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang