#41 Praduga

1.2K 179 90
                                    

Tanpa ada yang ditutup tutupi, atau ditambah tambahi, Zefano menceritakan semua kejadian di pasar malam. Mulai awal datang ke pasar malam, sampai akhirnya Aya menghilang, tak lupa menceritakan tentang bapak penjual yang mengatakan Aya ditarik oleh seorang pria.

Umi Rosita kini sudah menangis didalam pelukan Indi. "Gimana nasib anakku dan cucuku sekarang? "

Zefano menunduk. Ia juga merasakan apa yang dirasakan oleh Umi Rosita, ia juga merasa bersalah karena gagal menjaga putri mertuanya itu.

"Zefano minta maaf umi, semua ini salah Fano yang lalai menjaga Aya. "

Hardi yang berada disamping sang menantu mengelus pundak menantunya itu, "jangan salahkan dirimu nak, ini semua sudah takdir. Sekarang bukan waktunya saling menyalahkan, tapi sekarang waktunya kita mengatur strategi dan melacak keberadaan Aya. "

Tak tega melihat wajah frustasi dan bersalah sang Teman. Akhirnya Zidan yang berprofesi sebagai polisi mengambil alih untuk menjelaskan strategi.

"Gini kita tidak bisa melacak keberadaan Aya karena memang Aya tidak memegang dan membawa ponsel saat kejadian. Jadi yang kita lakukan sekarang adalah men praduga saja. "

Zidan melanjutkan ucapannya lagi, "saksi mata mengatakan bahwa yang bersama Aya dan menarik Aya adalah seorang lelaki, sekarang saya bertanya apakah Zefano ataupun Aya sendiri ada yang punya masalah dengan seorang laki laki? "

Zefano diam, memutar otak memikirkan laki laki siapa yang sudah ia sakiti dan juga bermasalah dengannya atau dengan sang istri.

"Kayaknya kalau adik saya gak ada Zi, soalnya interaksi Aya dan lelaki sangat terbatas sekali. " Hardi selaku orang tua membenarkan ucapan sang sulung.

Zefano mendongak, menyorot manik hitam legam milik Zidan. "Ada mas Al, Bryan. "

Semua keluarga Aya yang berada di sana merasa terkejut, pasalnya sudah lama sekali mereka tak mendengar nama itu. Bahkan mereka membenci nama itu.

"Dia kembali lagi? Untuk apa? Untuk menyakiti anak umi lagi? " Umi Rosita melontarkan pertanyaan itu dengan nada murka dan air mata yang bercucuran.

Dengan sigap, Indi dan Yulia selaku besan mencoba menenangkan Umi Rosita. Bagaimanapun seorang ibu tidak akan pernah bisa tenang kalau belum sama melihat anaknya didepan mata kepalanya dalam keadaan sehat.

"Kapan terakhir kali kamu bertemu dengannya Fan? " tanya Alvian.

"Sudah lama mas, tepatnya dihari sebelum Aya dibawa kerumah sakit karena darah rendahnya kambuh. Saat itu Aya mengajakku makan siang di cafe dekat rumah sakit tempatku berkerja. Namun saat aku tiba disana, aku melihat Aya sedang berpegangan tangan dengan seorang lelaki. Awalnya aku murka, dan sempat bertengkar hebat dengannya, hal itu juga menjadi salah satu penyebab Aya drop dan darah rendahnya kambuh. Sebenarnya mereka bukan berpegangan tangan dengan sengaja, namun Bryan yang memaksanya. Dan dia menginginkan Aya kembali kepadanya, namun Aya menolaknya secara mentah mentah. Dan aku rasa Bryan pantas untuk dicurigai. " Zefano menjelaskan alasannya mengapa ia menuduh seorang Bryan, yang tak lain dan tak bukan adalah mantan calon suami sang istri.

"Bangsat, " umpat Alvian tanpa sadar.

Zidan menghela nafas, "apakah ada yang tahu dimana kediaman Bryan? "

"Tahu, tapi rumah itu sudah kosong, entahlah mungkin sejak sebelum hari pernikahan yang dibatalkan. "

"Terus giman Zi? " tanya Reza yang sedari tadi diam.

"Bentar aku telfon temanku dulu untuk mencari tahu keberadaan Bryan. "

"Tolong cepat ya Zi, aku khawatir sama istri dan anakku, mereka sudah satu malam menginap ditempat yang tak ku ketahui. "

TAKDIRWhere stories live. Discover now