#17 Haruskah buka hati?

2.2K 234 26
                                    

Pemasangan gips telah selesai. Kini kaki Aya tidak sesakit tadi, mungkin karena pengaruh obat juga.

Sedari tadi Zefano tetap berada disamping Aya, tidak pernah meninggalkannya barang sedetik pun.

Sedangkan semua penghuni rumah sakit, tanpak penasaran dengan istri dari dokter tampan yang menurut mereka dingin namun jahil dan nyebelin menurut istrinya.

"Ay, makan dulu ya!" pinta Zefano seraya memegang piring ransumannya.

"Gak mau Fan, makanan rumah sakit gak enak!" tolak Aya seraya menggeleng kearah sang suami.

"Dikit aja Ay, biar perut kamu gak kosong, ya." Zefano tetap membujuk sang istri agar makan.

"Nggak Fan, aku mau makan kalau kamu belikan aku makanan diluar." Aya mengajukan penawaran pada Zefano.

Zefano menghela nafas panjang, ia tidak menyangka jika istrinya ini ternyata sangat keras kepala sekali.

"Tapi kamu kan masih sakit Ay, ya harus makan makanan rumah sakit. "

"Kan yang sakit kaki aku Fan, bukan lambungku."

Zefano geleng kepala melihat beragam pembelaan keluar dari mulut Aya, dan hal itu mampu membuatnya mati kutu.

"Jangan makan makanan yang terlalu asin sama minuan yang mengandung alkohol dulu ya, bubur ayam aja dulu ya."

Akhirnya Zefano mengalah, namun ia yang menentukan menunya.

"Yakali aku mau makan ikan asin Fan, aku mau ayam goreng keju aja yaa," tawar Aya.

Aya tetap menyerukan permohonannya, "Ya, suamiku belikan ayam goreng keju."

Mendengar kata suamiku disebutkan oleh Aya, entah mengapa membuat Zefano luluh dan akhirnya mengangguk.

Karena saking senangnya Zefano tidak membantah lagi, dan mau membelikannya ayam goreng keju. Refleks Aya memeluk Zefano yang ada disampingnya, tanpa memperdulikan luka perban ditangannya.

"Makasih Zefano!"

Zefano yang mendapat pelukan secara tiba tiba dari Aya mendadak membeku. Laju detak jantungnya bertambah tidak terkontrol.

Tersadar jika dilakukannya salah, dengan cepat Aya langsung saja melepaskan pelukannya.

Dalam hati Aya merutuki kebodohannya, bagaimana bisa dia yang nyosor terlebih dahulu sedangkan sebelumnya dengan tegas ia menolak kontak fisik antara dirinya dan Zefano.

"So.. Sorry, " ucap Aya gugup. Jujur sekarang dirinya merasa malu karena memeluk Zefano terlebih dahulu.

Mengerjapkan mata beberapa kali, akhirnya Zefano kembali mengontrol wajahnya agar tidak terlihat bahwa ia salah tingkah karena pelukan Aya tadi.

"Aku beli makanan dulu, kalau ada apa apa jangan langsung hubungi aku!" titah Zefano sebelum meninggalkan kamar rawat Aya.

Setelah mengatakan itu, Zefano langsung saja melangkah menjauh dari bankar Aya. Namun suara Aya menghentikan langkahnya.

"Fan, beli dua porsi ya! Kamu pasti belum makan kan."

Zefano hanya mengangguk, dan kembali melangkah. Kata kata Aya tadi seolah seolah menyiratkan jikalau dirinya juga perhatian dengan Zefano.

"Percuma ngekhawatirin kalau kamu gak peka sama perasaan aku Ay!" batin Zefano

*****

Sudah 10 menit Aya menunggu kedatangan Zefano, eh lebih tepatnya menunggu ayam goreng kejunya.

TAKDIRWhere stories live. Discover now