#27 Kejutan?

1.9K 201 114
                                    

Sarapah telah tersaji diatas meja  makan.  Aya sengaja kini ia memasak tanpa ditemani Bi Lala, karena ia ingin memberikan masakan khusus untuk suaminya.

Tak berselang lama, Zefano terlihat tengah menuruni tangga dan menghampiri Aya yang tengah menyiapkan peralatan makan.

"Morning my wife, " Ucap Zefano seraya mencium puncak kepala Aya yang tertutup hijab.

"Morning to, udah mau kerja? Emang udah sembuh?" tanya Aya, pasalnya ia ingat jika kemarin infeksi lambung suaminya ini kambuh.

"Udah dong Ay, sebenarnya aku gak usah minum obat juga bisa sembuh, yang penting dapat pelukannmu. " Zefano mengucapkan itu seraya tersenyum dan menaik turunkan sebelah alisnya.

Aya merasa pipinya memanas, jantungnya juga berdetak lebih cepat tatkala mendengar gombalan receh yang keluar dari mulut Zefano.

"Apaan sih jijik, mas. Pagi pagi udah gombal aja, " elak Aya. Ia mengatakan itu agar tidak kentara saja jika dirinya baper dengan gombalan Zefano barusan.

Zefano terkekeh dan mengelus puncak kepala Aya. "Jijik, tapi pipinya merah. "

Aya mendengus, lantas langsung mengalihkan topik pembicaraan. "Yaudah ayo makan mas, keburu dingin masakannya. "

Zefano mengangguk dan mengikuti titah istrinya. Namun Zefano tahu jika Aya blushing karena mendengar gombalannya.

"Mau makan pakai apa? " Tanya Aya pada Zefano.

"Pakai kamu boleh? " Celetuk Zefano sambil menumpu kedua tangannya memandang Aya yang berada di sampingnya.

"Serius mas! " Tukas Aya seraya memukul pelan paha sang suami.

"Iya iya, sama sayur asem, perkedel, sama ikan cakalangnya. "

Aya mengangguk. Ia lalu mengambilkan semua yang disebutkan sang suami tadi. Tanpa tertinggal suatu apapun.

"Emm enak, masakan siapa nih?" Tanya Zefano disela sela makannya.

"Masakan Aya lah! " Jawab Aya seraya berbangga diri.

Zefano memasang wajah seperti orang yang tengah ragu. "Masak sih istriku ini bisa masak? "

Aya mendelik mendengar pertanyaan Zefano. "Ya bisalah mas! Masak cantik doang tapi gak bisa masak. "

"Emang kamu cantik? " Tanya Zefano dengan menahan tawanya.

"Cantik lah mas! Ish ngeselin tahu gak! "

Tawa Zefano yang sejak tadi ditahan, sekarang sudah terdengar menggelegar memenuhi ruang makan. Ia tidak tahu mengapa istrinya ini terlihat sangat menggemaskan saat kesal.

Karena keasikan mengobrol dan menggoda satu sama lain. Tanpa mereka sadari sarapan mereka telah habis.

Zefano bersiap untuk pergi kerumah sakit. Namun saat ia hendak pamit ia baru ingat jika jas dokternya tertinggal dikamar.

"Kenapa mas? " Tanya Aya saat melihat Zefano menepuk jidatnya pelan.

"Jas dokter ku ketinggalan Ay, " ucap Zefano seraya berbalik hendak mengambil jasnya yang tertinggal. Namun Aya menghentikannya.

"Udah Aya aja yang ambil mas, kamu tunggu didepan. "

Setelah mengatakan itu, Aya langsung pergi tanpa menunggu persetujuan dari Zefano.

Sedangkan Zefano yang melihat Aya semakin perhatian padanya. Ia tersenyum tipis dan jujur hatinya menghangat, rasa cinta itu semakin besar saja terhadapnya.

Zefano melangkah menuju keluar, seperti yang dititahkan Aya. Dan sepertik kemudian, Aya datang dengan senyuman dan jas putih ditangannya.

Zefano menyodorkan tangannya meminta jas putih itu. Namun Aya malah menggeleng.

TAKDIROnde histórias criam vida. Descubra agora