#6 Pernikahan

2.4K 233 8
                                    

Hiruk pikuk orang orang terlihat jelas dikediaman Aya, semua terlihat sibuk mempersiapkan pernikahan Aya yang dilaksanakan besok pagi untuk akadnya. 

Para wedding organizer juga sibuk memasang beberapa dekorasi pelaminan yang tinggal beberapa persen saja.

Abi Hardi dan Alvian terlihat sibuk mengecek tatanan tempat takut ada yang kurang dan tidak sesuai rencana

Sedangkan calon pengantin ditemani Indi dan Umi kini sedang berada diruang keluarga bersama para kerabat dan tetangga mempersiapkan kue untuk acara besok. 

Memang untuk kue yang akan dihidangkan sendiri, Umi Rosita memilih membuatnya sendiri karena ia berpikir dengan begitu kerukunan antar tetangga, kerabat, serta semua yang membantu disana akan semakin erat. 

"Bil mau makan ini?" tanya Aya sembari menyodorkan kue donat kearah Nabilla. 

Nabilla ingin meraihnya, namun dengan cepat Indi mengawaskan donatnya menjauh dari Nabilla. 

"Ponakanmu udah habis dua donatnya Ay, nanti dia bisa bisa kekenyangan gak bisa tidur!" peringat Indi. 

"Nambah satu doang gak bikin kekenyangan mbak," bela Aya. 

"Kamu ini belum punya anak Ay!  Jadi belum ngerti," celetuk Bu Heti saudaranya dari pihak Abinya. 

"Ih bibi mah, tapi kan Aya kasian kayaknya Billa mau nambah."

"Billanya gak akan nambah kalau kamu gak menawari dan mengiming imingi."

"Iyadeh iya yang udah tua dan punya anak," jawab Aya dengan nada jengah. 

Umi Rosita membulatkan matanya mendengar jawaban Aya, memang sejak dulu Aya tidak suka dengan Bibi Heti. 

Menurut Aya Bibi Heti terlalu sombong dan membanggakan anaknya, tak jarang Bibi Heti merendahkan Aya secara terang terangan. 

Oleh karena itu, Aya jadi malas untuk bersikap baik padanya.  Meskipun ia sering kali ditegur umi, abi, dan masnya, karena tabiatnya pada sang bibi. 

Aya tetaplah Aya, ia keras kepala dan tetap berpegang teguh mempertahankan keputusannya.

"Gk boleh gitu Ay!" tegur Indi dengan nada berbisik.

"Orang udah tua juga," balas Aya berbisik ketelinga Indi. 

"Gini nih kalau nikahnya kelamaan, merasa muda terus, gak sadar kalau dirinya udah tua juga," cibir Indi. 

Indi menepuk jidatnya mendengar cibiran Bibi Heti,  ia tidak habis pikir mengapa Bibi harus membalas ucapan Aya.  Kalau gini caranya bisa bisa terjadi perang dunia kedua dirumah ini. 

Aya hendak menjawab, namun Indi lebih dulu mencegahnya agar masalahnya tidak memanjang. Dan lagi bagaimanapun harusnya Aya harus menghormati Bi Heti karena ia lebih tua baginya. 

"Aya, kayaknya Billa ngantuk. Kamu bawa gih ke kamar." Indi memberikan titah itu semata mata agar percekcokan mulut antara Bibinya dan Aya berhenti. 

Tanpa membantah, Aya menggendong Billa yang matanya sudah terlihat sayu kekamar. 

*****
Sehabis subuh, Mua yang ditugaskan me make over wajah Aya sudah tiba. 

Mengingat akadnya akan dimulai jam 7, make up harus segera dimulai agar cepat terselesaikan. 

"Mbak make upnya jangan tebal tebal ya mbak, yang natural aja, lipstiknya juga jangan terlalu mencolok warnanya!" pinta Aya pada sang Mua. 

"Baik Kak."

Polesan make up sedikit demi sedikit mulai teraplikasikan pada wajahnya.  Hingga pada jam 5.30 aya telah selesai make up. 

TAKDIRWhere stories live. Discover now