#20 Hal tak terduga

1.8K 208 13
                                    

Aya membuka matanya saat sinar matahari menyorot wajahnya lewat celah celah ventilasi kamarnya.

Mengerjap ngerjap dan menyesuaikan dengan cahaya matahari yang terasa kian terik meskipun masih terhalang oleh tirai.

Setelah dirasa nyawanya sudah terkumpul, Aya mendongak melihat jam dinding yang tertempel didalam kamarnya. Sontak pupil matanya langsung membesar tatkala melihat angka yang ditunjukkan jarum jam tersebut.

"Astagfirullah, jam 9!" Seru Aya.

Tanpa berlama lama, dan mencuci muka terlebih dahulu, Aya langsung meraih hijabnya lalu segera turun dari ranjangnya dan berjalan keluar kamar.

Sepi. Itu yang Aya lihat saat pertama kali menginjakkan kaki diruang keluarga. Tanpa berpikir panjang ia langsung keatas menuju kamar Zefano. Meskipun Aya yakin kalau Zefano sudah berangkat dari tadi.

Kosong. Kamar Zefano terlihat kosong tanpa seorang pun hanya tersisa wangi parfumnya yang masih bersarang dikamarnya.

"Duh kok bisa sih aku kesiangan gini!" Gerutu Aya seraya menuruni tangga.

Ditangga itulah ia berpapasan dengan Bibi, yang tengah memegang sapu untuk menuju lantai atas.

"Bibi kok gak bangunin Aya sih! Zefano udah berangkat dari tadi kan?"

"Maaf non, tadi bibi udah mau bangunin tapi aden ngelarang. Kalau aden mah berangkatnya tadi pagi banget," jawab bibi sambil tersenyum tak enak pada sang majikan.

"Berarti gak sarapan dong Zefano nya?"

Bi Lala mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Aya. Desahan nafas panjang langsung terdengar dari arah Aya tatkala Bi lala memberikan jawaban.

"Makanan sisa tadi pagi masih ada kan bi?"

"Masih non, cuman disisihin buat bibi sama Pak Kardi aja tadi."

Aya mengangguk, "Aya panasin aja ya bi, sekalian Aya anter ke tempat kerjanya Zefano."

"Bibi aja yang manasin ya non, non siap siap aja, " tawar Bi Lala namun ditolak dengan gelengen oleh Aya.

Aya langsung melangkahkan kaki menuju ruang makan. Melihat masakan yang dibuat bibi hari ini dan akan ia hantarkan juga ke rumah sakit tempat Zefano kerja.

Sekitar 10 menit lamanya, Aya memanaskan kembali masakannya serta memasukkan kedalam Tupperware dan dimasukkan kedalam godibag agar lebih mudah membawanya.

"Yah selesai deh, tinggal mandi dulu!" Seru Aya yang langsung melangkah menuju kamarnya.

Setelah ritual mandi selesai. Aya kini duduk didepan cermin sembari memakasi liptint tipis dan menata letak hijabnya. Aya memang termasuk wanita tipikal yang tak terlalu suka bermake up.

"GO, GO, Rumah sakit Nusa Cantika!" Aya kembali berseru dengan nada penuh semangat sambil keluar dari kamar menuju parkiran untuk menemui Pak Kardi.

Namun belum sampai ia meraih gagang pintu, langkahnya langsung terhenti. Ia menjentikkan jari sembari berpikir ketika ia merasakan keanehan pada dirinya.

Saat ia tauu apa yang aneh, matanya langsung berbinar. "Yeay, aku bisa jalan! Yeay aku sembuh! Aku harus minta hadiah pada Zefano!"

Berlari dengan bersemangat menuju Pak Kardi, tersenyum cukup lebar sampai membuat Pak Kardi bergidik ngeri. Namun Pak Kardi tetap mengantarkan sang majikan ke rumah sakit tujuannya.

*****

Senyum  Aya semakin mengembang tatkala kakinya menginjak kembali pelataran Rumah Sakit Nusa Cantika.

Terasa lama sekali, Aya menginjakkan kaki disini. Terakhir kali saat dirinya dirawat disini dan akan pulang kerumahhya.

Langkah demi langkah Aya tempuh. Sampai kaki jenjangnya berhenti tepat didepan meja resepsionis. Belum sempat Aya menanyakan ruangan Zefano, resepsionis tadi sudah berhasil menebaknya.

"Mau menemui dr. Zefano ya bu? dr. Zefano ada di ruangannya, untuk Ruangannya ibu tinggal lurus terus, nanti belok kanan dan nanti ada ruangan dengan nama dr. Zefano disebelah kanan itu ruangannya." Resepsionis itu menjelaskan tanpa perlu Aya bertanya terlebih dahulu. Entahlah Aya tidak tahu apakah ia sefamiliar itu mukanya di Nusa Cantika ini?.

"Terimakasih, mbak. Mari"

Setelah berkata itu, masih dengan senyum yang mengembang Aya berjalan menuju ruangan sang suami seperti yang ditunjukkan sang resepsionis.

Aya merasa seantusias ini, karena ia juga ingin menagih hadiahnya yang dijanjikan oleh Zefano, jikalau ia mau belajar dan sembuh dari patah tulangnya.

dr. Zefano Abrisam S. Pd
dokter spesialis penyakit dalam

Aya mendongak membaca papan nama untuk memastikan apakah ini benar benar ruangan milik suaminya. Karena ia tidak mau pertama kali mengunjungi suaminya ia malah mendapatkan malu yang akan dikenang semua warga rumah sakit ini.

Hendak mengetuk namun ia urungkan, ia memutuskan untuk langsung masuk saja kedalam ruangan Zefano. Hitung hitung untuk memberikan suprise bagi sang suami.

Namun begitu pintu terbuka, bukannya Zefano yang diberikan suprise melainkan Aya yang diberikan kejutan oleh Zefano.

Bagaimana tidak, didepan mata kepala Aya. Terlihat seorang wanita tengah terduduk dipangkuan Zefano. Bahkan wajah mereka terlihat sangat dekat dari samping.

Aya tersenyum miris. "I am sorry ganggu!"

Setelah mengatakan itu Aya meletakkan godibag langsung berlalu dari sana. Niatnya yang berbaik hati mengantarkan makanan untuk suaminya ternyata malah berakhir melihat adegan seperti ini.

Sedangkan Zefano yang terkejut karena mendengar omongan Aya, serta melihat Aya tiba tiba pergi. Membuat Zefano langsung melepaskan tangannya dari pinggang perempuan itu yang tak lain dan tak bukan Yasmin.

Aya terus berjalan dengan tatapan lurus kedepan tanpa mempedulikan Zefano yang kini mengejar. Ia tidak habis fikir kalau Zefano akan berbuat hal sekeji itu, meskipun ia belum mencintai Zefano tapi seenggaknya hal ini tidaklah ia lakukan.

"Aya tunggu! Kamu salah paham!" Pekik Zefano sambil mencoba mempercepat langkahnya agar mencapai Aya.

Aya sama sekali tak bergeming dan terus melangkah. Ia akhir akhir ini sudah merasa bahwa Zefano salah satu orang yang mempedulikannya. Eh gak tahunya Zefano ada main sama Suster Yasmin.

"Aya, dengerin aku dulu! Kamu salah paham!" Ujar Zefano seraya mencekal tangan Aya yang hendak memasuki mobil.

"Gak usah pegang pegang, jijik! Mungkin aku bisa gak percaya kalau aku cuman mendengarnya, tapi aku melihatnya. Lantas apa yang harus membuatku tak percaya dengan apa yang kulihat tadi! " Ucap Aya sarkastik, memasuki mobil dan menutup pintu mobil dengan kencang.

"Aku kira kamu beneran orang suci Fan, karena menolak kontrak pernikahan yang kubuat dan mengatakan jika pernikahan bukanlah mainan. Tapi sekarang nyatanya kamu yang mempermainkan kesakralan pernikahan  kita. " Batin Aya.

*****
Gimana nih perasaannya setelah baca part ini??

Kira kira bener gak sih Zefano selingkuh??

Duh kalau gini nyesel gak ya tante Aya nyuekin babang Zefan?

Yuk ah vote dan komen.
Komennya sekarang makin berkurang menyebabkan author rada gak bersemangat.

Jangan lupa Follow :
IG : Faifaatjh_

Salam  Sayang 💕

See you next part!

Lumajang, 5 Juli 2021

TAKDIRWhere stories live. Discover now