#39 Kamu dimana?

1.3K 169 39
                                    

Pandangan Aya tetap tertuju pada sang suami yang kini tengah membelikannya gula kapas. Namun mendadak perhatiannya teralihkan saat seseorang dengan masker di wajahnya dan topi hitam dikepalanya duduk di sampingnya.

Aya melirik orang disampingnya. Namun yang dilirik hanya diam memandang kedepan.

Dari gester tubuhnya Aya tahu bahwa yang disampingnya adalah lelaki. Maka Aya mencoba menggeser duduknya untuk menjauh, ia tak mau sampai nantinya Zefano salah faham.

Namun orang itu malah turut menggeser duduknya dan mendekat kearah Aya. Kini perasaan Aya tidak karuan, antara takut dan cemas.

Aya menyorot Zefano, namun suaminya itu asik berbincang dengan sang penjual gula kapas. Entah mengapa Aya merasakan aura positif pada orang yang sedang ada disampingnya ini.

Karena tempat Aya ini lumayan sepi, hanya ada penjual minuman dan cemilan dibelakangnya. Dan dapat dikatakan warung itu cukup sepi.

Aya memilih untuk berdiri dan hendak beranjak untuk menghampiri sang suami. Rasa capeknya berubah menjadi rasa takut dengan orang yang disampingnya.

Namun langkah Aya terhenti saat seseorang mencekal tangannya. Aya menoleh kebelakang dan orang itu sedang menatapnya.

"Lepaskan! " Pekik Aya.

Namun mungkin suara Aya teredam oleh bunyi sound system yang menggema di pasar malam itu.

Tanpa banyak berkata orang itu menarik tangan Aya. Meskipun Aya memberontak dengan sekuat tenaganya, namun tetap saja tenaganya kalah besar.

"Kamu siapa? "

"Hey lepaskan! "

"By! Baby! Zefano! "

Orang itu tidak mempedulikan racauan Aya, ia terus menggeret Aya ke tempat yang lebih sepi dan tidak ada orang sama sekali.

"Lepaskan aku! Aku mohon! "

"Tolonglah! "

Langkah orang itu terhenti. Aya mengucap syukur karena orang itu mendengarkan ucapannya. Namun senyumnya mendadak pudar saat orang itu mengeluarkan sapu tangan dari saku jaketnya.

Aya memberontak dan menolak menghirup sapu tangan itu. Namun percuma. Hingga dalam hitungan detik, matanya sudah terpenjam, dan tubuhnya jatuh ambruk ketanah.

*****

Dengan senyum merekah dan gula kapas dalam genggamannya Zefano melangkah menjauhi sang penjual untuk menghampiri sang istri. Ia sengaja membelikan dua gula kapas sekaligus untuk menyenangkan cintanya.

Namun saat ia meluruskan pandangan ke tempat yang tadi diduduki sang istri, terlihat sepi dan tidak ada orang disana. Zefano mempercepat langkahnya, jantungnya kini sudah berdegub dengan kencangnya.

Benar. Saat Zefano telah sampai ditempat kursi yang tadi diduduki Aya, istrinya tidak ada disana. Kursi itu kosong tak berpenghuni.

Pikiran Zefano kalut, dalam hatinya ia menyalahkan dirinya sendiri ke nama tadi tidak memaksa Aya untuk ikut saja.

"Ay, kamu kemana sih?"

"Aya! "

"Aya! "

Zefano menjambak rambutnya. Jika mau pergi kenapa tidak ijin terlebih dahulu pada dirinya?.

Langkah kaki Zefano membawanya ke warung sepi tempatnya membeli air mineral tadi.

"Pak permisi, bapak tadi lihat perempuan yang duduk disitu gak pak? " tanya Zefano pada bapak pemilik warung.

TAKDIRWhere stories live. Discover now