#14 Terjatuh

2.1K 232 24
                                    

Suara adzan subuh berkumandang, mata Aya perlahan namun pasti terbuka dengan sendirinya. 

Namun mata kecil itu tiba tiba membesar tatkala melihat sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya. 

Tanpa berbalik pun Aya tahu siapa pemilik tangan kekar itu. Ya, tangan itu milik Zefano. 

Dengan tanpa berbelas kasihan dengan sekuat tenaga Aya mendorong tubuh Zefano sehingga menyebabkan pantat Zefano harus mencium lantai. 

"Aduh!" ringis Zefano tatkala pantatnya untuk pertama kali berciuman mesra dengan lantai. 

Dengan kesadaran yang belum pulih total, Zefano memandang keatas ranjang, melihat sipelaku yang tengah tersenyum manis disana. 

"Kamu kalau mau bangunin aku buat sholat subuh gak usah pakai ngedorong kali Ay, " tukas Zefano.

"Aku bukannya mau bangunin kamu Fan, tapi tadi itu aku sengaja ngedorong yah karena aku syok tiba tiba kamu meluk aku, ngapain coba!"

Zefano menarik nafas panjang, "Namanya juga khilaf Ay!"

Setelah mengatakan itu, Zefano langsung saja berlalu mengambil handuk dan menuju kamar mandi. 

Aya termenung diatas ranjangnya, ia bertanya dalam hatinya.  Apaka ia terlalu keterlaluan pada Zefano. 

Tapi kan memang sudah ada perjanjian kalau tidak ada kontak fisik. Tapi tunggu, kan Zefano tidak menandatnganinya terus dia juga merobeknya, berarti perjanjian itu tidak sah dong.

"Arghhg!" erang Aya frustas.

Disisilain ia tidak ingin menjadi istri durhaka, tapi disisi lain juga ia tidak mau mencintai Zefano dan hal itu membuatnya susah bersikap manis. 

Akhirnya daripada ia  pusing sendiri memikirkan pernikahannya dengan Zefano.  Lebih baik dirinya bersih bersih sekarang dan menunaikan sholat subuh.

*****
Aya telah selesai dengan masakannya, hari ini ia memasak tempe orek,  telur balado, dan juga capcai.

Meskipun masih dibantu Bi Lala, tapi Aya sudah senang bisa memasak sendiri, dan hasilnya cukup memuaskan. 

Baru saja Aya hendak memanggil Zefano untuk sarapan, tiba tiba orangnya sudah terlihat menuruni tangga.

Setelah melepaskan apron, Aya memilih menghampiri Zefano untuk mengajaknya sarapan. Yah Aya tidak mau terlalu durhaka menjadi istri.

"Fan, udah mau berangkat?" tanya Aya?.

"Hmm, aku berangkat dulu."

"Gak mau sarapan dulu Fan? Aku udah masak tuh,  mubadzir nanti."

"Sarapan di rumah sakit aja Ay."

Aya mendengus mendengar jawaban Zefano.  Ia sudah capek capek masak, tapi Zefano malah milih sarapan ditempat kerjanya. 

"Dikit aja deh Fan," bujuk Aya. 

"Bungkus!" titah Zefano. 

Aya tidak mengerti kenapa Zefano berubah dingin seperti ini.  Bahkan Zefano yang jahil sudah tak nampak lagi diwajahnya. 

"Kamu kenapa sih Fan? Gara gara tadi? Kamu marah?" rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Aya. 

Zefano diam, lalu menggeleng. 

"Terus kenapa?"

"Mau dibungkusin gak?  Kalau nggak aku berangkat," ucap Zefano. 

"Dasar Nyebelin!"

Aya berlalu kearah dapur dengan kaki yang dihentak hentakkan.  Namun meskipun begitu, Aya tetap mengambil kotak bekal dan memasukkan lauk yang sudah ia masak kedalamnya. 

Diam diam Zefano tersenyum melihat tingkah Aya yang sedang kesal.  Ia tak benar benar marah pada istrinya itu,  hanya saja ia ingin melihat bagaimana respon Aya saat dirinya bersikap dingin padanya. 

"Nih, kalau masakannya gak enak dibuang aja!" ucap Aya seraya menyodorkan kotak bekal berwarna coklat pada Zefano. 

Zefano menerimanya, lalu tanpa mengucapkan sepatah katapun langsung saja berangkat tanpa mengucapkan salam.

"Ish, nyebelin banget sih jadi orang! Pakai acara sok dingin lagi! Gak cocok tahu gak kamu gitu Fan!" Aya mengomel tepat saat punggung tegap milik Zefano menghilang dibalik pintu utama. 

Tapi Aya juga tak mengerti mengapa juga dirinya harus pusing pusing memikirkan sikap Zefano.  Toh kalau Zefano bersikap dingin dia jadi memiliki alasan untuk bercerai dengannya. 

Lagi dan lagi hatinya menolak untuk berpisah secepat ini dengan Zefano. Entahlah Aya tidak tahu mengapa ia bisa gundah dan sepusing ini hanya memikirkan Zefano. 

*****

Jam menunjukkan pukul 10.00. Aya memutuskan untuk menonton televisi saja dikamarnya. 

Kartun upin ipin, menjadi pilihannya untuk mengusir kebosanan yang sedang ia rasakan. 

Entah mengapa meskipun sudah menjadi seorang istri, Aya masih saja menyukai kartun dari Malaysia itu. Disini adakah yang suka upin ipin seperti Aya?

Tak ingin kelaparan, Aya sengaja membawa snack pedas kesukaannya. Namun sayang ia lupa untuk membawa minuman. 

Karena kartun upin ipin yang ditampilkan layar kaca seru,  akhirnya Aya memutuskan untuk mengambil air nanti saja pas sudah iklan. 

Makan tanpa jeda, dan tertawa saat episode terkocak upin ipin.  Menyebabkan Aya tersedak makanannya. 

Karena dirinya lupa membawa minum akhirnya dengan berlari ia menuju dapur untuk mengambil air. 

Tanpa Aya ketahui, dibawah ternyata Bi Lala sedang mengepel lantai, dan parahnya lagi tangga yang menghubungkan lantai atas dan bawah juga turut di pel. 

Karena teggorokannya terasa pedas dan sangat panas.  Maka Aya berlari tanpa memperhatikan sekitar. 

Sampai dianak tangga ke 5, kaki Aya tergelincir dan menyebabkannya tergelinding ke bawah.

"Akhhhhhhhhh!" jerit Aya. 

"Non Aya!"

*****

Gimana nih perasaannya setelah baca part ini?

Gimana ya kira kira keadaan Aya setelah insiden ini?

Suka mana, Zefano dingin apa Zefano jahil?

Jangan lupa Vote dan Komen ya biar semangat upnya:)

Kuy Follow!
IG : Faifaatjh_

See you next part dear ❤

Lumajang, 21 Juni 2021



TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang