#25 Kembali dan penjelasan

1.9K 208 11
                                    

"Hai apa kabar, sudah lama tidak bertemu. " Sapa orang itu pada Aya. Ia menyapa seolah olah ia tak pernah berbuat salah dan menyakiti Aya.

Jika kalian bertanya dia siapa, dia adalah  Bryan. Orang yang dulu pernah mengkhitbah Aya, dan orang yang sama yang telah meninggalkan Aya tanpa alasan yang jelas dihari pernikahannya.

Mata Aya memandang tajam orang tersebut. Dalam sorot mata Aya dapat sekali terbaca bahwa perempuan itu menyimpan amarah dan kebencian pada orang didepannya ini.

"Baik baik saja, terlebih setelah kepergian Anda! " Jawab Aya sarkastik.

Sementara Zefano, hanya diam menyaksikan interaksi keduanya. Dalam benaknya sibuk menerka nerka siapa pria didepannya ini.

"Tapi.. Tapi Ay, ada yang perlu aku omongin sama kamu. "

Aya tidak menjawab, ia malah menggenggam tangan Zefano dan menariknya menuju kemeja kasir untuk membayar belanjaannya, tidak peduli jika ia belum mendengarkan apa yang ingin disampaikan sang mantan calon suami itu.

Bryan memandang dengan nanar kearah tangan Aya dan orang itu yang sedang saling menggenggam, lebih tepatnya Aya yang menggenggam terlebih dahulu. Dalam hatinya ia bertanya, apakah sekarang posisinya sudah tergantikan? Apakah tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki dan menjelaskan semuanya pada Aya? Apakah Aya bahagia dengan orang yang menyebutnya istri itu?.

Sedangkan Aya dari tadi meredakan keterkejutannya dan menggenggam tangan Zefano erat, ia terus diam membisu menatap lurus kedepan, tidak memperhatikan interaksi Zefano dan sang kasir yang tengah melakukan pembayaran.

"Are you okey?" Tanya Zefano seraya mengelus lembut punggung tangan Aya.

Aya mengangguk. Ia mengikuti langkah Zefano yang mulai melangkah keluar dari supermarket. Namun sebelum dirinya belum benar benar keluar ia sempat melirik orang yang sedang ada dikasir yang sekarang juga sedang memandang kearahnya dan Zefano dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Sepanjang perjalanan dalam mobil, Aya tetap diam. Zefano malah menjadi bingung mengapa sikap Aya berubah setelah pertemuannya dengan orang tadi. Siapakah orang itu? Apakah masa lalu Aya?.

Zefano menghela nafas. Ia rasa dirinya perlu tahu dan bertanya tentang siapa pria tadi, karena bagaimanapun ia adalah suami Aya.

"Aya, dia siapa? " Tanya Zefano.

Pertanyaan yang keluar dari bibir Zefano, mendadak membuat Aya menegang. Lidahnya kelu, ia tidak yakin menjelaskan ini pada Zefano. Ia takut setelah ini Zefano marah atau malah bersikap dingin padanya.

"Aku jelasin semuanya nanti dirumah. " Jawab Aya seraya tetap memandang lurus kedepan.

Zefano mengangguk. Kembali melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Membiarkan Aya kalut dalam lamunannya. Meskipun Zefano penasaran, ia tak mau memaksa Aya untuk bercerita jika dirinya sendiri tidak ingin bercerita pada Zefano.

*****

Setelah sampai dirumah, Aya langsung saja masuk. Zefano pun begitu. Sedangkan belanjaan mereka diangkat oleh Bi Lala dan Pak Kardi.

Zefano menyusul Aya yang terlihat memasuki kamarnya. Tanpa mengetuk Zefano langsung masuk. Matanya menemukan Aya tengah duduk bersandar disofa seraya memejamkan mata.

Zefano memilih menghampiri dan duduk di dekatnya. Tangan Zefano mengelus puncak kepala Aya hingga sang empu merasa terusik dan membuka mata.

"Kamu kenapa hm? " Tanya Zefano lembut.

Aya menghela nafas, mungkin ini memang seharusnya ia menjelaskan dia siapa pada Zefano. Terlebih Zefano adalah suaminya sekarang.

"Dia... Dia Bryan. Dia orang yang sebelumnya akan menikahiku namun malah tak datang dengan alasan yang tak jelas. Hingga kamu datang untuk menggantikannya." Jelas Aya. Mata mereka saling menyorot satu sama lain.

Zefano tertegun. Jadi tadi itu adalah mantan calon suami istrinya. Jika ia tahu itu dari awal, mungkin ia akan segera membawa pergi sang istri tanpa perlu bertegur sama dengan laki laki biadab itu.

Namun mendadak hati Zefano dimasukin keraguan. Ia takut dengan kembalinya Bryan, Aya akan berpaling. Terlebih untuk sekarang Aya masih belum mencintainya. Persentase Aya meninggalkannya dan kembali bersama Bryan sangat tinggi. Karena dari cerita Alvian diyakini bahwa dulu Aya sempat menaruh hati pada Bryan.

Seperti tahu yang dipikirkan sang suami. Aya menyentuh tangan Zefano. Hingga membuat lamunan Zefano terbuyarkan.

"Kalau kamu berfikir aku akan kembali pada Bryan karena sempat menaruh hati padanya kamu salah. Rasa cinta itu kini sudah terganti dengan rasa benci dan kecewa Fan. Meskipun aku belum mencintai kamu, tapi kamu lebih berharga daripada Bryan. "

Mendengar kata kata Aya, menjadikan hati Zefano sedikit tenang. Dalam hatinya ia bertekad untuk selalu mempercayai istrinya ini.

"Jangan pernah tinggalin aku ya Ay. Aku akan tunggu sampai kapanpun kamu membalas cintaku. "

Aya tersenyum. "Iya Fan, lagian Aya kan udah janji kalau akan membuka hati dan mencintai kamu. "

Zefano menarik Aya kedalam pelukannya. Ia berharap rumah tangganya akan selalu seperti ini, meskipun untuk sekarang Aya belum membalas cintanya.

"Ay, kamu panggil aku mas dong, kayak ke temennya tahu kalau kamu panggil aku nama aja. " Pinta Zefano.

Aya mengernyit. Tidak biasanya Zefano mempermasalahkan masalah panggilan seperti ini.

"Setidaknya agar hatiku lebih percaya kalau kamu tidak akan meninggalkanku demi Bryan Ay. " Cicit Zefano.

Aya mengurai pelukan mereka. Ia langsung saja menangkup wajah Zefano dengan kedua tangannya. "Dengar M.. Mas aku tidak akan kembali ke Bryan. Dia cuman masa laluku. Dan dia sudah menoreh luka yang cukup dalam dihatiku. Aku merasa nyaman saat bersamamu, cuman tinggal aku meyakinkan hatiku ini rasa cinta atau hanya sekedar rasa nyaman. Plis jangan pernah berpikiran kalau Aya akan ninggalin kamu. "

Aya tak mengerti bagaimana  lagi cara meyakinkan Zefano. Namun ia juga tidak bisa langsung membalas perasaannya. Karena ia juga butuh waktu untuk memastikan, ia takut kalau gegabah rasa sakit lagi yang akan ia dapatkan.

"Mas Fano sholat magrib dulu gih, setelah itu langsung tidur kayaknya mas capek," titah Aya pada sang suami.

Zefano mengangguk, ia lantas beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, sedangkan Aya kini hatinya dihinggapi rasa bersalah karena belum bisa membalas perasaan sang suami yang terlihat sangat tulus mencintainya.
Namun karena rasa takut itu, Aya jadi ragu untuk mengutarakan Cinta.

Entahlah Aya sendiri tidak tahu sampai kapan ia akan terbelenggu rasa takut dan sakit yang diciptakan Bryan ini. Ia harap secepatnya rasa takut itu hilang, dan ia berharap Zefano lah yang dapat menyembuhkannya.

*****

Gimana nih Perasaannya setelah baca part ini?

Jangan lupa vote dan komen ya, biar author semangat!

Follow kuy!
IG : faifaatjh_

Lumajang, 14 Juli 2021

TAKDIRWhere stories live. Discover now