#44 Selamat jalan....

1.5K 160 26
                                    

Hai welcome back to may work!

Gimana nih udah kangen banget gak sama takdir??

Judulnya kok ngeri ngeri sedap ya hehehe

*****

Tak terasa kini memasuki minggu ke dua Zefano mengalami koma. Selama dua minggu itu pula, Aya seperti tak memiliki semangat hidup dan lebih banyak melamun serta menangis tersedu di samping bankar sang suami.

Meskipun Aya sudah diperbolehkan pulang sejak lima hari yang lalu, namun Aya enggak untuk pulang. Dan ia malah memilih berdiam di kamar rawat sang suami  setelah masa rawatnya selesai.

Seperti detik ini, sorot mata semua keluarganya memandang tak tega kearah Aya yang tengah menggenggam erat tangan sang suami sembari mengajaknya mengobrol.

"Ini udah siang loh by, masak kamu gak mau bangun. Lihat aku sekarang pakai lipstik sama parfum kesukaan kamu, kamu bisa mencium baunya kan?? " 

Tak terasa saat bibirnya berucap, air mata juga turut mengalir menemani kesendiriannya.

Aya tak menyerah, ia tetap saja berbicara    meskipun tak ada sahutan dari Zefano. Karena ia yakin, meskipun Zefano tak sadar kan diri pasti omongannya dapat menembus alam sadar sang suami.

"Oh iya by, bangun dong. Udah 20 hari nih gak ada yang muji aku cantik. " Aya mengucapkan itu dengan nada merajuk.

"By, aku kangen tahu sama kamu, " luruh sudah pertahanan Aya. Ia menangis tersedu sedu seraya menggenggam tangan Zefano dengan erat.

Jujur saja ia sangat merindukan kejahilan Zefano, ia sangat rindu sikapnya yang perhatian dan romantis saat bersamanya.

"Biasanya kamu yang selalu menjadi penyemangatku saat aku terpuruk, dan kamu adalah salah satu pengembali senyumku, tapi sekarang? Bagaimana aku bangkit dan ceria lagi saat sumber kehidupanku berbaring tak sadarkan diri seperti ini?

Tak ada orang tua yang tak merasa iba saat melihat anaknya berbicara sendiri pada suaminya yang tengah koma. Begitulah yang dirasakan oleh Rosita dan Hardi, sebenarnya mereka tidak tega melihat putrinya seperti itu, namun mereka berdua tidak bisa apa apa karena ini mungkin sudah garis takdir yang dimiliki putrinya.

"By, maafin aku ya karena gak bisa jaga anak kita. Aku emang ibu yang gak berguna, aku ibu yang buruk. Makanya kamu bangun dong, sekarang aku benar benar butuh kamu."

Genggaman tangan Aya pada sang suami tak pernah lepas. Sorot matanya tertuju pada mata yang kini tengah terpejam. Dan dalam hatinya kini tengah terapal doa untuk memohon kesembuhan dan kesadaran pada sang suami.

Saat keadaan sunyi, hanya isakan Aya yang terdengar. Suara pintu dibuka terdengar. Sosok tegap, kini mulai memasuki ruang rawat Zefano dengan tergesa gesa.

"Assalamu'alaikum, " ucap Zidan dengan nafas yang tersenggal senggal.

Semua yang ada diruangan itu serempak menjawab salamnya, "waalaikumsalam."

Hardi melangkah mendekati Zidan, "Ada apa nak? Kenapa kamu sampai ngos ngosan seperti ini?"

Zidan mengambil nafas terlebih dahulu, "Al.. Aletta sudah berpulang. "

Ucapan Zidan sukses membuat semuanya terkejut, tak terkecuali Aya yang langsung melepaskan genggaman pada tangan sang suami dan berjalan menuju Zidan.

"Innalilahi wainna ilaihi raji'un, " seru semuanya. Aya pun menyerukan nya dengan bibir yang bergetar.

"Kamu bercanda kan Zid?" tanya Aya dengan menatap nyalang ke arah Zidan.

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang