#28 Sakit yang sebenarnya

2K 213 26
                                    

Zefano memejamkan matanya merebahkan tubuhnya di rerumputan hijau didekat danau. Ia tak peduli meskipun hari sudah mulai menggelap. Sejak siang Zefano sudah berada di tempat ini menenangkan pikiran dan hatinya yang terasa sakit.

Zefano sengaja mematikan ponselnya karena ia tidak ingin diganggu oleh siapapun juga termasuk Aya. Hatinya terlanjur kecewa saat melihat Aya berpegangan tangan dengan Bryan tadi siang.

Dirinya sudah percaya bahwa Aya tidak akan meninggalkannya meskipun belum mencintainya. Namun ternyata semua yang diomongkan Aya hanyalah dusta semata.

Tadi pagi saat Aya mengatakan nanti akan membicarakan sesuatu dan memberikan kejutan. Ia kira Aya akan mengungkapkan bahwa ia sudah mencintainya namun ternyata Aya malah membuktikan bahwa cintanya memang untuk orang lain.

Zefano merasa sakit hatinya jauh lebih sakit jika dibandingkan dengan sakit infeksi lambungnya kemarin.

"Aku sudah memberikan semuanya sama kamu Ay. Aku sudah mencintaimu dengan tulus. Aku menanti pembalasan perasaanmu dengan sabar. Tapi apa? Kamu malah membalasku dengan pengkhianatan seperti ini. "

Ini pertama kalinya Zefano menangisi perempuan. Aya sudah berhasil membuatnya melambung tinggi karena rasa cinta dan kepeduliannya akhir kahir ini, namun dalam sekejap ia menghempaskan tubuh Zefano dengan pengkhianatan bersama Bryan.

*****
Aya mondar mandir didepan pintu masuk, hatinya tengah risau dan cemas saat melihat hingga ba'da magrib seperti ini Zefano tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Aya takut terjadi apa apa pada sang suami. Ia juga ingin menjelaskan kesalah  pahaman antara dirinya dan Zefano. Ia tidak mau masalah ini berlarut larut dalam rumah tangganya.

Berulang kali tangan Aya memencet tombol panggil pada kontak Zefano, namun semuanya tak ada balasan. Aya yakin Zefano pasti sengaja mematikan ponselnya.

"Ah, Mas kamu salah paham!, cepatlah pulang, aku merindukanmu. " Lirih Aya seraya diikuti air mata yang menetes dari pelupuk matanya.

Satu ide terlintas di benaknya. Dengan segera ia menghapus air matanya dan cepat menjalankan idenya. Yaitu menelfon mamanl mertuanya.

"Hallo Assalamu'alaikum ma, "

"Waalaikumsalam Ay, ada apa? "

"Emm gini, Aya mau nanya, kalau Mas Fano sedih biasanya pergi kemana ya ma? Atau tempat yang bisa nenangin dirinya? "

"Kamu sama Zefano baik baik saja kan Ay? "

"Baik kok mah, Aya cuman mau kasih kejutan Aja, dan cari tempat yang emang mas suka. "

"Oh gitu, biasanya sih Di danau suka cita, gak jauh dari rumah mamah, nanti mama kirim lewat chat ya alamatnya. "

"Boleh ma, kalau bisa sekarang. Aya tutup dulu ya mah, makasih, Assalamu'alaikum. "

"Waalaikumsalam, mantu. "

Aya terpaksa berbohong pada sang mertua. Ia tidak ingin jika masalah keluarganya ini mencuat dan membuat khawatir beliau.

Senyum Aya terbit begitu melihat chat masuk dari mama mertuanya. Setelah mengucapkan terimakasih, maka ia langsung memesan taksi online dengan ponselnya.

"Loh, non Aya mau kemana malam malam begini?, " tanya Pak Kardi yang tengah duduk duduk didekat pagar.

"Mau nyusulin Mas Fano pak, ini naik taksi. "

"Lah non, saya antar aja ya, soalnya saya takut terjadi apa apa sama non. "

Aya menggeleng, "gausah pak, lagian nanti saya pulangnya bareng Zefano kok. "

TAKDIRWhere stories live. Discover now