#5 Suka Bryan?

1.7K 184 5
                                    

Sepulang dari fitting baju pengantin, Bryan mengajak Aya dan Elsa Singgah terlebih dahulu dirumah makan. 

"Ngapain?" tanya Aya saat melihat mobil Bryan berhenti disebuah rumah makan. 

"Numpang mandi," jawab Bryan asal dan turun dari mobil. 

Aya mencebikkan bibirnya mendengar jawaban Bryan.  Ia ingin keluar namun Bryan sudah lebih dulu membukakan pintu dari depan. 

"Silahkan turun tuan putri."

Rasa kesal yang tadinya singgah dihatinya mendadak tergantikan dengan rasa tersanjung karena perlakuan manis Bryan.

"Kalau mau senyum, senyum aja jangan ditahan," goda Bryan seraya terkekeh. 

"Apaan sih mas!" elak Aya. 

"Yaudah ayok masuk makan," ajak Bryan.

"Katanya tadi mau numpang mandi!" sindir Aya seraya menggendong Elsa.

Bryan terkekeh mendengar sindiran Aya, "Lagian kamu Ay, udah tahu berhenti dirumah makan pakai tanya lagi, yah kalau berhenti dirumah makan mau makan."

"Kan aya basa basi doang tadi," cicit Aya. 

"Ngapain basa basi kalau langsung to the point lebih asik," celetuk Bryan lalu melangkah menduduki salah satu bangku yang ada disana.

Sedangkan Aya memilih mengikuti Bryan yang duduk dibangku itu. 

"Elsanya taruh aja disini, bentar lagi juga dia bangun.  Nih anak emang kebiasaan Ay kalau naik mobil selalu aja tidur. Makanya kudet gak tahu pemandangan." Bryan mengungkap tabiat sang keponakan, dan Aya hanya terkekeh saja mendengar cerita Bryan.  Ia tidak menyangka bocah semenggemaskan Elsa ternyata tukang tidur jika dimobil. 

"Kamu mau pesan apa?" tanya Bryan pada Aya. 

"Terserah," jawab Aya singkat.

"Disini gak menyediakan makanan terserah Ay."

"Ish, maksud aku terserah kamu apa aja."

"Kan aku nanya kamu bukan nanya aku, jadi ya pesananmu jawaban kamu lah,  pesananku jawabanku."

Aya merasa kesal dengan jawaban Bryan, laki laki didepannya ini terkesan tidak mau mengalah. Sedangkan Bryan mati matian menahan tawanya agar tidak pecah saat melihat wajah menggemaskannya saat marah. 

"Sefood pedas." Aya akhirnya mengalah dan menyebutkan pesanannya daripada harus adu keras kepala dengan Bryan. 

Bryan mengangguk, lalu ia memanggil salah satu pelayan disana. 

"Mau pesan apa nyonya, tuan?" tanya pelayan itu dengan senyum manis. 

"Sefood pedas satu, sama gurame bakar satu ya, minumnya jus jeruk satu, terus kamu mau pesan minum apa ay?" setelah mengatakan pesanannya pada pelayan, ia lupa kalau belum bertanya kepada Aya ingin memesan minum apa. 

"Samain aja mbak," jawab Aya. 

"Oh iya mbak, sama pesan nasi goreng sefood satu, minumnya susu coklat hangat." Bryan menyebutkan satu menu lagi pada sang pelayan.

Sang pelayan mengangguk, dan mengucapkan permisi saat ingin meninggalkan mereka. 

"Mas, yang terakhir buat siapa?" tanya Aya pada Bryan. 

Bukannya menjawab, Bryan hanya menunjukkan dagunya pada Elsa yang tengah mengucek ngucek matanya.

"Lah Elsa udah bangun?" tanya Aya pada keponakan calon suaminya itu. 

"Emang Elsa tadi tidur ya tante?" tanya Elsa polos. 

Mendengar pertanyaan Elsa, Aya membulatkan mata pasalnya bagaimana bisa Elsa lupa kalau tadi dia tidur atau enggak, sunguh sangat membagongkan. 

"Biasa Ay bocah gak waras ya gini," ejek Bryan yang sukses membuat Elsa mencubit lengannya. 

"Om jahat deh!, om bagi hp Elsa mau main game!"

Elsa mengatai Bryan, tapi dia juga membutuhkan Bryan untuk meminjamkan hpnya.

"Dasar bocah!" cibir Bryan seraya menyodorkan hpnya. 

*****
Mobil yang ditumpangi Aya dan Bryan serta Elsa, kini sudah berada di depan pelataran rumah Aya. 

"Sampai sini aja ya Ay, salam sama abi sama umi," ucap Bryan pada Aya. 

Aya hanya mengangguk mendengar ucapan Bryan, ia mengerti Bryan tidak mau masuk karena ia tidak mau dipandang yang tidak tidak karena telah berduaan bersama Aya oleh para penghuni pesantren.

"Aku masuk dulu ya," pamit Aya. 

"Hati hati Ay, jangan telat makan nanti ya, jangan lupa sholat juga!"

Sebelum turun Bryan memberikan titah itu seraya tersenyum manis sehingga membuat siapapun yang melihat pasti akan terpesona. 

"Iya, kamu jangan lupa ngabarin aku ya kalau udah sampai."

"Assalamualaikum."

Setelah mengucap salam, Aya mencium pipi Elsa yang tengah tertidur dan membaringkannya dikursi tempatnya duduk tadi. 

Ia melambaikan tangan pada Bryan, dan Bryanpun sebaliknya. 

Dalam hitungan detik setelah Aya turun, mobil Bryan meninggalkan pelataran pesantren. 

Aya pun mulai memasuki kawasan pesantren untuk mencapai rumahnya. 

Senyuman yang terbit dari bibir Aya tak pernah pudar sepanjang perjalanan sampai kerumahnya, hingga ia ditegur sang kakak ipar karna lupa mengucap salam. 

"Aya salam dulu!" tegur Indi yang duduk diteras sambil memberi makan sang buah hati. 

"Astagfirullah lupa mbak, assalamualaikum kakak ipar cantikku."

"Waalaikumsalam, lagian kamu mikirin apa sih Ay. Sampai ngelamun gitu?" tanya Indi. 

Aya tak menjawab pertanyaan Indi, ia malah duduk selonjoran didekat Indi dan kembali tersenyum sehingga membuat Indi bergidik ngeri melihatnya. 

"Gak waras," cibir Indi.

"Ish, kok gak waras sih mbak! Aku itu lagi senang tahu," sanggah Aya dengan cemberut.

"Ututu lagi senang ya, mbak kira kamu kesurupan Ay." Indi berceletuk sembari terkikik geli.

"Ah mbak!"

"Lagian kamu senang kenapa sampai senyam senyum kayak orang gak waras gitu?"

"Gini mbak, mbak bilang cinta itu datang karena terbiasa, dan sekarang aku kayaknya udah terbiasa sama Bryan, dan lagi... "

Aya sengaja menggantungkan kalimatnya dan membiarkan dahi Indi berkerut karena kebingungan. 

"Kayaknya aku mulai suka deh sama Bryan!"

*****
Masih Ingat Bryan dan Aya gak?

Gimana nih perasaannya setelah baca part ini?

Baper?

Senang?

Ketawa terus?

Sedih?

Atau ngebosenin?

Kuy!  Komen!  Vote juga yak!

Jangan lupa Follow!
IG : Faifaatjh_

See you next part:)

Lumajang, 1 Juni 2021

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang