#10 Kontrak pernikahan!

2.5K 232 2
                                    

Aya saat ini sedang menggerutu sendiri seraya memasukkan bajunya dan barang barangnya kekoper.

Jujur pagi ini Aya merasa kesal karena saat sarapan pagi tadi, Zefano mendadak meminta ijin pada sang abi dan semua keluarganya untuk membawa Aya pindah kerumahnya hari ini juga.

Rasanya Aya tidak ingin meninggalkan rumah masa kecilnya ini. Dimana ia merasakan kasih sayang dan menjadi tuan putri dalam keluarganya.

Saat ia pindah kerumah Zefano nanti, pasti ia akan sangat merindukan omelan uminya yang sangat memekakan telinganya, dan lagi ia pasti juga rindu pada nasehat nasehat dari sang kakak ipar dan sang kakak, dan lagi ia pasti akan merindukan si kecil Billa ponakannya.

Yang pasti yang paling ia rindukan adalah abinya. Sosok tegas yang sangat menyayangi dan memanjakannya.

Sebenarnya Aya enggan pindah sekarang juga, tapi mau gimana lagi Abinya sudah mengijinkan, dan uminya juga berkata bahwa Aya harus mengikuti kemanapun suaminya pergi. Karena ridhonya saat ini berada pada ridho suaminya.

Karena Aya terlalu khusuk mengomel sampai sampai ia tidak sadar bahwa Zefano sudah berada disampingnya.

"Gak capek apa ngomel mulu?" tanya Zefano sambil berdiri bersidekap disamping Aya.

Aya terkesiap mendengar teguran Zefano. Sungguh ia tidak menyadari jika Zefano berada disana.

"Sumpah ya, kamu beneran kayak dedemit tahu Fan!" hardik Aya.

Zefano terkekeh mendengar hardikan sang istri, tangan Zefano terulur memasukkan beberapa barang Aya kekoper yang satunya.

"Fan, gak bisa besok aja apa kita pindahnya?" tanya Aya.

"Gak bisa Ay, Aku cuman dapat izin 2 hari dari rumah sakit, ya mungkin karena izinnya dadakan." jelas Zefano.

"Terus kamu gak ikhlas gitu nikahin aku karena dadakan?"

Aya mendengus seraya tetap memasukkan barang barangnya.

"Nggak gitu Ay, dirumah sakit tuh susah dapat ijin, dan lagi ini waktunya mendadak."

Setelah itu keduanya diam, sama sama tidak berbicara. Entahlah apa yang sedang mereka pikirkan dalam benak mereka.

"Tapi aku masih mau disini Fan, aku belum mau pisah sama Umi, Mbak Indi, dan semuanya." cicit Aya.

"Kan kamu bisa kesini lain waktu Ay,? nanti aku sering sering anterin kamu kesini deh"

"Janji?"

Aya menyodorkan kelingkingnya kedepan wajah Zefano. Hal itu sukses membuat Zefano terkekeh, ia tidak menyangka istrinya masih seperti anak kecil. Namun meskipun begitu Zefano tetap saja menautkan jari kelingkingnya terhadap jari kelingking Aya.

*****
Jam dinding menunjukkan pukul 10.00, tepat jam, menit, dan detik itulah Aya dan Zefano pamit untuk berpindah kerumah milik Zefano.

"Umi nanti Aya pasti kangen omelan umi deh! Nanti kalau umi kangen ngomelin Aya call aja ya, jangan lampiasin ke Billa kasian nanti dia depresi." ucap Aya dengan lawakan diakhir kalimatnya.

"Jangan nakal nakal dirumah Zefano, yang nurut, jangan jajan mulu dan jangan males!" nasehat bunda.

Kini Aya beralih pada Indi, ia langsung saja memeluk erat sang kakak ipar. Sungguh Indi sangat banyak berjasa dalam kehidupannya.

"Thankyou Kakak ipar, makasih untuk semua nasehat, pengajaran, dan semua yang mbak lakukan untuk Aya."

"Sama sama Ay, semoga keluargamu menjadi keluarga yang sakinah mawadah waraah ya."

TAKDIRحيث تعيش القصص. اكتشف الآن