#32 Random

2.1K 223 15
                                    

Zefano kini tengah bersitegang dengan sang istri. Hal itu disebabkan karena Aya yang tak mau memakan makanan yang disediakan rumah sakit dengan alasan rasanya pasti akan hambar.

"Sayang, dikit aja ya. Kamu itu harus banyak makan sayuran gini, supaya darah kamu cepat naik dan stabil."

Zefano masih setia membujuk sang istri agar mau membuka mulutnya.

"Gak mau, itu pasti nanti rasanya hambar, " tolak Aya dengan merengek.

Zefano tersenyum ia lalu mengusap jemari sang istri dengan lembut. "Dikit aja masak gak mau, emang kamu mau lebih lama disini ya. Oh ya kalau pasien udah lama banget opname disini, itu dikasih obatnya besar, sebesar uang koin. "

Aya membulatkan mata mendengar penuturan sang suami. Sebenarnya perlu kalian tauu kalau Aya adalah salah satu manusia yang sangat susah untuk disuruh minum obat. Bahkan ia tidak bisa meminum obat secara langsung, harus dipuyer dan dilarutkan dengan air. Seperti halnya sirup.

"Sok tahu kamu mah! " ketus Aya seraya memukul tangan Zefano dengan sebelah tangannya yang terbebas dadi infus.

"Lah sayang, apa kamu lupa atau gimana sih. Kan aku kerja disini jadi udah hafal lah seluk beluk pengobatan disini. "

Aya terlihat semakin gelisah. Di satu sisi ia mempertahankan egonya untuk tidak memakan makanan hambar itu. Namun dilain sisi ia tidak mau meminum obat apalagi besarnya sebesar uang koin. Pil yang kecil aja susah masuk lantas bagaimana yang besar akan masuk?.

"Masih gak mau makan? " tanya Zefano seraya menaikkan satu alisnya. Dalam hatinya Zefano sudah sangat yakin jika setelah ini Aya akan menyerah, karena seorang Aya sangat anti dengan yang namanya obat.

Dengan amat terpaksa Aya membuka mulutnya, Zefano dengan raut girangnya mulai memasukkan suapan nasinya kedalam mulut mungil sang istri.

"Disini emang gak punya penyedap rasa ya by? " tanya Aya seraya menelan makanan yang menurut Aya tak ada rasanya itu dengan susah payah.

Zefano terkekeh, lalu mendorong kening sang istri dengan pelan. "Ngawur kamu sayang, bukannya gitu. Mengonsumsi penyedap rasa terlalu banyak itu tidak baik, trus bagi tubuh orang sakit juga tidak baik. "

"Tapi kamu dirumah kok makan makanan yang ku masak dengan penyedap rasa? " Tanya Aya.

Zefano menghela nafas. Ia tak heran dengan sikap sang istri yang seperti ini, karena Aya merupakan tipe orang yang tak mau kalah.

"Nanti kalau aku nerapin dirumah gak boleh pakai penyedap rasa emang kamu mau makan makanan hambar gini setiap hari? "

Aya mendesah, ia mengaku kalah sekarang dari suaminya. "Ya nggak lah by. "

Zefano meletakkan wadah makanan yang dimakan Aya. Tanpa terasa kini makan itu telah Aya habiskan. Tangan Zefano kini beralih meraih obat dan sendok yang ada diatas nakas.

Dengan telaten, Zefano menghaluskan obat itu lalu dilarutkan dengan air. Namun saat didekatkan ke sang istri, sang istri malah menggeleng dan menampilkan raut yang berkaca kaca.

"Gak mau! " Tolak Aya, dengan menutup hidungnya.

"Kamu gak bakal sembuh sayang kalau gak mau minum obat," bujuk Zefano.

"Yaudah dikamar mandi aja, biar kalau muntah nanti gak ngerepotin kamu. "

Aya hendak beranjak turun dari ranjang pasiennya, namun tangan Zefano lebih dulu mencegahnya.

"Gausah disini saja, gak papa nanti kalau kamu muntah aku yang bersihin. "

Aya memandang raut wajah sang suami. "Tapi by,... "

TAKDIRWhere stories live. Discover now